Mereka akhirnya pergi berlibur di beberapa tempat yang bagus dengan memboyong orang-orang terdekat, termasuk tersangka yang membuat kekacauan, hari terakhir mereka menginap di villa milik Hoseok, dengan pemandangan bukit hijau yang menyegarkan mata juga banyaknya pepohonan membuat cuaca disana sangat sejuk, ini hari terakhir mereka berlibur, esok mereka akan pulang an kembali dengan segudang aktivitas yang menunggu.
Mereka menyempatkan makan malam bersama dengan riuh, sangat ramai memang, terlebih Seokjin yang terus melontarkan dad jokes yang bahkan hanya Yoongi, Taehyung dan Jiwoo yang mengerti, sisanya menatap dengan aneh ke arah Seokjin, namun itu tak di hiraukan oleh si pelontar dad jokes.
Selesai makan, mereka beraktivitas masing-masing, hingga Seokjin memanggil seluruh penghuni untuk berbicara dengan serius, ia merasa bahwa inilah waktu yang tepat. Ketika semua berkumpul dan bertanya mengapa mereka semua dikumpulkan dalam satu ruangan dengan bingung, kemudian Seokjin menatap pria di hadapannya dengan serius.
“Soobin-aa, apa kau pernah mengunjungi bar KingRed?” pemilik nama itu menatap Seokjin dengan mata membulat, “a-aku...” ia menggantungkan kalimat, melihat semua orang di hadapannya yang menatap Soobin dengan serius, ia menunduk.
“ya hyung,”
Seokjin mengangguk, “apa kau pernah mengunjungi bar itu pada tgl 20 september tahun ini? Pada malam hari, tepatnya pukul 7 malam?” Soobin terdiam, “mengapa kau diam?” tanya Seokjin dengan mendesak.Soobin menelan ludahnya sendiri, ia merasa bahwa kerongkongannya sedikit kering. “lalu, siapa ini?” tanya Seokin lagi yang menamperlihatkan sebuah foto seseorang sedang berada di bar yang dimaksud.
“siapa ini? Apa kau mengenalnya? Jujurlah,” ucap Seokjin sekali lagi, membuat seseorang disana menatap takut kearah Seokjin terlebih Yoongi, ia tak berani menatapnya.
“A- itu..”BUGH!
Seseorang terjatuh. Membuat semua orang terkejut, “hey Kim Taehyung, sudah ku katakan padamu, jangan memukulnya!” geram Seokjin yang melihat si pelaku, “maaf hyung, aku geram. Habisnya ia sangat bertele-tele sekali,” ujar Taehyung lalu melempar tongkat baseball yang ia gunakan untuk memukul.
“maafkan aku hyung, tolong jangan pukul aku juga,” ujar Soobin terduduk memohon. “bangunlah,” titah Yoongi, melihat itu Sera memeluk lengan suaminya, pria itu menatap istrinya dan meyakinkan bahwa ia tak akan membuat masalah.
Sera membantu Soobin untuk bangun berdiri, “Soobin-aah, tak apa. Jelaskan saja. Yoongi tak akan memukulmu, dan aku tak akan membiarkan Taehyung memukulmu juga,” Taehyung memutar bola matanya malas, ia sedikit tak suka dengan apa yang di ucapkan Sera.
Soobin menatap orang yang tergeletak di lantai dengan khawatir, “tenang saja. Ia masih hidup,” sahut Yoongi. “nanti kita akan bawa Yeonjun ke RS, tenang saja,” Sera menenangkan Soobin yang menatap Yeonjun dengan khawatir, ia merasa bahwa Taehyung memukul Yeonjun begitu keras hingga ia jatuh pinsan.
“katakan!” desak Yoongi pada Soobin, membuat pria itu sedikit takut.“Sebenarnya bukan Yeonjun hyung pelakunya hyung, kami maksudku. Aku dan Yeonjun hyung hanyalah suruhan, kami melakukan semuanya untuk bertahan hidup. Kami bersyukur ketika hyung menawarkan kami sebagai asisten, namun kami kehilangan rasa syukur ketika mengenalnya. Tolong jangan pecat aku dan Yeonjun,” Soobin berkata dengan nada memohon. Sera menenangkan Soobin disana.
“katakan, siapa pelakunya!” tegas Yoongi, Soobin memandang Yoongi dengan takut, kemudian ia menunjuk salah seorang dari mereka, membuat semua orang terkejut. “bukan dia, tapi tunangannya,” ujar Soobin memberi klarifikasi agar mereka tak salah paham.
Yang di tunjuk tentu saja terkejut, “Yak! Yieun-ah, aku yakin kau juga mengetahuinya kan? Apa jangan-jangan kau juga dalang di balik semua ini? Membantu tunanganmu untuk mendapatkan Yoongi? Hah?” teriak Jiwoo pada Yieun yang berada di hadapannya, melihat itu Hoseok memegang bahu Jiwoo dari belakang, takut-takut kakaknya kehilangan kendali dan menyerang Yieun.
“tidak eonni. Aku bahkan tidak tahu, aku memang menyukai Yoongi dulu sebelum aku bertemu dengan tunanganku,” Yieun membela dirinya yang kemudian di bantah Jiwoo, “alasan!”
“aku serius, eonni. Aku tak tahu jika-“
“sudahlah Jiwoo,” lerai Seokjin memotong ucapan Yieun.Jiwoo memandang marah ke arah Seokjin. “hey, apa maksudmu? Dia bersalah tentu saja!”
“memang, tapi kau tak boleh seperti itu padanya. Yieun-shi, bisakah kau membawa tunanganmu nanti? Bilang saja, aku ingin menyerahkan perusahaanku padanya,” pinta Yoongi
“ide bodoh macam apa itu, Yoongi-a?” tanya Seokjin syok, tentu ia tahu jatuh bangunnya perusahaan yang di rintis Yoongi.“hyung, perusahaanku diambang batas, jadi aku akan menyerahkan sepenuhnya pada orang itu. Aku tak masalah jika perusahaanku diambil orang yang penting jangan Seraku,” jawab Yoongi yang membuat semua orang memandang horror ke arah Yoongi, kecuali Sera, pipinya memerah mendengar pernyataan Yoongi.
“bucin,” desis Taehyung, “aku mendengarmu, Taehyung-ah,” sahut Yoongi, “terserahlah, aku ke kamar dulu,” Taehyung berjalan pergi meninggalkan orang-orang disana, sedangkan Seokjin dan Jiwoo menatap tak percaya ke arah Yoongi, mereka tak habis pikir dengan ucapan Yoongi, sedangkan Hoseok, Jimin dan Jungkook memandang bingung satu sama lain, tentu karena mereka tak tahu masalah awalnya seperti apa.
“bisa kan?” tanya Yoongi sekali lagi pada Yieun, yang di balas anggukan dari Yieun, “aku akan mengatakan padanya,” jawab Yieun, “terimakasih.” Yoongi menarik Sera untuk kembali ke kamarnya, Jiwoo menyusul pasutri itu, ia muak sebenarnya, tapi ia malas karena ucapan Yoongi tadi. Sedangkan yang lain membantu Soobin mengangkat Yeonjun menuju kamar.
***
Disisi lain, Seokjin, Jiwoo dan Taehyung menghampiri Yoongi di kamarnya – tentu dengan Sera di kamar Yoongi
Mereka menatap Yoongi dengan pandangan menuntut. Melihat itu, Yoongi memberi kode pada mereka untuk masuk dan mengunci pintu. Mereka mengikutinya lalu mendekat ke arah Yoongi.“dengar. Pertama, Kalian sungguh sangat tidak sopan,” bisiknya
“kedua, aku ingin bertemu dengan tunangan Yieun untuk menjebaknya,”
“dan terakhir, tentu saja aku tak sebodoh itu memberikan perusahaanku padanya,” ujar Yoongi masih berbisik dengan suara yang benar-benar sangat pelan, bahkan Seokjin, Jiwoo, Taehyung dan Sera rela mendekatkan telinga mereka masing-masing mendekat ke arah Yoongi.Mendengar itu, membuat semua orang disana mengacungkan jempol. “tapi kalian juga ikut, namun kalian harus bersembunyi, seolah-olah hanya aku yang datang, mengerti?” pinta Yoongi, mereka mengangguk setuju
“jadi sekarang, pergilah. Aku ingin bersama Sera,” Yoongi mendorong Seokjin, Taehyung dan Jiwoo untuk keluar dari kamarnya, mereka semua menurut lalu keluar, menyisakan Sera dan Yoongi disana.
“ku pikir kau benar-benar menyerahkannya,” bisik Sera, “tentu saja tidak,” sahut Yoongi menatap tepat ke dalam bola mata indah milik Sera. Untuk sesaat mereka saling menatap, hingga berpagut satu sama lain, tak tahu siapa yang memulai, namun mereka menikmati setiap lumatan yang mereka ciptakan, hingga Yoongi mengakhirinya.
“apa saatnya? Apa boleh?” tanya Yoongi hati-hati dengan suara seraknya, Sera mengangguk membuat Yoongi tersenyum dengan sangat manis. Yoongi mematikan lampu kamar menyisakan sinar bulan yang masuk melalui celah-celah jendela.
Malam yang panjang bagi Sera maupun Yoongi hari itu, mereka melakukannya dengan bahagia, tentu. Karena mereka saling mencintai.
Bergumul sampai butiran keringan keluar dari pori-pori kulit mereka hingga membuat pasangan itu tertidur dalam balutan cinta dan rasa bahagia yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Cr gambar: bighitlabels
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Husband Min Yoongi
General FictionKalian pernah membayangkan punya suami tsundere? Bagaimana perasaan kalian jika kalian punya suami yang punya sifat tsundere, dingin dan sangat cuek. Kwon Sera yang menikah dengan Min Yoongi pria yang memiliki kulit seputih salju, ketampanan yang lu...