24. Amarah
"Ran!?" tegur Sena tidak sopan. Dengan seenaknya dia menarik tangan Rana kembali menghadap ke arahnya. Rana risih ditatap seperti itu oleh Sena. Dia begitu intens meneliti Rana dari atas sampai bawah.
"Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" resah Rana, saat sadar Sena menatapnya dalam. Walaupun Sena adik kelasnya, tapi sifatnya seolah-olah Sena adalah sepantaran dengan Rana. Dia bahkan tidak segan menggoda atau menjahili Rana.
"Lo bukan Rana asli, heh ngaku siapa lo!" Bentak Sena sambil mengguncang tubuh Rana. Rana hanya mengerjap-ngerjapkan mata bingung, apa yang dimaksudkan Sena. Apa Rana terlihat seperti orang yang kerasukan setan. Rana mengerutkan kening hanya sebagai respons atas pertanyaan Sena. "Gagu lo ya sekarang? Udah nggak crewet kayak emak-emak PKK?"
"Lo ngomong apa sih?" Rana melipat tanganya. Mengangkat dagunya sombong, dan menantang. Jika terus dibiarkan, manusia seperti Sena pasti akan semain melunjak.
"Semalem gue liat lo di daerah Wisma Mulia, ngapain? Ke Blowfish?" tebak Sena. Cowok itu terus saja merecoki Rana dengan pertanyaan-pertanyaanya yang tidak penting.
"Bukan urusan lo," geram seseorang dari arah belakang Rana. Dia menarik Rana agar pergi menjauh dari Sena.
"Lepas!" Rana bersikeras melepeskan tanganya dari Aksa.
"Ngapain lo ganggu cewek gue?" maki Aksa pada Sena yang terus-terusan menghadang jalan mereka. "Minggir!" Sentaknya. Kakinya terus saja melangkah walau hasilnya akan tetap sama, Sena menghalangi jalan mereka. Sedangkan Rana, tanganya mengibas agar terlepas dari cengkraman Aksa yang tidak disadari sangat kuat, hingga membuat tanganya memerah.
"AKSA LEPAS!" teriaknya begitu keras. Lorong utama yang begitu ramai tidak membuat Rana malu atau bagaimana. Nyalinya sudah kuat saat ini untuk melakukan apapun, lagian dia sekarang sudah menjadi kakak kelas, siapa juga adik kelas yang mau menegurnya.
Aksa memalingkan wajah, tidak menghiraukan Rana yang terus saja minta di lepaskan. Pandanganya jatuh pada Sena yang menatapanya seolah Aksa ini berengsek dan remeh.
"Jangan ganggu dia!" Ini bukan perintah biasa, tapi perintah yang akan segera merujuk pada ancaman. Selalu saja seperti itu.
Sena hanya menganggukan kepala sambil tersenyum miring. Tidak ada gunanya lagi jika dia akan menghalangi jalan, mungkin jika tetep berlanjut, Sena akan berakhir di brankar uks.
Aksa menggiring Rana agar berjalan lebih cepat. Mungkin agar Debia tidak melihatnya. Dulu memang Rana suka jika diperlakukan seperti ini oleh Aksa, namun sekarang tidak. Rana sudah mengubur dalam-dalam rasa itu. Hatinya sudah lelah dengan semua ini.
"GUE BILANG LEPAS!" sentak Rana meninggikan nada suaranya. Dia mundur satu langkah untuk memberikan jarak pada Aksa. Mengedarkan pandanganya ke segala arah. Apakah ada Debia yang sedang mengawasinya. Jujur, dia tidak lagi mau bermasalah pada Debia.
"Maaf," ucap Aksa lirih yang mampu membuat Rana terkejut.
"Iya," jawab Rana. Bukan ini yang Aksa pikir sebelumnya. Aksa pikir, Rana akan marah-marah karena dengan entengnya Aksa mengucapkan maaf.
"Udah? Gue nggak waktu ngomong sama lo, ada banyak urusan," ujar Rana hendak pergi. Namin, buru-buru Aksa menahanya dengan menarik tangan Rana hingga berhasil jatuh di dekapan Aksa.
"Jangan buru-buru, kenapa lo maafin gue segampang itu?" Rana mendelik. Baru pertama kali ini Aksa menyebut namanya bersamaan dengan Rana.
"Kenapa? Satu alasan kenapa gue dengan maafin lo Sa! Semuamya percuma, kalau gue dendam sama lo dan nggak mau maafin, apa lo mau tetep suka sama gue?" Perkataan Rana yang mampu membuat Aksa terdiam. "Nambahin dosa tau nggak!" Rana melepaskan diri dari Aksa. Beranjak meninggalkan laki-laki yang masih memikirkan dalam-dalam perkataan Rana tadi. Sorot matanya begitu teduh, semalaman dia durundungi rasa bersalah pada Rana. Setelah bercerita pada sang bunda, wanita paruhbaya itu mengusulkan untuk meminta maaf pada Rana. Dan hari ini dia mengatakan itu, hari ini juga dia mendapatkan jawaban dari Rana. Walaupun benar sudah mendapatkan maaf, rasanya itu belum cukup. Tidak tahu, apa yang sebenarnya hilang dari diri Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Sudah Terbit)
Teen FictionSelamat datang di kisah Aksa dan Rana💓💓 Aksa Dabian Zaferino. cowok berparas indah dan menawan. Seakan memiliki magnet tersendiri yang membuat semua orang tertarik padanya. Banyak yang menggambarkanya bak malaikat. Namun sayang, parasnya ini berba...