14. Old Story

30 6 2
                                    

"Fi, Fiona, hai.." Gibran melambaikan tangannya ke arah Fiona, Fiona pun menghampirinya.

"Kak Gibran ngapain disini??"
"Jemput Lo."
"Lah.. gue kan udah dijemput pak firman."
"Udah, pulang bareng gue aja."
"Ih.. gue ngga diajak nih." Ini Tiara yang ngomong.
"Ngga." Jawab Gibran dengan singkat, padat, dan jelas.
"Lah.. kok gitu,"
"Udahlah fi, yuk pulang." Gibran menarik tangan Fiona untuk masuk ke mobilnya.

"Fi.. masa' gue ditinggal sih.."
"Udah, Lo pulang bareng pak firman aja, kasian tuh udah nungguin." Sementara Tiara hanya memasang wajah masamnya.
.
.
"Mau ngapain si kak Gibran jemput gue segala, terus kenapa Tiara ngga diajak juga."
"Ada hal penting yang mau gue omongin, lagian kalo misalkan Tiara ikut juga, kan kasian pak firman dah jauh² kesini."
"Iya sih.. emang hal penting apa??"
.
.
***
.
.
"Mau pesen apa??" Tanya Gibran ketika setelah duduk di salah satu kursi caffe.
"Cappucino aja." Jawab Fiona
Setelah itu Gibran pun memesan.

"Jadi.. mau ngomongin apa??" Tanya Fiona to the point.
"Sebenarnya tadi niat gue ke sekolah lo bukan karena mau jemput lo, tapi karena gue penasaran sama sesuatu. Kemarin Lo bilang kalo Lo ngenalin teman Lo ke Ricky kan."
"Iya. Emangnya kenapa??"
"Itu bener teman Lo?? Bener² teman??"
"Iyalah.. apa lagi emang, dia kakak kelas gue sih."

"Berarti bener."
"Apanya yang bener??" Fiona masih tidak mengerti apa yang dimaksud Gibran.

"Namanya Farel??"
"Lah.. kok tau, seinget gue kemarin gue ngga sebut nama."

"Kemarin waktu gue mikir kira-kira apa yang terjadi sampe Ricky bersikap kayak gitu, gue keinget sama masalah di masa lalu."
"Masalah apa??"

"Lo inget ngga waktu SMA kakak Lo pernah berantem sama temannya sampai gasadarkan diri.
"Iya."
"Gue ke sekolah lo buat mastiin kalo dia emang bener orang yang gue maksud."

"Tadi.. setelah bel pulang bunyi, gue ngeliat seseorang yang ngga asing, dan dia Farel."
"Jadi kak Gibran kenal sama kak Farel?? Terus apa hubungannya kak Farel sama masalah itu??"
"Dia orangnya fi,, dia yang berantem sama kakak Lo."
"Hah?? Kak Farel??"
"Iya Farel."

"Loh, bukannya temannya kak iky yang dimaksud itu teman sekelasnya ya, otomatis satu angkatan dong, kan sekarang kak Farel masih SMA, sementara kalian udah kuliah."
"Gue yakin kalo dia sekolah disitu ngga dari awal kan, maksud gue waktu kelas 1 SMA dia ngga sekolah disitu."
"Iya sih.. dia pernah bilang kalo dia murid pindahan, dan dia sekolah disitu sejak kelas 2 SMA. Tapi apa alasannya??"
"Setelah kejadian itu, Farel dikeluarin dari sekolah, dan gue juga pernah denger kabar kalo Farel putus sekolah selama setahun."
"Oh.. "

"Jadi bener.. farel, orang lo kenalin ke kakak Lo??"
"Iya."
"Berarti dugaan gue bener, Ricky bersikap kayak gitu karena dia ketemu Farel lagi."

"Emang masalahnya gimana sih kak,"
"Ceritanya panjang, dan masalah ini belum selesai." Ucap Gibran.
"Disaat dimana kita harus memilih mana yang benar antara sahabat atau cinta." Sambungnya.

"Semuanya dimulai dari sini..
.
.
.
Tbc..

Related [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang