56

14K 1.9K 214
                                    

Usaha kuat yang Lisa lakukan demi menutupi masalahnya dengan Jennie nampaknya tak membuahkan hasil yang baik. Karena dengan mudah mommy dan daddy-nya dapat menebak hanya dengan melihat wajahnya yang kusut selama makan malam berlangsung.

"Jennie?" tebak mommy sembari menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

Lisa yang sejak tadi kehilangan fokus mulai kembali, menatap Sungryung bertanya walau ia tau maksud ibunya.

"Masalah dengan Jennie?" ulangnya lagi.

"Sedikit, mom" jawabnya malas.

"Hubungan jarak jauh terlebih sudah menikah memang cukup sulit, Lisa. Terlebih, kepergian Jennie cukup lama" ujar Sungryung lagi.

Lisa diam, tak ingin mengumbar masalahnya terlalu dalam. Rasanya, ia masih mampu menyelesaikan masalah komunikasi ini bersama istrinya.

"Hanya masalah komunikasi, mommy. Aku akan segera membicarakannya pada Jennie" ujarnya kemudian.

Ya, setidaknya hanya itu yang mampu ia bagi bersama kedua orang tuanya. Sungryung mengangguk mengerti dan melanjutkan makan malamnya.

"Pergilah, kalian cukup lama tidak bertemu. Itulah yang membuat masalah tidak terselesaikan, kalian selalu menunda dan mencari alasan" ujar Sukkyu setelah menyimak inti permasalahan yang terjadi pada putrinya.

Lisa menghela napas. "Pekerjaanku cukup banyak, Daddy. Sepertinya belum bisa untuk ku tinggalkan" ujar Lisa kecewa.

"Pergi saja, Daddy yang akan mengurus restaurant" balas Sukkyu.

Lisa menghela napas, cukup lega mendengarnya. Iya memang harus pergi dan menemui istrinya, masalah ini harus segera diselesaikan sebelum bertambah parah.

Manik mata Lisa menatap pada cahaya terang ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja makan. Sebuah pesan masuk, Lisa segera mengambil ponselnya untuk memastikan siapa pengirim pesan tersebut.

My Sexy Wife 🌼
Sayang, kau sibuk?
Aku ingin mendengar suaramu.

Senyuman kecil yang terbit di bibir Lisa jelas menunjukkan jika ia cukup senang setelah membaca pesan dari istrinya. Ia memilih mengakhiri makan malamnya dan berpamitan pada kedua orang tuanya agar bisa melakukan panggilan telepon dengan sang istri.

Buru-buru ia masuk ke kamar, duduk di sofa dengan nyaman. Kemudian mengangkat panggilan tersebut, ia meletakkan ponsel di telinganya dengan wajah yang begitu sumringah. Apalagi setelah suara Jennie terdengar menyapa dirinya.

"Halo sayang" sapa Jennie, suaranya terdengar serak.

"Kau sakit?" tanyanya khawatir setelah mendapat sapaan dari Jennie.

Jennie terkekeh gemas dari ujung sana.

"Tidak. Suaraku sedikit berubah karena aku baru bangun tidur" beritahunya.

Lisa mengubah panggilan tersebut, mengalihkan pada panggilan video demi melihat bareface sang istri yang sangat ia rindukan.

"Cantik" pujinya setelah wajah Jennie terlihat di layar ponsel miliknya.

Jennie tak dapat menahan senyumnya mendengar pujian tersebut. Jujur saja, Jennie pun merindukan saat-saat seperti ini. Hampir setahun hal-hal manis yang biasa keduanya lakukan terlewatkan begitu saja.

"Kau dirumah daddy?" tanya Jennie begitu mengenali keberadaan Lisa.

Lisa mengangguk singkat lalu menyandarkan punggungnya di sofa.

"Aku pulang ke rumah Daddy. Mommy memintaku makan malam bersama" jawab Lisa.

Tiba-tiba saja ekspresi wajah Jennie berubah, terlihat muram dan sedih dengan bibirnya yang cemberut hingga Lisa tertawa kecil melihatnya.

Entangled with The SupermodelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang