26. The Crown Royal Princess

182 37 8
                                    

SELAMAT MALAM~
Baru update nih xixixi mianhae😆

Cuss langsung baca aja

HAPPY READING!


Lizzie mengerjap pelan. Cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah gorden mengusik tidurnya. Ia berbalik, menikmati hangatnya selimut yang membungkus hampir seluruh tubuhnya entah sejak kapan.

Tunggu.

Ia terduduk. Memerhatikan posisinya yang berubah total. Lizzie ingat benar jika ia berbaring di ujung kasur tanpa ada niatan untuk tidur cepat tapi lama-kelamaan ia tertidur. Tapi sekarang posisinya berubah, ia berbaring di atas bantal dengan selimut lengkap dengan kelambu yang masih tertutup setengahnya.

Siapa yang sudah memindahkannya? Tidak mungkin pelayan karena tanpa izinnya tak ada satu pun yang boleh masuk.

Your highness, apa Anda sudah terjaga?”

Terdengar panggilan pelan dari depan pintu. Pikirannya terbagi. Lizzie berdehem sebentar lalu menjawab, “Ya, silakan masuk.”

Tak lama pintu ganda kamarnya dibuka lebar. Ada sekitar sepuluh pelayan berjejer rapi dengan masing-masing membawa sesuatu di atas tangan mereka dan seorang kepala pelayan yang masuk lebih dulu, memimpin jalan mereka. Kepala pelayan tersebut lantas menundukkan kepala. “Selamat pagi, your highness, apa tidur Anda nyenyak?”

“Ya.”

“Saya diperintahkan her majesty untuk memakaikan ini kepada Anda.” Kepala pelayan itu mengambil sebuah botol kaca yang tadinya diletakkan di atas bantal bulu angsa yang dibawa oleh salah satu pelayan. “Ini adalah ekstrak sari bunga yang hanya ditemukan di benua dengan iklim tropis."

“Pakaikan padaku.”

“Sesuai perintah Anda, your highness.” Sedetik berikutnya mereka bergerak cepat mengelilingi Lizzie dengan beberapa barang bawaan. Setiap pagi memang inilah tugas mereka. Membantu tuannya membersihkan diri sebelum mereka berendam dalam air wewangian dengan ratusan kelopak bunga. Cukup dengan menyeka bagian wajah, leher, lengan, dan kaki kemudian diberikan beberapa cecap wangi-wangian bunga ataupun buah untuk menjaga kecantikan dan kulit indah para wanita kerajaan. Tak hanya wanita, pria pun mendapatkan pelayanan yang sama.

“Lihatlah kulit berseri Anda. Saya yakin tanpa perawatan setiap pagi pun kulit Anda akan selalu terjaga,” kagum kepala pelayan yang langsung turun tangan melayani junjungannya.

“Semua ini berkat kalian.” Sanjung Lizzie dengan mata terpejam saat wajahnya disapu lembut dengan air mawar. “Kalianlah yang membantuku dari kecil hingga sekarang.”

“Anda membuat kami merasa tersanjung.” Kepala pelayan terkekeh. Dengan telaten ia mencecapkan kain bersih lalu memakaikan ekstrak bunga yang tadi dibawanya. “Justru kamilah yang bersyukur memiliki tuan seperti Anda. Bukankah mayoritas dari kami merupakan orang-orang yang tidak memiliki apa pun dan siapa pun lagi di dunia ini?”

“Kalian berharga. Kalian berhak bahagia walau dengan cara yang berbeda.” Lizzie menghembuskan napas. “Aku bukan dewa yang bisa menghidupkan kembali keluarga kalian yang telah tewas saat perang beberapa waktu lalu. Maaf, hanya inilah satu-satunya caraku untuk menebusnya.”

Mendengar alasan Lizzie memperkerjakan mereka, banyak pelayan yang terbawa emosional. Memilih diam karena tak bisa mengatakan kalimat yang menggambarkan bagaimana perasaan mereka saat ini.
“Astaga, saya membawa banyak pelayan cengeng ke hadapan Anda.” Suaranya bergetar. Mengelap ujung matanya yang hampir ditetesi air, ia berdehem. “Kalau begitu biarkan kami merawat Anda untuk penobatan sebagai putri mahkota malam ini. Kami ingin menyaksikan Anda bahagia juga, kebahagiaan Anda sangat berharga bagi kami.”

ÁGUILA REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang