4

25K 2.6K 179
                                    

Sejak Lisa menginjakkan kaki di ruangannya, bukan pekerjaan yang membuatnya sibuk. Namun perang batin yang sedari tadi terus beradu didalam hatinya. Lisa bimbang, haruskah ia menghubungi Jennie? Haruskah ia memulai pendekatan?Lisa terus memandangi kartu nama yang di berikan oleh Sungryung padanya pagi tadi.

Banyak hal yang telah ia lakukan demi menemukan jawaban, di mulai dari menghitung dengan kesepuluh jarinya bahkan dengan kancing kemeja yang ia gunakan saat ini. Dan hasil yang ia dapat tetap sama, Lisa harus menghubungi Jennie.

Setelah melewati keraguan yang cukup panjang, Lisa mencoba memberanikan diri untuk mengirimkan pesan singkat kepada Jennie sekedar untuk mengajaknya makan siang bersama sebagai permulaan.

Lisa

J, ini aku Lisa. Apa kau sedang sibuk? Bisakah kita bertemu untuk makan siang bersama?

Cukup lama Lisa menunggu balasan dari Jennie. Ia terus memandangi ponselnya, namun tak juga mendapatkan balasan. Bosan menunggu, Lisa melempar pelan ponselnya ke meja kerjanya. Mengetukkan jarinya beberapa kali di layar ponsel. Hingga notifikasi pesan masuk ke ponselnya dengan segera ia melihatnya.

Senyuman lebar terbit di bibir tebalnya kala mendapati nama Jennie terpampang disana. Dengan semangat ia membuka pesan tersebut, besar harapannya Jennie akan menerima ajakannya.

Jennie

Baiklah, di restoranmu saja.

Lisa mengepalkan satu tangannya seraya menyerukan kata 'yes'. Sebuah langkah awal yang baik. Mungkin Sungryung benar, Lisa harus mencoba mengambil hati Jennie dengan perlahan. Ya bagaimanapun juga Jennie-lah yang akan menjadi istrinya nanti.

Setelah membalas pesan Jennie, Lisa kembali melanjutkan pekerjaannya sambil menunggu waktu makan siang tiba. Tapi kali ini, ia jauh lebih bersemangat. Dan ulasan senyum tak pudar di bibirnya.

***

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang yang artinya waktu Lisa semakin dekat untuk bertemu si gadis dingin yang berstatus sebagai tunangannya itu. Segera ia bereskan meja kerjanya lalu keluar dari ruangannya untuk mencari seseorang.

Begitu mendapati keberadaan orang tersebut, ia segera memanggilnya untuk mendekat. "Nee nona Lisa. Anda membutuhkan sesuatu?"tanya seorang gadis cantik dihadapannya.

"Siapkan satu meja VIP untukku. Dan minta executive chef untuk menghidangkan menu terbaik yang kita miliki"ujarnya pada gadis tersebut, seseorang yang menjabat sebagai restaurant manager.

"Hanya itu saja nona?"tanyanya kembali demi memastikan pesanan atasannya ini sudah benar.

"Hanya itu"jawab Lisa mantap.

"Baik nona, akan segera kami dilaksanakan" jawabnya.

Lisa terus memperhatikan kepergian gadis itu, bagaimana gadis itu mulai mengarahkan pegawainya untuk menyiapkan segala perintah Lisa. Bahkan Lisa turut mengawasi pekerjaan mereka. Semuanya harus terlihat sempurna untuk menyambut Jennie.

Setelah semua persiapan selesai, Lisa mulai menempati tempatnya. Duduk dengan bersilang kaki sembari mengamati ponselnya diatas meja. Sudah 15 menit Lisa menunggu kedatangan Jennie, namun Jennie belum juga kelihatan batang hidungnya. Atau jangan-jangan dia hanya mempermainkanku.

Entangled with The SupermodelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang