34

28.2K 2.8K 247
                                    

Taehyung POV

Sama seperti hari-hari sebelumnya, aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kantor. Sebenarnya untuk hari ini aku tak memiliki banyak pekerjaan, hanya memeriksa dan menandatangani beberapa berkas. Namun tetap saja, semuanya harus segera ku selesaikan.

Disela waktu kesibukanku ini, tiba-tiba saja aku mendapatkan panggilan telepon dari Jennie. Aku cukup penasaran dibuatnya. Pasalnya adikku ini jarang sekali menghubungiku jika bukan termasuk hal yang penting.

"Nee"sapaku setelah panggilan telepon ku terima.

"Oppa apa kau sibuk siang ini?" tanyanya.

Aku melirik sejenak pada beberapa map yang bertumpuk di mejaku, kurasa tidak terlalu banyak.

"Tidak terlalu. Ada apa?"tanyaku penasaran.

"Aku memiliki pekerjaan setelah jam makan siang. Apa oppa bisa menemaniku?" ujarnya.

Mendengar ucapan Jennie membuat dahiku berkerut bingung. Sejak ia menikah, Jennie hampir tidak pernah lagi memintaku untuk menemaninya bekerja. Karena Lisa akan selalu siap sedia menemaninya kapanpun itu.

"Wae? Lisa tak bisa menemanimu?" tanyaku.

"Hmm. Lisa juga memiliki pekerjaan, oppa"jawabnya terdengar ragu.

Sejujurnya aku tak bisa mempercayai ucapan Jennie ini. Karena aku cukup mengenal Lisa, ia bahkan rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk Jennie. Apalagi hingga detik ini, Jennie masih mengalami cedera pada kakinya.

"Baiklah, oppa akan menemanimu" ujarku.

Ku tepis terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang mulai melintas dikepalaku. Saat bertemu dengan Jennie nanti, mungkin aku bisa menanyakannya secara langsung.

"Terimakasih oppa. Aku akan segera mengirimkan alamatnya padamu. Sampai bertemu disana, oppa"ujarnya lalu mematikan panggilan telepon kami.

Aku kembali menyelesaikan pekerjaanku yang sempat tertunda. Masih ada waktu 1 jam sebelum makan siang tiba. Setidaknya dengan waktu sesingkat itu aku bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan lainnya agar tak menumpuk di esok hari.

Tepat pukul 12 siang, aku menyimpan kembali lembaran-lembaran kertas yang berserakan dimeja. Sudah saatnya aku pergi untuk menemani adikku bekerja. Sebelum itu, aku menyempatkan diri untuk makan siang terlebih dahulu kemudian barulah menemui Jennie di tempat yang telah ia berikan.

Beberapa saat kemudian, aku telah tiba di kawasan Gangnam mengikuti alamat yang tertera di layar ponselku, pesan yang dikirimkan oleh Jennie. Dari kejauhan kulihat sebuah pop up store yang menggemaskan. Sebuah display berukuran masif menyerupai rumah boneka barbie tampak menarik perhatian di tengah kawasan elit kota Seoul.

Aku memarkirkan mobilku, lalu turun dari sana. Beberapa orang telah memadati store tersebut membuatku sedikit kesulitan untuk menemukan keberadaan Jennie.

Ku perluas jarak pandangku, memperhatikan setiap sudut store. Tempat ini seakan merepresentasikan impian masa kanak-kanak seorang Jennie yang dipenuhi oleh boneka beruang. Bahkan Jennie kecil pernah mengatakan padaku jika ia ingin sekali tinggal di dalam rumah boneka. Jennie dan mimpinya. Aku terkekeh pelan mengingat masa kecil kami, serta tingkah adikku yang sangat menggemaskan.

Aku masih mencari keberadaan Jennie diantara puluhan manusia yang memadati store ini. Sampai akhirnya aku mendapati kehadiran seorang gadis yang tak asing di penglihatanku.

Entangled with The SupermodelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang