13

25.1K 2.6K 133
                                    

Entah angin apa yang membawa Sukkyu datang ke restoran Lisa. Lelaki paruh baya tersebut sedang berkunjung keruangan anaknya, duduk manis menyilangkan kakinya di sofa tamu. Hal ini tentu saja membuat Lisa heran karena tak biasanya daddynya itu datang berkunjung.

"Daddy untuk apa ke restoran? Ada sesuatu yang penting?"tanyanya.

"Hmm, Lalisa besok kau harus berangkat ke Jepang. Kau pasti sudah tau apa yang terjadi dengan restoran kita disana"titah Sukkyu.

Lisa yang sebelumnya duduk tegap menghadap daddynya, kini mulai menyandarkan punggungnya. "No dad. Thanks"tolak Lisa mentah-mentah.

"Why?"tanya Sukkyu bingung.

Biasanya Lisa adalah orang yang paling senang jika harus berpergian jauh. Bahkan tanpa Sukkyu minta pun ia akan lebih dulu menawarkan dirinya untuk pergi ketimbang daddy atau mommynya. Bekerja sekaligus berlibur, siapa yang tak mau.

"Aku tak ingin jauh dari Jennie" jawabnya acuh.

Reaksi Sukkyu? Tentu ia tertawa terbahak ketika mendengar jawaban anaknya. Ia tak menyangka Lisa bisa sampai bersikap seperti itu pada Jennie. Sementara Lisa hanya mendengus melihat tawa daddynya.

"Jika daddy datang hanya untuk menertawakan ku, apa tak sebaiknya daddy pulang saja? Karena aku sudah akan pergi"usir Lisa terang-terangan.

"Kau kasar sekali, nak"ujar daddy Lisa pura-pura terluka.

"Kau akan pergi kemana, Lalisa? Selesaikan pekerjaanmu terlebih dulu" perintah Sukkyu.

"Aku sudah menyelesaikan semuanya, Daddy bisa memeriksanya jika tak percaya padaku. Aku ingin bertemu dengan tunanganku"ujar Lisa menjelaskan.

"Apa sekarang Jennie lebih penting daripada daddymu ini?"tanyanya dengan wajah yang di buat kecewa.

"Mungkin"jawab Lisa acuh.

"Jahat sekali"balas Sukkyu.

Lisa tak mempedulikan daddynya, ia sudah tau bagaimana daddynya ini. Kepura-puraan itu tak akan meluluhkan hatinya. Lisa mengeluarkan ponselnya dari dalam blazer yang ia kenakan, lalu menghubungi seseorang, siapa lagi jika bukan tunangannya.

"Sayang sedang apa?"tanya Lisa saat panggilan di terima.

"Kerja"jawab seseorang di seberang sana.

"Bekerja? Apa kau sudah baikan?"tanya Lisa tersirat kekhawatiran dari nada bicaranya.

"Bukankah kau yang mengatakan bahwa aku sudah sehat saat mengusirmu?"sindir Jennie yang mengundang kekehan Lisa.

"Ya aku percaya kau sudah baikan, mengingat nada bicaramu yang ketus ini. Lalu dimana Jennieku yang suka sekali bermanja?" ledek Lisa.

Terdengar dengusan dari seberang sana yang membuat Lisa semakin terkekeh. Jennie bahkan sama sekali tak berniat membalas ledekan Lisa.

"Kau bekerja di kantor appa atau pemotretan?"tanyanya kembali setelah berhasil meredakan tawanya.

"Pemotretan"jawab Jennie.

"Baiklah, kirimkan alamatnya padaku" pinta Lisa.

"Kau ingin apa?"tanya Jennie curiga. Bukankah pernah ia katakan, jika Lalisa menanyakan keberadaannya. Maka itu artinya hari-hari Jennie akan di ganggu oleh gadis jangkung tersebut.

Entangled with The SupermodelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang