I Can't Believe This

1K 85 4
                                    

(POV Jiwoo On)

"hoseok-ah aku akan pulang, jangan kunci rumah ya" ucapku pada adikku hoseok yang sedang ku telfon

"ya noona" jawab hoseok
"kau naik apa?" tanya hoseok lagi

"naik taksi" jawabku

"baru mau naik taksi?" tanya hoseok lagi 'cerewet sekali'

"sudah di dalam taksi" jawabku

"mengapa tak memintaku untuk menjemputmu?" tanya nya dengan nada kesal

"kau kan sedang sibuk bermain games, sedari tadi aku menelfon mu, tapi kau tak menjawabnya! jadi yasudah, aku naik taksi saja daripada aku menunggu mu mati kedinginan disini. Aku tahu kau pasti sedang bermain games sedaritadi kan? Makanya kau tak menjawab telfon dariku, sudahlah ku tutup telfonnya bye" ucapku memutuskan sambungan telfon dan memasukkan ponselku ke tas tangan yang ku bawa, aku sedang berada di dalam taksi saat ini.

Sebentar lagi akan sampai rumahku, aku baru saja hadir di acara reuni kampusku, tidak semua memang hanya teman-teman dekatku dulu ketika kuliah.

Aku sudah sampai rumahku, ku lihat hoseok berdiri di depan pintu rumah dengan melipat tangannya di dada, ia persis seperti ayahku dulu jika aku terlambat pulang

"kau sekarang jadi satpam rumah hm?" tanyaku ketika sampai di hadapannya

"aku mengkhawatirkanmu" ujarnya

"lalu mengapa tidak menjemputku? Minimal angkat telfon dariku hoseok-aaahh" ucapku kesal, yang di balas cengiran kuda yang khas, aku memutar bola mataku kesal

"minggir" kataku ia menggeser tubuhnya lalu aku masuk ke dalam kamar, membersihkan diriku lalu berganti pakaian.

Aku kemudian turun kebawah, untuk minum, entah aku merasa sangat haus, aku baru saja menginjakkan kaki di dapur seketika aku mendengar bel rumah berbunyi beberapa kali

"ya bentar" teriakku dari dalam 'aku sedang minum' batinku menjawab bel pintu, memang tak akan ada yang mendengar selain aku dan Tuhan, tapi bel itu terus menerus berbunyi

'siapa sih? Tidak sabaran' pikir ku kesal

Aku membuka pintu rumahku berniat ingin memarahinya, sepenting apa sih sampai beberapa kali menekan bel rumahku dan saat aku membuka pintu aku terkejut.

"ya tuhan, Sera? Kau kenapa?" tanyaku, ku lihat Sera berdiri di depan pintu rumahku, matanya bengakak dan ia menangis, aku mengajaknya masuk kerumah dan menuju kamarku tapi sebelumnya aku membayarkan taksi yang sera tumpangi karena ia tak membawa dompet serta ponselnya,

aku menyuruhnya membersihkan diri terlebih dahulu dan berganti pakaian, setelahnya ia masih terus menangis di kamarku, aku menenangkannya, mengelus rambutnya dengan sabar

'ada apa dengan anak ini? Tumben sekali' pikirku karena aku tak pernah melihat Sera menangis seperti ini, kecuali menonton serial drama

Setelah melihat Sera yang lumayan tenang, aku mulai bertanya padanya

"mengapa kau menangis? Bukankah kau harusnya makan malam bersama dengan suamimu, Taehyung, Yeonjun, Soobin dan Yieun kalau tak salah?" tanyaku, ku elus surai Sera yang lembut, kemudian ia berkata

"Yoongi berciuman dengan Yieun di depan mataku, eonni. Yoongi sangat jahat" ucapnya sesenggukan, tentu saja aku kaget, mana mungkin Yoongi begitu

"apa?" "kau yakin Yoongi melakukannya?" tanyaku pada Sera yang tengah berbaring di ranjang

"aku melihatnya sendiri, eonni" jawabnya, masih menangis.

"O? Sera? Kau bersama Yoongi kemari?" tiba-tiba saja Hoseok datang ke kamarku, ia membawa makanan rupanya.

My Tsundere Husband Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang