Seven Boys (Pt. 2)

576 35 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan untuk Seokjin, ia baru saja menamatkan senior highschool, dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi yang ia tujui.

Di sekolah, terlihat Seokjin sedang berfoto bersama teman satu angkatannya, kemduian datanglah 5 orang remaja lelaki menghampiri Sekjin sambil membawa buket bunga di tangan mereka.

“Hyung!” teriak salah seorag lelaki dengan gigi kelinci menghampiri Seokjin. Seokjin tersenyum ke arah mereka, “Hyung, selamat.” Ujar mereka sambil memberi buket bunga. “terimakasih, Jungkook-ah,” ujarnya.

Satu persatu dari mereka memberi selamat. “ayo kita berfoto,” ajak seorang lelaki berperawakan pendek dengan image cute sexy, “tunggu Hoseok dulu, Jiminie.” Jelas seorang remaja lelaki yang terlihat lebih tinggi dari mereka semua.

“Hoseok kemana?” tanya Seokjin, “ke noona nya sebentar,” jawab Jungkook, Seokjin mengangguk. Yah benar, noona Hoseok – Jiwoo – satu angkatan dengan Seokjin, tapi sepertinya Seokjin tidak menyadari hal itu, karena Seokjin adalah murid yang jarang berbaur dengan teman kelasnya, ia hanya bermain dengan ke enam adik kelas yang ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.

mereka berbincang sambil menunggu Hosek datang, tak lama ia pun datang sambil berlari.

“H-hyung, maaf aku terlambat,” ujar Hoseok dengan napas yang terengah-engah

“hey, santai saja. Mengapa kau berlari? Dan dimana noona mu?” tanya Seokjin

“ah, aku hanya tak ingin membuat kalian menunggu, dan noona ku sedang bersama orangtuaku disana,” tunjuk Hoseok ke arah keluarganya, Seokjin mengangguk, sedikit sedih karena kedua orangtuanya tak menghadiri kelulusan Seokjin namun itu semua terganti oleh ke enam adik-adiknya.

“baiklah, ayo berfoto.” Sahut Seokjin, dan mereka semua mengambil beberapa foto, kemudian mereka pergi untuk mengisi perut mereka di salah satu caffe dekat sekolah.

“makan sebanyak mungkin. Hari ini hyung yang bayar, boleh kah aku membungkusnya untuk di rumah, hyung?” sahut Jungkook – lelaki bergigi kelinci itu –

“kook gatau diri banget anjir,” Taehyung melongo, ketika melihat Jungkook memesan banyak makanan untuknya sendiri. “tak apa Taehyung-ah, kalau kau mau, ambillah,” ucap Seokjin.

Taehyung membulatkan matanya, dalam hati ia ingin, namun ia sangat gengsi. “Hyung, jangan gengsi. Gengsi ga bikin hyung kenyang,” Jungkook menjawab kegundahan Taehyung dengan entengnya,

Taehyung terdiam, ‘bener ugha. Bjirr terabas ajalah. Gas!’ Batin Taehyung, ia pun mengikuti Jungkook. Jimin yang melihat itu pun melakukan hal yang sama.

“Hyung, kau memungut gembel seperti mereka dimana? Seperti tak pernah makan seumur hidup,” sindir Yoongi,

“bajirut, lu juga mau kan, tapi gengsi” cibir Taehyung.

“Sorry bro,” ujar Yoongi mengeluarkan black card miliknya membuat Taehyung berkedip,

“wegewla orangkaya cuy,” girang Jimin dan Jungkook, sedangkah Yoongi hanya mengedikkan bahu dengan sombong *aslinya baik kok, ga sombong :v*

Mereka makan dengan khidmat kemudian pulang ke apartemen Seokjin. Memang apartemen Seokjin sudah menjadi rumah bagi mereka, setidaknya Seokjin tak merasa kesepian jika ia hanya tidur sendirian disana. Ia benci sendirian.

***

Hari berlalu dengan status berbeda, Seokjin sebagai mahasiswa dan mereka masih SMA, sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian, dan mereka sudah dari jauh hari belajar dengan gigih untuk bisa lulus dengan nilai yang terbaik.

My Tsundere Husband Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang