Rival

3.6K 308 50
                                    

"Ma, Minju berangkat ya," Ujar seorang gadis. Tidak ada yang menjawab sepatah kata pun.

Gadis itu tersenyum. Ia berjalan keluar menuju sepedanya. Didudukinya jok sepeda dan kakinya mulai mengayuh pedal. Inilah kesehariannya, berangkat sekolah menggunakan sepeda padahal keluarganya bisa dibilang kaya raya.

Ia tidak menyalahkan siapapun lantaran ia tidak keberatan jika harus hidup sederhana. Untung saja jalan ke sekolah tidak terlalu panjang jaraknya untuk ia tempuh.

Namanya Minju, gadis cantik yang lugu. Ia hanya punya satu teman saat ini, namanya Yuri. Ya ... Minju bukanlah orang yang pandai bergaul. Kaku? mungkin bisa dibilang begitu. Namun, Minju adalah gadis yang pintar, sekarang ia tidak bersekolah dengan uang dari orangtua nya sepeserpun. Beasiswa emas yang didapatnya ini hanya untuk satu orang saja, dan keberuntungan memihak padanya.

Minju dikenal ramah oleh semua orang. Ia tidak pernah punya masalah dengan siapapun, ia juga tidak sombong atas kepintarannya. Bahkan ia sering menolak jika ada guru yang ingin meng-anak emaskan dirinya. Ia rasa itu adalah tindakan yang tidak adil.

"Minjuuuu!" panggil sahabatnya, Yuri.

Minju menoleh dan tersenyum.

"Gimana weekend nya kemarin?" tanya Yuri padanya.

"Kaya biasa, aku main ke panti lagi. Soalnya gak betah di rumah," jawab Minju. "Kalau kamu?"

"Aah. Oh, kalau aku main ke taman hiburan sekeluarga. Kebetulan mbak-ku baru pulang dari luar kota kemarin." Yuri tersenyum kegirangan.

Minju ikut tersenyum. "Pasti seru banget, ya?"

Yuri menjawabnya dengan anggukan penuh semangat. Mereka pun berjalan ke kelas bersama dengan penuh tawa.

"Hai Minju. Lo tau gak? Hari ini bakal ada murid baru. Dia dapet beasiswa juga sama kaya lo, jadi jangan kesenengan dulu kalau cuma lo yang dapet beasiswanya. Oh iya, denger-denger dia lebih pinter dari lo." Seorang gadis cantik menghampiri Minju dan Yuri. Namanya Lami, gadis cantik yang sangat terkenal disekolahnya.

Minju tersenyum. "Makasih ya infonya. Saya gak benci kok kalau ada yang dapat beasiswa selain saya, itu memang hak yang bisa didapat sama siapa aja, 'kan? Saya duluan ya, Lami."

Bohong kalau Minju tidak kepikiran oleh murid baru itu. Buktinya ia memikirkannya sampai sekarang. Minju takut jika bukan dirinya yang terpilih untuk mengikuti olimpiade nanti.

"Nju, gapapa?" tanya Yuri. Minju menggangguk dan tersenyum.

Kringg ... Kringg ...

Bel berbunyi, semua murid segera masuk kelas dan duduk di bangkunya masing-masing. Begitu juga dengan Minju.

Selesai melakukan pembiasaan pagi hari, kelas semakin ramai. Mulai dari yang menggosip, lari-lari, nyanyi-nyanyi, dan lainnya. Tak lama, semua kegiatan itu berhenti ketika ada seorang guru dan siswa di belakangnya masuk ke kelas.

"Selamat pagi, anak-anak. Bapak langsung bilang saja, ya. Mulai hari ini, ada murid baru yang akan belajar bersama kalian di kelas ini. Silahkan perkenalkan dirimu, nak." Pak Guru melangkah mundur.

Yang diajak bicara tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Selamat pagi. Saya Jaemin, pindahan dari luar kota yang mendapat beasiswa di sekolah ini. Saya harap kalian semua bisa menerima saya sebagai teman kalian. Mohon bantuannya." Jaemin membungkuk memberi hormat.

"Jaemin! ayo sini, disini kosong," Ujar Lami sambil melambaikan tangannya. Yang dipanggil mulai berjalan.

"Tunggu, nak Jaemin. Yuri, kamu pindah duduk sama Lami, ya. Jaemin, kamu duduk di tempat Yuri," Cegah Pak Guru sambil menunjuk sana-sini.

Minju, Yuri, dan Lami terkejut. Minju terkejut karena berarti Jaemin sebangku dengannya, Minju juga khawatir karena ia tidak mudah akrab dengan orang, dan pasti setelah ini mereka akan awkward. Yuri terkejut karena ia harus sebangku dengan Lami, orang yang tidak ia suka karena sangat sombong. Sedangkan Lami terkejut karena harus sebangku dengan Yuri yang ia anggap tidak selevel dengannya.

"Salam kenal, saya Jaemin." Jaemin mengulurkan tangannya pada Minju.

Minju yang awalnya sedikit terkejut menjawab uluran tangan Jaemin. "Minju."

"Oh, yang dapet beasiswa sama kaya gue?" tanya Jaemin. Minju mengangguk, lagi-lagi ia terkejut karena Jaemin yang tadinya memakai 'saya' menjadi 'gue'.

"Selamat bersaing, Minju."

─────
To be continued

Aku mohon dukungannya untuk karya pertamaku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mohon dukungannya untuk karya pertamaku ini.
Aku sangat senang jika kalian mau membaca karyaku. Bahkan kalau kalian berkenan untuk memberi vote, aku akan senang sekali!
Terima kasih banyak! 💖
﹫Jiyumiracle_

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang