34. Problem About Berry

110 30 6
                                    

LIZZIE UPDATEEEE

Di antara kalian ada yang baca ceritaku di platform sebelah gak? Entah kenapa vibesku perasaan beda banget sama yang disini, huhu.

Kak, apa Águila Real bakal diangkut ke sana juga?

Jawabannya, iya. Tapi masih gatau nih siapa yang bakal minang Águila Real. Entah aplikasi biru atau kuning? Heheh, tapi tenang aja, Águila Real bakal kutamatin di Wattpad sama kayak cerita yang kemarin perbedaannya yang di aplikasi baru Águila bakal di revisi lagi sampai licin kayak mukanya cewek glowing, hiksrot😭👍🏻

Ada pertanyaan? Silahkan komen😆

HAPPY READING!

Kapal yang mereka tumpangi mendarat di pagi harinya dengan selamat di bagian barat pantai Magnolia. Pasir putih terhampar luas sepanjang mata memandang, belum lagi laut yang tidak ingin kehilangan eksistensinya dengan menunjukkan kebolehan yang tak kalah cantik, memamerkan warna biru cerah yang turut menenangkan.

Lizzie tersenyum lebar. Sudah lama sejak terakhir kali ia bisa keluar dari istana dengan bebas. Bersama Edward. Seolah terhipnotis, gadis itu dengan ringannya melangkahkan kaki keluar dari kapal lebih dulu tanpa memberi tahu Edward yang masih berada di dalam.

Bruk!

"Aduh," ringis keduanya yang sama-sama terduduk di atas pasir saat dengan tak sengaja Lizzie menabrak gadis bersurai merah dengan dua keranjang buah di tangannya —yang kini sudah berceceran dimana-mana— berjalan ke arah yang berlawanan.

"Kemanakah perginya matamu," ucap gadis bersurai merah itu sarkas.

Awalnya Lizzie ingin meminta maaf, namun urung karena sambutan wanita itu yang kurang baik. "Permisi, kau yang menghalangi jalanku!"

"Jalanan masih cukup luas, jika kau bisa melihat!"

"Jadi kau mengataiku tidak memiliki mata?!"

Edward buru-buru keluar dari awak kapal dengan tatapan khawatir. Namun semua kegelisahannya sirna saat melihat wanitanya terlihat tak jauh dari tempat dirinya berdiri sekarang. Tapi ... keadaan Lizzie sepertinya tidak lebih baik darinya.

"Zie..."

"Apa?"

Edward mengerjap, "Apa yang  terjadi?"

"Wanita ini mengataiku yang tidak-tidak!" jawab Lizzie kesal.

"Permisi nona sombong, Anda yang lebih dulu membuat masalah denganku!"

Tunggu....

Edward menatap wanita itu sebentar. Menghela nafas lelah juga kalut karena Lizzie sudah berulah padahal mereka baru saja tiba di Magnolia. "Apa ada yang dirugikan dari kejadian ini?"

"Tidak ada."

"Ada!"

Keduanya bertatapan sengit.

Edward memaksakan senyum, "Kami akan bertanggung jawab atas kerugian Anda, nona."

"Baguslah. Setidaknya saudara laki-lakinya lebih baik daripada adiknya yang tidak tahu diri ini," balas gadis bersurai merah itu lagi. Ia menyangka jika Lizzie dan Edward adalah dua kakak beradik, padahal ciri-ciri fisik mereka jelas berbeda jauh.

"Kau...."

Edward berusaha menahan Lizzie. Ia menggeleng pelan. Meski mendengus gusar, Lizzie masih mau mengikuti perintah suaminya itu.

"Apa yang harus kami bayar?"

"Aku tak membutuhkan uang. Lihat!" Gadis itu menunjuk ke arah buah-buah beri yang berserakan dimana-mana beserta keranjangnya. "Kalian harus memetik kembali buah beri untuk mengganti milikku yang terjatuh ini. Kalian bisa mendapatkannya di dalam hutan sebelah timur sana." Gadis itu menunjuk ke arah yang tadi ia tinggalkan.

ÁGUILA REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang