13. Pasien?

21.7K 2.3K 436
                                    

Kini Jaemin masih berada di apartemen Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Jaemin masih berada di apartemen Hyunjin. Merebahkan dirinya di kasur sambil memegang perutnya yang sakit. Tidak, bukan sakit karena efek janin yang ada di dalam perutnya. Melainkan Hyunjin yang terus-terusan memberikan lelucon tidak masuk akal yang membuat Jaemin tertawa terbahak-bahak.

"Na, jangan sedih terus lah. Kayak perawan gak di turutin beli seblak aja."

Jaemin mendelik ke arah Hyunjin, "Aku bukan perawan."

"Kamu udah ga perawan? Oh iya lupa udah di jebol. Tuh kan lagi hamil."

Jaemin memukul lengan Hyunjin, "Aku cowok, mana ada perawan. Ga jelas ah." Lalu mempoutkan bibirnya, berpura-pura marah pada Hyunjin.

"Aku pusing, Na. Pusing sepusing-pusingnya orang pusing yang lagi pusing karena pusing. Soalnya pusing menyebabkan pusing yang bikin pusing. Makannya sekarang aku pusing. Jangan ngambek ya?" Hyunjin berkata sambil memperagakannya dengan kedua tangannya.

Jaemin benar-benar tidak bisa marah dengan Hyunjin, wajahnya yang sangat menghayati membuat dia tertawa terbahak-bahak. Hyunjin yang melihat Jaemin tertawa reflek tersenyum, hatinya menghangat.

"Aku jadi ikut pusing dengerin kamu." Ucap Jaemin masih terkekeh.

"Kamu pusing? Mau aku copotin aja gak kepalanya? Biar gak kerasa."

Jaemin kembali tertawa, perutnya mulai sakit. Berakhir menjatuhkan dirinya di atas kasur. Moodnya sudah sedikit membaik karena Hyunjin.

Hyunjin ikut merebahkan dirinya di samping Jaemin. Menopang kepalanya agar bisa melihat dengan jelas wajah manis itu.

"Na?"

Jaemin berhenti tertawa dan melirik Hyunjin yang ada di sampingnya, "Hm?"

Hyunjin menghela nafas sebentar, "Bener-bener gak ada ruang buat aku di hatimu ya?"

Jaemin terdiam, menatap langit-langit kamar dan memikirkan sesuatu. Haruskah dia mulai membuka hati untuk Hyunjin? Mengingat Jeno yang seperti tidak membutuhkannya dan selalu menyakitinya, membuat Jaemin berfikir dua kali untuk bertahan. Dia juga lelah terus-terusan diperlakukan seperti binatang.

"Tapi aku sedang hamil anak Jeno, Hyunjin."

"Tidak masalah. Aku menerimamu apa adanya." Hyunjin tersenyum.

Memeluk tubuh mungil Jaemin dari samping sambil mengelus perutnya. Sungguh itu hanya perbuatan kecil, tapi entah mengapa mampu membuat hati Jaemin berbunga-bunga.

Hyunjin mendekatkan wajahnya ke leher jenjang Jaemin. Mengendus aroma vanilla yang menjadi candunya.

"Ah, geli Hyunjin." Jaemin tertawa kegelian, berusaha menjauhkan wajah pria di sampingnya ini dari lehernya.

Bukannya menjauh, Hyunjin malah semakin mengeratkan pelukannya dan semakin mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Jaemin. Mengendusnya sebentar lalu menjilatinya. Membuat satu lenguhan keluar dari bibir manis Jaemin.

My Pain! • NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang