It was me

167 29 15
                                    

Hyunjin menjawab pertanyaan hyungnya a.k.a Yeonjun yang tengah duduk di ranjangnya.

"gua udah gapernah puas ama darah manusia lain, maunya si cewe itu"

"gua belum nemu"

Yeonjun menghela napas kasar, membaringkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar.

"mesti di perketat pencarian si cewe itu nih?"

Ucapan Yeonjun membuat Hyunjin terkejut. Ia menatap Yeonjun yang tengah menatapnya kemudian menepuk bahunya.

"lu fokus belajar aja, kalo emang gatahan pengen minum buat ulah aja kayak Beomgyu"

Yeonjun pun pergi dengan teleportasinya, Hyunjin menghela napas kasar, mengusak rambutnya, seketika ia teringat dengan ulahnya yang tidak diketahui siapapun.

Flashback on.
"hiks.. aakhh!"

Hyunjin menghentikan langkahnya, menatap gudang yang terdengar suara teriakan seorang gadis, bahkan gadis itu juga menangis seakan-akan menahan rasa sakit yang dideritanya.

Ia pun membuka gudang itu, melihat Yeonjun yang tengah mengigit leher gadis itu bahkan tubuh gadis itu penuh luka dan darah yang mengucur ke lantai.

Kondisi yang malang, gadis itu di rantai di kedua kaki dan tangannya, matanya yang ditutup oleh kain itu tak dapat melihat siapapun yang datang.

"s-sakit.. hiks"

"hyung"

Yeonjun menghentikan aktifitasnya, menatap Hyunjin dengan smirk yang ia tunjukan.

"lu gamau? ini enak loh" ucap Yeonjun.

Hyunjin hanya diam, ia berusaha sekuat tenaga menahan rasa ingin meminum darah gadis itu yang menggodanya, harum manis dari darah itu hampir membuat Hyunjin hilang akal.

"dipanggil ayah" ucap Hyunjin.

"hm, yauda lu urus dia ya"

Kalimat terakhir yang Yeonjun ucapkan sebelum ia pergi, meninggalkan Hyunjin dan gadis itu, tak lain tak bukan adalah Clara.

Hyunjin memegang diantara rahang dan leher Clara, terasa getaran dari tubuhnya yang tengah ketakutan saat ia menyentuhnya.

"t-tolong.."

Suara lirih dari Clara membuat semakin menjadi. Bukannya iba namun rasa ingin meminum darahnya semakin besar. Hawa memburu yang kasar sudah turun temurun, mendarah daging sebagai seorang Vampire. Tak akan merasa iba, semakin korban itu menunjukan kelemahannya semakin ingin menerkamnya.

Hyunjin pun tak kuat dan mengigit bahu Clara. Terdengar suara erangan darinya namun ia sibuk meminum darah Clara sampai ia tak mendengar suara erangan darinya.

Hyunjin menyudahi kegiatannya, melihat Clara yang pingsan karenanya kemudian meninggalkannya.

Hari demi hari, semakin kasar pelayan kerajaan da Yeonjun mengambil darah Clara untuk dijadikan makan seorang raja dan ratu.

'kenapa.. gua ngerasa kasian bahkan dada gua sakit tiap denger teriakannya' batin Hyunjin.

Malam itu, disaat semua keluarganya tidak ada dirumah, Hyunjin menghampiri Clara dengan jubah yang menutupi semua tubuhnya. Membuka tutup mata Clara dan melepaskan semua rantai.

"l-lu mau apa?!" seru Clara.

"ikut gua"

"g-gamau.."

"mau lu di siksa terus atau ikut gua?"

Hyunjin mengulurkan tangannya.

"gua kasih waktu 3 detik, kalo ga mau gua gaakan nolongin lu lagi"

Ancaman dari Hyunjin membuat Clara langsung menggenggam tangannya tanpa berpikir. Hyunjin pun teleport membawa Clara ke rumah yang kosong namun sudah berisi perabotan.

"tinggal disini, jangan berani keluar malem-malem"

Kalimat terakhir Hyunjin sebelum ia pergi.
Flashback off.

"gua harus gimana?"

🦋🦋🦋

Junkyu berjalan sambil mengumpulkan nyawanya saat bangun tidur.

Bruk.

"aduh.."

Junkyu mengusap pahanya yang terbentur meja. Ia berjalan mengarah ke kamar Minho kemudian mengetuk.

"gua masuk"

Junkyu pun masuk, melihat Minho yang terdiam duduk tanpa menatap Junkyu yang sudah berdiri di sampingnya.

"lu mimpiin dia lagi?" tanya Junkyu.

"iya"

"apa mimpinya?"

"gua punya anak namanya Beomgyu"

"sama Aileen kan?"

"yaiyalah"

"kalau dibandingkan dengan cerita leluhur dulu, sebagian dari nama leluhur itu sama dengan nama yang sekarang, bahkan nama Yang Mulia pun sama"

Seketika nada bicara Junkyu berubah bahkan katanya menjadi formal seketika.

"iya tau"

"boleh saya tanya langsung ke Aileen?"

"ya"

"baik, Raja Minho"

🦋🦋🦋

"btw Yoshi mana?" tanya Junkyu saat ia hendak keluar rumah.

"ke Fairytopia, ada yang mau di urus" jawab Aileen.

"ohh yauda ayo lama lu pada, udah mau jam 8 ni! telat tau telat!"

"elu yang terakhir anjeng! elu yang lama!" seru Felix.

"belum ngerasain di goreng ya?" tanya Hyunjin.

"goreng aja lah, pusing gue" ucap Minho.

"enak nih dimakan" ledek Clara.

"DIH GAMAU!!" teriak Junkyu membuat beberapa dari temannya terkekeh.

🦋🦋🦋

Aileen pun ke kantin, sendiri. Lebih tepatnya kelasnya sedang tidak ada guru dan ia haus. Ia pun  membeli soda kemudian ia kembali ke kelasnya.

Lorong menuju kelasnya tanpa merasa ada yang aneh atau ia curigai sampai ia melihat ke lapangan, menatap orang-orang yang hanya diam.

"aw, mata kanan gua sakit lagi... jangan-jangan?!"

Aileen langsung berlari ke arah kelasnya. Ia hendak memasuki kelasnya, ia terkejut melihat teman-teman dikelasnya diam, seakan-akan mereka membatu atau waktu terhentikan. Bahkan Felix pun juga terdiam.

Aileen melihat Beomgyu yang tengah mengigit salah satu teman sekelas Aileen, terlihat kalau Beomgyu sudah meminum darah teman Aileen sampai habis.

"eh?"

Beomgyu menoleh ke Aileen.

"ng.. hai hehe" sapa Aileen kemudian ia langsung berlari kabur darinya saat Beomgyu melepaskan korbannya.

"mampus mampus mampus mampus"

"ini pasti di hentiin orang-orang ama anak gue"

Aileen pun memunculkan sayapnya yang indah. Ia terbang sambil menyamarkan auranya dan bersembunyi di wc. Ia pun kembali menghilangkan sayapnya dan duduk di closet yang tertutup.

'gua udah nyamarin aura gua sebisa gua, semoga Beomgyu gabisa nemuin'

Tiba-tiba suara dari orang-orang pun terdengar, lebih tepatnya orang yang berada di lapangan. Karena merasa sudah aman, Aileen pun membuka bilik toilet itu.

"hai"

🦋🦋🦋

tbc.

Blood, Wings & Tail (Season 2) || Felix, Lee Know, HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang