Sudah 3 hari dari kejadian hari itu, dan keduanya masih tak saling tegur sapa. Sebenarnya Fiona ingin semuanya kembali seperti dulu, tapi dia juga masih memberi waktu untuk Hani. Hari ini Fiona sendirian karena Tiara ngga masuk, sementara Hani..
.
.
Di perpustakaan..
"Hai.. boleh duduk ngga??" Ucap seorang laki-laki yang menghampiri Hani.
"Boleh." Jawabnya singkat
"Sendirian aja han, Fiona sama Tiara kemana??" Tanyanya kemudian
"Lagi pengen sendiri."
Laki-laki itu tersenyum sekilas dan mulai bertanya lagi.
"Berantem ya??"
Hani sudah menebak orang itu akan menanyakan hal ini. bagaimana tidak, dia pasti sudah tau jelas tentang masalah ini, sementara dia ini sahabat dekatnya Farel.
"Bukan urusan kak Reno."
"Iya, emang bukan urusanku , tapi kalo misalkan semuanya bisa dibicarakan baik² bukannya lebih bagus." Hani tak mau berkomentar tentang hal yang dikatakan Reno, meski itu ada benarnya."Fiona ngga mungkin bermaksud untuk ngecewain kamu." Jadi maksudnya, kak reno belain Fiona nih, gaasik banget sih.
"Kak Reno ngga ngerti, kakak ngga tau perasaanku gimana. Gimana rasanya orang yang disukai malah suka sama.."
"Sahabatnya sendiri." Reno melanjutkan kalimat Hani."Aku tau Han, tau persis gimana rasanya." Hani menatap Reno dengan tatapan bingung, gimana dia bisa tau.
"Kakak ngga mungkin tau gimana rasanya kalo ngga ngerasain sendiri."
"Iya, aku pernah ngerasain itu, dan sampai sekarang masih. Orang yang kusuka malah suka sama sahabatku sendiri." Hani mencoba mencerna setiap ucapan Reno.
'maksudnya apa?? Sahabatnya sendiri?? Kak Farel?? Dan orang yang dia suka?? Masa sih?? Gue??'
'ngga, ngga, gaboleh cepat menyimpulkan, siapa tau orang lain. Cewek yang suka sama kak Farel kan banyak, ngga cuma gue.'
Sementara Hani yang sibuk dengan pikirannya sendiri, Reno cuma menampilkan senyum manisnya ke Hani."Dalam konteks permasalahan ini, ngga ada yang salah. Semua orang berhak mencintai dan dicintai. Tapi dengan kamu menjauh dari Fiona, itu menandakan kalo kamu tidak mengizinkan salah satu cinta itu untuk ada."
"Kalo misalkan butuh waktu gapapa kok Han, tapi harus tau batasan juga. Jangan sampai persahabatan kalian hancur karena masalah kecil tentang cinta." Sepanjang Reno berbicara, Hani cuma diam. Dia tak bisa menyangkal apapun yang Reno katakan, karena semuanya benar."Kok diem aja sih, aku bener kan??"
Hani mengangguk, dan Reno kembali tersenyum.
.
.
***
.
.
Tok.. tok.. tok..
Seseorang membuka pintu rumahnya.
"Selamat malam kak Tania." Sapa Fiona.
"Oh Fiona, malam. Ayo masuk. Tiara dikamar, naik aja, tau kan kamarnya yang mana??"
"Iya kak tau kok, makasih."
"Iya sama-sama."Fiona membuka kamar Tiara yang tidak dikunci, dan tersenyum saat mendapati Tiara yang duduk di ranjangnya sambil nonton televisi dan ngemil.
"Oh hai.. sini² masuk." Tiara yang antusias karena kedatangan Fiona. Fiona berjalan mendekat dan duduk disamping Tiara.
"Lo gimana ra?? Udah baikan??" Tanya Fiona.
"Iya, udah mendingan , besok pasti sekolah."
"Udah sekolah aja sih.. emang udah sembuh bener??""Tau tuh.. susah banget dibilangin emang, kan mending istirahat dulu dirumah supaya bisa sembuh total." Ucap kak Tania yang tiba-tiba masuk kamar dengan membawa nampan berisi minuman dan beberapa camilan.
"Tapi kan besok classmeet. Pasti besok bakalan seru tau." Tiara dengan muka cemberutnya yang dibuat-buat. Fiona cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
"Iya deh terserah kamu, yaudah kakak keluar ya, fi ini jangan lupa diminum."
"Iya kak, makasih." Setelah itu kak Tania keluar kamar."Hani gimana fi??" Fiona menjawab hanya dengan mengedikkan bahunya dan memasang raut sedih, dan Tiara sudah tau jawabannya.
"Lo gausa mikirin hal itu Ra, kan ini masalah gue, gue ngga mau Lo makin sakit karena mikirin ini."
"Yang jelas gue juga ngga bakalan tenang kalo sahabat gue punya masalah yang belum selesai, dan harus mikirin masalah itu sendirian" Fiona tersenyum karena kata-kata Tiara. Baik sekali Tuhan kepadanya, sampai² memberikannya sahabat sebaik Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Related [Completed]
Genç KurguSekarang Lo harus pilih salah satu, antara sahabat atau cinta.~ Kenapa gue harus pilih salah satu, kenapa gue ngga bisa memiliki keduanya, gue butuh keduanya.- Lo ngga boleh serakah, Lo ngga mungkin bisa memiliki keduanya secara bersamaan.~ Gue baka...