Sembilan Belas

243 20 3
                                    

Assalaamu'alaykum
Utamakan vote dulu sebelum membaca🤣
Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan yang utama!!

Selamat membaca🤩

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Akhirnya tiga hari telah tiba, Cahaya kini telah sampai di bandara Soekarno Hatta Indonesia. Menjalankan studi di negara orang bukan lah hal yang menakutkan, jika kita bisa maka itu akan menjadi kegembiraan.

"Abaaaang Umiiii Abiii!" jerit gadis berhijab lebar itu tersenyum gembira tengah melambaikan tangan kepada keluarganya dengan berlari-lari

"Cahayaaa! Masyaa Allah, Nak! Umi kangen banget sama kamu, masyaa Allah" sahut Umi yang langsung memeluk Cahaya dan mencium nya beberapa kali

"Masyaa Allah, Dek! Lumayan tinggi kamu semenjak ada di Mesir" ujar Hamza bergiliran memeluk adiknya itu

"Is abang!"

"Eh ternyata abi ada anak gadis ya?" sahut Mahda pura-pura rupa dengan menggaruk kepala bagian belakangnya

"Is Abi! Ada lah, gak mungkin Cahaya bukan anak Abi!" ujar Cahaya dengan memanyunkan bibirnya

"Hahaha Abi bercanda, sayang! Yaudah yok kita pulang, sini kopernya Abi bawakin"

Betapa bahagianya Cahaya memiliki keluarga seperti ini, selalu membagi kebahagiaan

Menempuh perjalanan satu jam dari bandara membuat mereka lelah, kini mereka telah sampai di rumah. Beristirahat dengan gaya mereka tersendiri

Cahaya beristirahat di atas sofa dengan terlentang, Abinya seperti tidak ada capek nya ia langsung ke belakang melihat ikan koki yang dipeliharanya itu, Umi langsung ke kamar. Dan Hamza? Entah, ada apa dengan diri abangnya itu, kini Hamza tengah tengkurap di lantai dengan napas yang ngos ngossan

"Awwwhhhh jariikuuu!!" ringis Hamza yang langsung menarik jari tangannya dari tinjakkan kaki Mahda

"Astaghfirullah anak siapa ini nyasar!" jerit Mahda kaget saat ia mengetahui ada orang di lantai

"Ini Hamza, Abii! Awwhh sakit banget jari Hamza, kaki Abi besar bangeett" ringis Hamza yang sudah dengan posisi duduk di lantai mengelus jari jemarinya yang kena injak

"Ya Allah...Abang!! Ngapain juga abang nengkurap di situ!!" kaget Cahaya dibalik sofa melihat abang nya kini meringis kesakitan

"Hahahaha rasain!! Hamza Hamza...Hahaha bukan salah Abi, byeee Abi mau ketemu Umii!!" tawa Mahda tanpa rasa bersalah

"Abiii!!"

"Hahaha....Umiiiii where are youu!!! Abi dataaanggg udah kangen Umiii"

"Mepet teruuusss!!" Cahaya tertawa mendengar perkataan abangnya ini

"Abang! Cahaya mau cerita" sahut Cahaya kepada Hamza

"Cerita apa? Huuh sakiit banget"

"Duduk sini!" ujar Cahaya menepuk tempat disampingnya. Mempersilahkan abangnya duduk

"Apa?" tanya Hamza setelah duduk di samping Cahaya

"Cahaya mau cerita tentang mimpi empat hari yang lalu di Mesir!" ujarnya sambil mengurut-urut jari jemari abangnya itu

"Mimpi apa?"

"Mimpi Arfan!" pernyataan itu membuat Hamza membeku tak berkutik, mata nya membulat menatap sang adik

"Abang kenapa?" tanya Cahaya saat mengetahui abangnya kini hanya diam tidak berkutik menatap dirinya

"Hah? Abang gak papa! Nanti lanjut cerita nya saat malam aja ya! Abang ada kerjaan" jawab Hamza dan langsung bangkit dari duduknya menuju kamarnya

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang