Part 10

802 96 11
                                    


Beomgyu terbangun dari tidur nyenyaknya dan meraih ponselnya diatas nakas untuk mengecek notifikasi sekaligus melihat jam, ia bangun pukul 8 pagi. Matanya yang masih sipit menandakan bahwa seluruh nyawanya belum terkumpul dan semakin menyipit saat cahaya ponselnya terlalu terang.

"Aishh rasanya seperti buta mendadak" gerutunya yang masih duduk diatas kasur dengan selimut bulu tebal  yang menjaganya agar tetap hangat.

Matanya membesar saat melihat 21 miscall dan 78 spam chat, semua itu berasal dari orang yang sama yaitu alex kekasihnya. Beomgyu baru ingat bahwa sejak kemarin ia tak memegang ponselnya sama sekali. Kemarin adalah hari yang panjang bagi beomgyu dan ia sendiri pun heran karena sebelumnya ia adalah orang yang tidak bisa hidup seharipun tanpa ponsel dalam genggamannya. Tapi lihatlah sekarang, ia baru menyadari bahwa ternyata ia bisa tetap hidup meski tanpa ponsel disekitarnya.

Beomgyu memutuskan untuk menaruh kembali ponselnya keatas nakas tanpa berniat membuka chat tersebut maupun menelpon kembali kekasihnya. Beomgyu mengucek ngucek kedua matanya dengan cara yang lucu dan meregangkan tubuhnya. Wajahnya menunjukkan kepuasan atas gerakan kecil yang dilakukannya.

Beomgyu menoleh kesamping dan menemukan taehyun masih tertidur disana, terbungkus dengan nyaman oleh selimut dan hanya menyisakan kepalanya diluar. Beomgyu berniat membangunkan taehyun dengan mengguncang pelan bahu laki-laki itu.

Tak ada pergerakan sama sekali.

Beomgyu kembali mengguncang bahu taehyun namun kali ini sedikit lebih kencang.

Masih tidak ada pergerakan namun ada sedikit lenguhan kecil samar-samar.

"Astaga dia tertidur seperti orang mati. Apakah dia selelah itu?" sungutnya. Beomgyu akhirnya beranjak dari kasur dan memilih untuk mandi.

Setelah sekitar 30 menitan berlalu, beomgyu keluar dari kamar mandi dengan aroma khas bayi yang menguar diseluruh ruang kamar mereka. Beomgyu berjalan ke pintu kamar dan bola matanya sempat melirik kearah taehyun dari ekor matanya. Laki-laki itu masih tak bergeming disana.

'Tumben dia jadi malas begitu' batinnya. Tak mau ambil pusing, beomgyu langsung keluar dan turun menuju dapur untuk melihat apa yang sudah bibi jane masak. Saat melihat meja makan, matanya berbinar-binar dengan gembira.

"Waahhh bibi jane jjang!" serunya. (Note: Jjang yang dimaksud disini adalah kata yang memiliki arti semacam hebat, keren dan sejenisnya)

Berbagai makanan rumah yang menggiurkan tersaji diatas meja, membuat beomgyu tanpa harus berpikir 2 kali sudah duduk disana dengan sendok dan garpu dikedua tangannya. Iapun makan dengan lahap tanpa menunggu taehyun yang masih tidur di kamar. Terlalu sayang baginya jika makanan lezat tersebut harus dibiarkan sampai dingin kalau harus menunggu laki-laki itu.

Setelah kenyang, beomgyu kembali ke kamar. Taehyun masih disana, didalam balutan selimut. Kening beomgyu mengkerut.

'Dia masih bertahan dengan posisi itu sampai sekarang?' batinnya heran. Semalas apa sebenarnya seorang taehyun? Taehyun yang beomgyu tahu adalah seorang laki-laki yang tidak pernah menunjukkan kemalasannya kepada siapapun. Seperti ada yang tidak beres pikirnya.

Beomgyu tiba-tiba teringat tentang perkataannya semalam bahwa jika taehyun sakit karena keras kepalanya maka ia tak akan membantunya.

"Astaga bodoh!" pekiknya sambil berlari kecil mendekati kasur, melompat naik keatas dan merangkak mendekati taehyun. Beomgyu membalikkan tubuh taehyun dengan lembut dan meletakkan tangannya diatas kening laki-laki yang masih terbaring lemas tersebut.

Panas! Bahkan nafasnya pun terasa berat.

"Aishh jinjja paboya! Aku sudah memperingatkanmu semalam pabo!" marahnya. Beomgyu segera turun dari kasur dengan buru-buru keluar kamar.

I Say I Love You - TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang