Dua Empat

224 15 0
                                    

Assalaamu'alaykum
Utamakan vote dulu sebelum membaca🤣
Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan yang utama!!

Selamat membaca🤩

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Menikmati semilir angin malam sangat lah menyejukkan, duduk di samping jendela kamar yang terbuka sudah menjadi kebiasaannya ditambah memetik senar gitar menambah suasana malam ini sangat tentram

Jreng jreng jreng

Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka, tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi, berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Diantara lelah nya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepada-Mu
Yang terindah dalam hidupku

Meski 'ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepada-Mu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah pada-Mu
Maafkan lah bila hati
Tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada ku harap hanya
Diri-Mu yang bertahta

Prok! Prok! Prok!

"Bagus banget suara kamu, Nak! Ternyata anak Papa satu ini pinter nyanyi juga ya?" sahut Majasi memasuki kamar putra nya itu

"Papa? Semenjak kapan ada disitu?" tanya Rafi terkejut karena sedari tadi dia bernyangi didengar kan oleh Papanya

"semenjak kamu nyanyi! Papa bangga sama kamu, suara nya merdu" ujar Majasi tersenyum menepuk-nepuk pundak Rafi

"Gak kok, Pa! Biasa aja" ujar Rafi tersenyum

"Oh ya, udah satu bulan kamu ngelamar Cahaya sama orang tua nya. Apa kamu gak menanyakan kabar Cahaya? Atau gak ke rumahnya melihat keadaan Cahaya?" tanya Majasi

"Rafi sekabaran kok, Pa! Sama bang Hamza. Terakhir Rafi chat bang Hamza satu minggu yang lalu, katanya Cahaya lebih membaik lagi dari sebelumnya"

"alhamdulillah, apa kamu gak kasih tau aja sama Cahaya?"

"nanti aja, Pa! Setelah beberapa minggu dia wisuda nanti Rafi ke rumah nya lagi"

"Asyaaiipp" ujar Majasi bersemangaat

"asyiap Pa! Bukan asyaaip"

"sama saja lah"

Rafi hanya menggelengkan kepala melihat Papanya itu

Handphone milik Rafi berdering menampilkan panggilan dari Jones.
Lah? Tumben banget tuh anak nelpon?

"Assalaamu'alaykum Jon, ada apa?"

"Ketemuan dimana?"

"Oh okee nanti gue kesana"

"Siipp wa'alaykumussalaam"

Telpon pun terputus, betapa terkejut nya Rafi saat melihat wajah Papanya yang menghadap ke arahnya dengan bengong

"Astaghfirullah ngapain Pa?" kejut Rafi memundurkan tubuhnya dari Majasi

"Hehe siapa nelpon?"

"Hmm...cuma mau nanya itu, sampai muka Papa kayak gitu? Kayak joker hahahaha" tawa Rafi meledak saat mengingat wajah Papanya tadi

"Enak ajaaa!!"

"Hahaha yang nelpon tadi Jones, ngajakin ketemuan! Boleh ya, Pa? Boleh oke! Assalaamu'alaykum Rafi berangkat! Titip mama ya" ujar Rafi tersenyum kepada Majasi dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Majasi yang masih duduk di dalam kamar anak nya itu

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang