Gibran POV..
.
.
Semuanya dimulai saat mereka berdua jadian. Farel dan Erina."Lo gapapa ky" tanya gue
"Gapapa apanya.. gue baik² aja."
"Lo udah denger beritanya kan."
"Iya, tapi yaudah lah.."
"Masa' Lo nyerah gitu aja."
"Gue emang yang lebih dulu suka sama dia, tapi tetep aja dia sukanya sama siapa itu terserah dia. Lagian, yakali gue nikung sahabat gue sendiri."
"Iya sih.. tapi gasalah kan kalo lo bilang ke Farel tentang perasaan Lo, seenggaknya lebih baik daripada nanti dia tau dari orang lain."
"Gue gamau hubungan mereka canggung gara-gara gue, jadi lebih baik gue diem. Selama Lo ngga ngasih tau siapa² pasti bakal aman."Setelah itu farel datang..
"Lo jadian sama Erina??" Tanya Gue ke Farel yang baru datang.
"Tau dari mana??" Tanyanya balik
"Dah jadi topik hangat di satu sekolah, semua orang pasti tau."
"Iya."
"Lo suka sama dia??"
"..." Farel gajawab."Kalo gasuka kenapa Lo pacarin."
"Suka lah.."
"Cinta??" Sejenak farel terdiam dan akhirnya menjawab."Dia yang nembak gue, gue gatega mau nolaknya, dia terlalu baik bran."
"Tapi Lo tega bohongin dia tentang perasaan Lo."
"Kalo gue pacaran sama dia mungkin perlahan gue bisa suka sama dia."
.
.
***
.
.
Beberapa hari setelahnya..
"Udah denger gosip dari anak-anak ngga??" Tanya Ivan yang baru saja duduk di depan gue dengan membawa bakso dan segelas es teh ditangannya."Gosip apaan?? Gue ga tertarik sama gosip-gosip gajelas.."
"Katanya.. Ricky suka sama ceweknya Farel."
'Uhuk.. uhuk..' gue kaget sama ucapan Ivan barusan.
"Lo tau dari mana??" Tanya gue
"Jessica."
'Jessica.. bener² tuh anak, tau darimana sih dia.' ucap Gue dalam hati.
"Jadi bener ya.."
"Hah.."Belum sempat Gue jawab, Farel datang bareng Ricky.
"Itu gabener. Gue percaya kok sama Ricky, dia ngga mungkin nikung sahabatnya sendiri." Ucap Farel.
"Ya kan.. ky??" Sementara Ricky hanya mengangguk.
"Oh.. kirain beneran.. yaudah gue pergi dulu."
Gosip-gosip kayak gitu terus berlanjut, awalnya gue kira farel bakal sedikit terpengaruh sama gosip itu, tapi ternyata ngga, farel percaya sama Ricky.
Tapi hal itu berbeda setelah kematian ayahnya..
Farel berubah, dia jadi pendiam, dingin, dan.. sedikit tempramental. Dia jadi gabisa ngontrol emosinya sendiri.
Setelah kematian ayahnya itu, dia gamasuk selama 2 Minggu. Dan waktu dia masuk, dia beda sama farel yang biasa gue kenal, bahkan dia mukulin orang sampe babak belur karena masalah sepele, setelah itu farel dapat surat peringatan dari sekolah.
"Bran, farel kemana??" Tanya Erina ke gue.
"Di taman belakang sekolah kali, cari aja."
"Oke.""Menurut Lo, apa ga seharusnya kita cari farel juga." Tanya Ricky ke gue.
"Mungkin dia masih butuh waktu buat sendiri."
"Tapi apa ini ga terlalu lama."
.
.
Beberapa saat kemudian Erina kembali sambil menangis."Lo kenapa kok nangis??" Tanya Ricky.
"Cerita aja pelan-pelan, gue beliin minum dulu.""Hiks.. farel,"
"Farel kenapa??"
"Dia bentak gue, padahal tadi gue cuma mau ngasih dia makan siang, tapi dia marah-marah terus ngusir gue, karena gue ngga pergi juga, jadi bentak gue, ky."
"Farel udah keterlaluan, biar gue nanti yang bicara sama dia." Ricky melingkarkan tangan kirinya di bahu Erina dan mencoba untuk menenangkannya.Tanpa tau, farel ada disana ngeliat ke arah mereka. Gue yang baru aja dateng abis beliin minum langsung kalang kabut karena takut farel salah paham.
"Apa yang mau Lo bicarain sama gue ha??"
"Oh.. gue tau, Lo pasti mau bilang kalo gosip-gosip yang beredar itu bener kan?? Itu kan yang mau Lo bicarain.""Gagitu.."
"Halah.. gue udah liat sendiri, buktinya kalian tadi pelukan itu maksudnya apa."
"..." Ricky ganyangka sama apa yang diucapkan farel tadi.
"Sekarang gue tanya sama Lo, Lo suka atau ngga sama Erina."
"Rel.."
"Iya atau ngga!!"
"Gue emang pernah suka sama dia, tapi.."
"Ck.. udah jelas kan, semuanya udah jelas!!"
Farel pergi ninggalin kelas gitu aja. Tapi Ricky ngejar dia."Rel.. Farel, Lo salah paham.." Ricky narik bahu Farel sampai dia berbalik badan.
Farel yang sudah kehilangan kesabaran pun, mencengkeram kuat kerah baju Ricky.
"Gue gabutuh penjelasan apapun." Setelah itu menghempaskan tubuh Ricky dan melangkah pergi.
"Rel!! Jangan bersikap kayak anak kecil. Lo ga tau apa-apa!!"
"Emangnya apa yang Lo tau hah??"
Ricky menghampiri farel dan memegang pundaknya.
"Gue tau Lo ngerasa kehilangan, tapi sikap Lo berlebihan tau ga."
Seketika amarah farel memuncak dan dia melayangkan pukulannya tepat di pipi kiri Ricky.
Ngeliat hal itu.. gue berusaha melerai mereka, tapi gabisa.
Farel bener² brutal, Ricky yang dipukul juga cuma diem aja, sampai akhirnya dia pingsan.
Dan karena kejadian itu, farel dikeluarin dari sekolah,
.
.
Gibran POV end..
.
.
.
.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Related [Completed]
Teen FictionSekarang Lo harus pilih salah satu, antara sahabat atau cinta.~ Kenapa gue harus pilih salah satu, kenapa gue ngga bisa memiliki keduanya, gue butuh keduanya.- Lo ngga boleh serakah, Lo ngga mungkin bisa memiliki keduanya secara bersamaan.~ Gue baka...