Seven Boys

711 32 1
                                    

*Disini flashback era mereka remaja

Seorang remaja sedang berjalan santai menuju kelasnya, padahal bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu, tetapi ia tak memperdulikannya. Lelaki itu memasuki kelas, dan ternyata belum ada guru yang masuk, jadi ia aman dari hukuman kali in, lelaki itu langsung mendudukan dirinya di samping temannya.

“hey bung, kau selamat hari ini, belum ada guru yang masuk. Jadi kau tak akan di hukum,” sahut temannya sembari merangkul.

“ya, aku tahu. Meski guru tahu aku terlambat, tak masalah untuknya menghukumku,” sahutnya ringan.

“hey, Taehyung-ah, mau sampai kau begitu terus?” tegur seorang temannya lagi yang duduk di belakang lelaki bernama Taehyung itu,

Taehyung menoleh, “sampai aku bisa bangun pagi, Yoongi-ah. Benarkan Jiminie?” Taehyung membalas pada lelaki yang menegurnya – Yoongi, lalu menatap teman sebangkunya – Jimin. “terserah kau saja,” balas Yoongi, “kau seharusnya membuat alarm,” kata Jimin mengusulkan Taehyung agar ia tak terlambat lagi, sedangkan lelaki itu tak mendengarnya, memang Taehyung ini sangat nakal, ia selalu terlambat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas bahkan selalu mendapat nilai buruk.

Ia sering di olok-olok Yoongi karena menurut Yoongi, Taehyung merupakan murid bodoh, berbeda jauh dengannya, Min Yoongi merupakan murid terpandai nomor 2 – setelah Namjoon – ia seseorang yang jenius, satu sekolah mebenarkan hal itu.

Yoongi, Namjoon, Seokjin, Hoseok, Taehyung, Jimin dan Jungkook merupakan teman satu angkatan kecuali Seokjin, ia senior di sekolahnya, tetapi mereka tetap bermain juga berteman, awal mula pertemanan mereka saat memasuki awal penerimaan murid baru, kebetulan Seokjin adalah anggota osis disekolahnya, dan membuat ia bertemu dengan ke 6 remaja itu.

Seokjin orang yang sangat ramah maka dari itu ke enam remaja tadi mudah bergaul dengan Seokjin. Sejak saat itu mera sering bermain dan berkumpul bersama, biasanya mereka akan berkumpul di apartemen pribadi milik Seokjin. Hanya apartemen Seokjinlah yang menyediakan fasilitas yang mereka inginkan, seperti bioskop, kolam renang, ruang musik, ruang tari, pc gaming dan ruanggym.

Mereka sangat nyaman berada disana, bahkan tempat itu seperti tempat tinggal tersendiri bagi mereka bertujuh.

Saat istirahat tiba, mereka berhamburan ke kantin, lalu memakan makanan yang sudah mereka pesan, “besok hari minggu, kalian tak ada niat untuk pergi bermain?” tanya Hoseok kepada ke enam temannya,

“aku ingin main game saja di apartemen Jin hyung,” sahut Jungkook,

“Jomblo yaa,” ledek Jimin, yang di ledek memberikan tatpan sinis,

“memangnya kau tidak jomblo? Ha?” tantang Jungkook,

“haha Jimin kan trakhir putus dengan tali pusar ibunya,” jawab Namjoon dengan tawanya yang meledek, “dish.”

“aku juga ingin bermain musik di apartemen Jin hyung,” Yoongi menjawab pertanyaan Hoseok,

“kalau begitu, kita semua di apartemen saja,” usul Taehyung yang di setujui oleh mereka semua.

***

Saat tiba di apartemen, semua sibuk dengan urusan masing-masing, Taehyung dan Jungkook bermain game bersama, Jimin dan Hoseok sedang menari, Namjoon sedang berolahraga dan Yoongi serta Seokjin yang berada di ruang musik, Yoongi sedang bermain piano, Seokjin bermain gitar.

“Yoongi-yaa, kau punya mimpi menjadi pemusik?” tanya Seokjin

“aku tak punya mimpi hyung,” jawabnya

“mengapa?” tanya Seokjin lagi,

“aku akan mengurus perusahaan ayahku, lalu menikah.” Jawabnya,

“kau tak ada niatan menjadi pemusik?” kali ini Yoongi menoleh,

“tidak.” Kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Seokjin sendiri.

Usai makan malam, mereka berkumpul bersama di satu ruangan, mereka berbicara hal random, dari hobi, perlombaan, murid cantik dan masih banyak lagi, semua hal mereka bicarakan dengan seru, mereka layaknya keluarga.

“hyung, setelah lulus, kau akan kuliah dimana,?” tanya Jimin tiba-tiba, semua menoleh ke arah Seokjin kecuali Yoongi,

“Konkuk Univercity,” jawab Seokjin dengan mantab, mereka semua hanya ber’oh’ ria sambil mengangguk paham,

“kalian semua?” tanya Seokjin balik, mereka serempak menjawab universitas yang akan mereka tuju, dan semua berada di seoul kecuali Namjoon, ia akan melanjutkannya di Amerika.

“Namjoonie sangat hebat,” puji Taehyung, “kau kuliah,?” tanya Yoongi tiba-tiba, semua orang saling menatap bingung.

“kau, aku bertanya padamu, Kim Taehyung. Kau kuliah?” Yoongi mengulangi pertanyaannya, “tentu saja,” jawab Taehyung.

Yoongi melongo, “bahkan seorang alien akan berkuliah? Wow,” Yoongi berucap dengan datar, membuat Taehyung kesal, “bercanda,” kilahnya.

“Cringe banget anjir,” cibir Jimin, “aku mendengarmu, Park Jimin,” ucap Yoongi tanpa melihat ke arah Jimin, membuat Jimin memanyunkan bibirnya,

“hahaha.. bantet hyung kena tegur.” Jungkook mengolok Jimin sambil tertawa, sedangkan Jimin memukul kepala Jungkook.

Memang disana yang paling muda adalah Jungkook, karena Jungkook anak akselerasi, ia juga jenius sama halnya seperti Namjoon dan Yoongi.

Meski mereka berbeda daerah juga umur, tak ada penghalang bagi mereka untuk berteman, bukankah perbanyak teman dapat meningkatkan kualitas pada diri sendiri?

berbagi ilmu juga pengalaman dari diri masing-masing, meski sifat dan pemikiran mereka bertujuh sangatlah berbeda, namun mereka bisa menyesuaikannya, sampai detik ini mereka berteman baik.

Hal-hal kecil selalu datang pada mereka tapi tak menggoyahkan pondasi pertemanan yang sudah lama mereka bangun, jika terjadi masalah-masalah kecil dengan tenang mereka berdiskusi dan mencari jalan keluarnya bersama, apapun masalahnya dengan bersama dan berpegangan satu sama lain, mereka yakin akan melaluinya.

My Tsundere Husband Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang