8. Pengorbanan

22.3K 2.5K 929
                                    

Jaemin langsung diperbolehkan pulang oleh dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin langsung diperbolehkan pulang oleh dokter. Tentu saja diantar oleh Hyunjin.

"Kau langsung pulang saja Hyunjin. Ini sudah malam. Pasti Jeno ada di rumah." Ucap Jaemin setelah sampai di depan rumahnya.

"Kau juga langsung istirahat. Kasihan bayi yang ada diperutmu."

Jaemin mengangguk, "Maaf, lagi-lagi aku merepotkan mu."

Pria manis itu menunduk, memainkan ujung bajunya dengan kedua tangannya.

Hyunjin melihat kesamping kemudinya, menemukan Jaemin yang menurutnya sangat lucu jika sedang menunduk. Perlahan mendekatkan dirinya pada Jaemin.

"Hei, berhenti berkata kalau kau merepotkan. Aku senang bisa membantu. Hubungi aku kapan saja jika kau membutuhkan ku. Aku selalu siap 24 jam untukmu." Hyunjin mengelus rambut Jaemin lembut sambil tersenyum.

Mengangkat dagu Jaemin agar dapat melihat mata cantiknya. Mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaemin. Mengecup bibir Jaemin sekilas, tanpa ada lumatan.

Jaemin terbelalak langsung membuka pintu mobil dan keluar. Berusaha menghindari Hyunjin. Hyunjin terkekeh melihat pipi Jaemin yang merona.

"Hei, Na."

Jaemin menghentikan langkahnya. Menengok ke belakang untuk melihat Hyunjin dari kaca mobil yang sudah terbuka.

"Kau melupakan sesuatu." Hyunjin mengangkat surat dokter milik Jaemin.

"A-ah, terimakasih Hyunjin. Hati-hati pulangnya." Jaemin mengambil surat itu cepat dan langsung melangkahkan kakinya masuk ke pekarangan rumahnya dengan Jeno.

Hyunjin yang melihatnya hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya gemas.

*****

Jaemin terdiam di depan pintu masuk rumahnya, melihat surat dokter yang ada ditangannya. Menimang-nimang sesuatu. Jaemin bingung, apa yang harus dikatakannya pada Jeno.

Setelah berfikir cukup lama, Jaemin akhirnya bertekad akan memberitahukan Jeno yang sebenarnya. Jaemin akan menerima jika Jeno tidak menginginkan anak dari rahimnya. Tapi jika disuruh menggugurkan nya Jaemin tidak mau. Dia akan tetap mempertahankan kandungannya apa pun yang terjadi.

Jaemin melangkah masuk, dan melihat Jeno yang ada di ruang tamu sedang menonton TV sendirian. Mendekatkan dirinya pada Jeno.

"Jeno?"

Jeno hanya meliriknya sekilas dan fokus kembali ke benda kotak di depannya.

"A-aku. Enggg... A-ada yang harus aku katakan." Jaemin mendadak gugup, tangannya meremat amplop yang ada di ditangannya.

"Katakan." Jawab Jeno singkat.

Jaemin mengulurkan surat dokter itu ke arah Jeno, "A-anu. Ini, aku ha--" Ucapan Jaemin terhenti saat mendengar pintu kamar mandi terbuka dengan keras. Itu Renjun. Sejak kapan Renjun ada dirumahnya?

My Pain! • NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang