11. Will You Marry Me?

260 43 3
                                    

LIZZIE APDET MALAM-MALAM NIH!
Lagu Still With You nya Jungkook kayaknya cocok buat scene akhir chapter ini, biar makin menghayati😂
Jangan lupa tinggalkan jejaknya, okee?🌟

Playlist: Still With You - Jungkook BTS

•••

Hans lagi-lagi menghela nafas berat. Sudah lama sekali. Sebotol arak saja  tak mampu menyembuhkan kekalutannya karena kejadian tak terduga sejak beberapa bulan lalu. Ia tak lagi memakai baju lusuh yang dulu sangat ia banggakan, sekarang ia memakai pakaian mewah khas bangsawan yang dulu tak pernah sekalipun terlintas di benaknya. Bisasa dikatakan ini adalah peninggalan terakhir dari Lizzie sebelum pergi untuk selama-lamanya. Emas dari Broxton itu lenyap begitu saja bahkan jasadnya belum ditemukan. Selain itu putri tunggal Raja Davidson itu juga memberikannya kesempatan untuk menjabat sebagai bawahan langsung Jenderal gerbang Utara yang terkenal, Jenderal Cristian yang memiliki julukan Dewa Pedang karena kehebatannya.

"Terlalu banyak minum bisa menurunkan kualitas mu."

Hans menoleh. Baru saja dibicarakan sosok itu sekarang berdiri dihadapannya dengan zirah hitam andalan yang dipakainya setiap saat. Siapa yang tidak mengenal Jenderal Cristian? Bahkan kedua pangeran berlatih pedang langsung dengannya.

Tapi berbeda dengan Lizette yang dilarang menyentuh pedang. Sang putri tunggal raja itu sering mengunjungi Jenderal Cristian untuk bermain bersama dan justru lebih akrab dengan Jenderal Cristian dibandingkan ayahandanya sendiri. Lizzie tak masalah saat raja pergi ke medan perang, namun ia akan menangis pilu saat Jenderal Cristian pergi ke kerajaan tetangga untuk menghadiri pesta.

"Saya hanya bimbang," ucap Hans setelah keheningan cukup lama mengambil alih. Jenderal mendudukkan dirinya di samping Hans, ikut memerhatikan matahari turun pelan-pelan ke peraduannya.

"Kau sudah mendapatkan takdir yang mulia. Apalagi yang kau khawatirkan?"

Hans tersenyum tipis. "Saya mendapatkan segalanya berkat Tuan Putri." Hans menuangkan arak ke dalam gelas kosong dan menawarkannya kepada Jenderal. "Saya merasa tidak pantas berada di sini."

Jenderal Cristian meminum araknya dalam sekali teguk. "Putri memang bermurah hati padamu, tapi kau juga berusaha keras untuk tetap bertahan disini hingga sekarang. Itu membuktikan bahwa kau layak."

"Bukan seperti itu," sela Hans. "Saya merasa menjadi pembawa sial bagi Tuan Putri. Apakah Tuan Putri bahagia di surga sana atau malah sebaliknya? Sedangkan saya menikmati segala kemewahan yang sudah sukarela ia berikan pada hidup saya."

Jenderal Cristian tersenyum. Ia menepuk pundak bawahannya dengan akrab. "Aku mengerti perasaanmu, nak."

"Inilah dunia yang layaknya bola besi, selalu berputar dan tak pernah berhenti walau kau memintanya. Tugas kita hanyalah bertahan hidup, bukan menentukan pilihan kedepannya. Jika Tuan Putri sudah tiada, aku yakin dia sudah tenang di alam sana, tapi ...."

Jenderal Cristian menatap wajah anak didiknya sama seperti tatapan Ayah pada putranya. "Jika Tuan Putri masih hidup, ia masih berada di luar sana. Berusaha mencari dunianya yang hilang."

Hans tersentak. "Anda yakin Tuan Putri masih hidup?"

Jenderal kembali menatap matahari yang sisa setengah lingkaran di langit, ia mengedik. "Firasatku mengatakan seperti itu. Dia bukanlah gadis lemah yang akan mati begitu saja. Sewaktu kecil dia bahkan terkena panah di kakinya, dan sekarang lihat? Dia bahkan tidak bisa duduk diam didalam kamarnya," gerutu Jenderal dengan kekehan kering.

Jenderal kembali mengenang masa lalu saat putri raja yang manja itu selalu bergelayut padanya saat pelatihan menuju medan perang. Lizette bahkan membenci pelayannya sendiri. Tidak ada pilihan lain, Jenderal Cristian terpaksa membawanya menuju barak militer karena raja memintanya untuk bergegas. Sesampainya di sana, Jenderal sayap kiri Wilton sedang melatih prajurit pemanah yang sialnya panah tersebut mengenai kaki Lizette hingga mengeluarkan banyak darah.

ÁGUILA REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang