2. Noticed

23 7 0
                                        

"Eh.. Ra, gue hari ini ada rapat OSIS, kemarin gue udah bilang kan."
"Hmm..." Jawab Tiara sekenanya, karena sambil mainin hp.
"Ra, Lo dengerin gue nggak sih. Terus nanti Lo pulangnya gimana??"
"Iya gampang... Apa?? Rapat OSIS??" Tuh kan, dia baru sadar dong.
"Ck.. kebiasaan. Jadi gimana??" Tanya gue lagi.
"Ngapain juga pulang, mendingan gue nungguin Lo."
"Lah.. kok malah nungguin gue sih."
"Iya gapapa, kan sambil nungguin Lo gue bisa ketemu kak Alan juga." Oke jadi itu alasannya.
"Bener-bener ya bucinnya sahabatku satu ini."
"Ehe.."
"Yaudah deh.. terserah Lo aja."
.
.
***
.
.
Pulang sekolah...
Gue sama Tiara lagi jalan ke ruang OSIS buat rapat.
"Emangnya rapat bahas apaan sih fi??"
"Buat acara classmeet."
"Wahh.. lomba ya, ada apaan aja lombanya??"
"Banyak lah pokoknya, emang Lo mau ikut??"
"Nggak sih.. kali aja kan kak Alan ikut, jadi gue bisa semangatin dia." Mulai kan tuh bucinnya kambuh lagi.
"Kak Alan kan panitia, mana boleh ikut."
"Yah.. yaudah deh gapapa. Kan masih bisa dukung dia buat jadi panitia." Buat orang yang lagi jatuh cinta mah.. bebas.
Dan waktu nyampe di depan ruang OSIS kita berpapasan sama kak Alan. Sontak Tiara langsung kaget dan mulai jaim di depan kak Alan, sok-sokan Lo Ra, biasanya juga malu-maluin.

"Hai kak Alan." Sapa Tiara.
"Hai Tiara." Sambil senyum.. lagi.
"Ikut rapat juga?? Jadi panitia perwakilan kelas??"
"Eh.. nggak kok, aku cuma mau nemenin Fiona, soalnya kita kan pulang bareng, terus dia minta ditemenin deh karena ada rapat." What?? Kok gue?? Dia memutar balikkan fakta, tapi yaudah lah suka-suka dia deh.
"Oh.. yaudah kalo gitu ngapain masih disini?? Ayo masuk." Dan akhirnya gue masuk ke ruang OSIS. Tapi Tiara..
"Tiara.. ayo masuk" Kak Alan.
"Hah.. oh.. nggak usah kak, aku nunggu disini aja. Lagian nggak enak sama yang lain, takut ganggu."
"Gapapa, nggak ganggu kok. Masa' saya ngebiarin kamu disini sendirian sih, ayo."
Kak Alan narik tangan Tiara buat ikut dia masuk ke ruang OSIS. Bisa gue liat tuh orang lagi ngeblush. Dan gue yang ngeliatin mereka dari jendela cuma cekikikan.
.
.
***
.
.
Selesai rapat...
"Ra, Lo gapapa kan??" Gue khawatir sama Tiara karena di sepanjang kita rapat tadi dia cuma bengong dan diem aja.
"Ra.. Lo jangan bikin khawatir dong, Lo kenapa sih diem aja dari tadi??" Dan masih belum ada jawaban.
"Tiara!!" Setelah itu reaksinya bener-bener aneh. Dia senyum dan tiba-tiba meluk gue..
"Fi, gue boleh teriak nggak??"
"Hah??"

"HUWAHH... FI... GUE SENENG BANGET HARI INI... HUWAHHH..." gue sontak kaget dan cepet-cepet nutup mulutnya.
"Yaampun.. Lo apaan sih.." dan biasanya kalo udah kayak gitu, Tiara bakalan marah karena gue suruh dia buat diem, tapi kali ini nggak. Sekarang cuma ada satu ekspresi di mukanya itu, senyuman.

"Fi.. Lo tuh nggak tau seberapa bahagianya gue hari ini, gue digandeng dong sama kak Alan. Uhh.. nikmat mana lagi yang kau dustakan." Lah.. ternyata karena kejadian tadi. Dan Tiara meluk gue lagi sambil ngucapin makasih.
"Makasih ya.."
"Kenapa makasihnya sama gue??"
"Ya makasih karena Lo jadi OSIS, terus rapat dan akhirnya gue bisa ketemu sama kak Alan gue.."
"Iya deh.. sama-sama."
"Lagian Lo ngapain sih nggak ikutan OSIS juga??"
"Yaampun fi.. masih nanya lagi. OSIS tuh ribet, ngurus ini ngurus itu, daripada gue ikutan OSIS, mending tidur di rumah." Tuh.. alasan yang sangat masuk akal, apalah daya sahabatku si tukang rebahan ini.

Sebenarnya, gue juga seneng kok ngeliat Tiara bahagia kek gitu. tapi gue mikir aja.. kak Alan.. cowok itu.. dia idaman semua orang..
Bukannya gue nggak suka, tapi mungkin aja sikap ramahnya itu, bukan cuma buat Tiara, tapi buat semua orang. Gue takut.. semakin bahagia dia karena kak alan saat ini, semakin sakit dia nanti..
Tapi semoga aja hal itu nggak terjadi.
.
.
***
.
.
"Fiona??"
"Kak Alex" disini Alex ikut ekskul basket. Jadi dia juga pulang agak sore.
"Kok belum pulang??"
"Iya tadi soalnya ada rapat OSIS, jadi pulangnya agak sore."
"Oh.. rapat, terus sekarang mau pulang??"
"Iya."
"Sendirian?? Bareng gue aja mau nggak??"

'hah.. sendirian?? Hello.. disini ada gue kali, masa' cantik² gini nggak dianggep sih, songong banget jadi orang.'~batin Tiara.

"Nggak usah kak, aku kan sama dia." Sambil nunjuk ke Tiara.
"Lagian udah ada yang jemput kita kok, makasih tawarannya."
"Oh.. yaudah deh kalo gitu, gue duluan ya fi."
"Iya."

"Kak Alex.. dia anak baru yang waktu itu kan?? Sejak kapan Lo akrab sama dia??"
"Entah.. akhir-akhir ini dia emang sering banget ke perpus, dan kita sering ngobrol gitu. Nggak seakrab yang Lo bayangin kok."
"Oh.. bagus deh kalo gitu."
"Kenapa emang??"
"Mmm.. gue nggak suka aja sama dia."
"Emang Lo udah pernah kenal sama dia?? Kenapa bisa nggak suka??"
"Enggak sih.. ngga suka aja."
"Membenci orang lain itu harus ada alasannya Ra, belum kenal udah nggak suka, nggak bisa kek gitu dong."
"Fiona.. gini yah.. mencintai seseorang aja nggak butuh alasan, apalagi membenci."
"Oke deh.. debat sama Lo emang auto kalah gue mah.."
"Ehe.. tapi serius deh fi, gue bahkan lebih suka Lo deket sama kak Farel daripada sama dia."
"Lah.. ngapa jadi kak Farel?? Inget ada Hani."
"Oh.. iya, lupa."
Jadi, Hani tuh emang suka sama kak Farel, yah.. walaupun nggak sebucin Tiara.

"Tapi by the way, kok akhir-akhir ini gue jarang ngeliat kak Farel sih, tadi juga dia nggak ada, dia anak basket kan fi??"
"Nggak masuk kali.. ngapain sih Lo nyariin kak Farel segala, bukannya kalo ada orangnya kalian berantem ya.. eh giliran nggak ada malah nyariin."
"Ya nggak gitu juga, kan gue cuma penasaran. Lagian gimana nggak berantem, tuh orang ngeselin banget tau."
.
.
.
Tbc..
Voment yuk..

Related [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang