8. Good Morning Aksa!

Bulan dan bintang sudah tergantikan dengan pancaran sinar matahari dari ufuk timur yang masih malu-malu menampakan dirinya dengan sempurna. Pukul 05.15, remaja berbaju hitam polos dengan rambutnya yang memang dia biarkan sedikit basah, tanpa berniat mengeringkanya terlebih dahulu. Satu persatu menuruni anak tangga rumahnya secara perlahan. Pandanganya menyapu seluruh ruangan yang terlihat dari tangga rumah minimalis berlantai dua itu. Hingga akhirnya, mata elang nya terfokus pada sosok yang berdiri di meja makan. Membelakanginya. Ini bukan bundanya, dia sangat mengenal bagaimana postur tubuh dan model rambut sang bunda. Lalu dia siapa? Tak mau terus bergelut dengan dengan pikiran, Aksa menghampiri wanita berambut sebahu. Membalikan tubuhnya hingga mereka saling menatap, terkejut. Ternyata Rana. Wajahnya yang semula terkejut kini berubah. Bibirnya tertarik membentuk lengkungan seperti bulan sabit, saking lebarnya senyuman itu, matanya hingga menyipit.
"Good morning Aksa." Rana berusaha mengucapkanya dengan sehalus mungkin. Tapi di telinga Aksa yang terdengar hanya sebatas desisan dan mulut yang bergerak. Aksa mengabaikanya.
"Bunda!" Aksa berteriak menjauhkan tubuhnya dari arah Rana. "Dia ngapain disini?" lanjutnya bertanya ketika menemukan bundanya sedang mendorong baby stroller milik adiknya.
"Tuh kamu nggak liat, dia yang siapin semua sarapan ini." Tunjuk wanita paruhbaya yang mengenakan daster rumahan. Pada meja makan yang sudah terisi penuh oleh nasi goreng, roti tawar, susu dan juga buah-buahan segar. "Dia juga bawain bakpao kesukaan kamu," lanjutnya sebelum berlalu meninggalkan Aksa yang masih berdiri tak bergeming.
"Sa?! Ngapain masih di situ?" Aksa lantas membalikan tubuhnya. "Sini gabung, kita sarapan bareng." Senyuman Rana tak lepas dari arah pandang Aksa. Berbeda dengan lawanya kini yang malah memasang muka sebal.
"Tadi Rana udah cerita lo semuanya sama bunda," ucap Santi sedikit menggoda anak remajanya. "Tapi nggak papa kok, bunda juga seneng. Rana kan anak baik-baik, nggak kayak yang lain," lanjutnya. Rana jadi berpikir, jadi selama ini Aksa memang dikejar-kejar banyak wanita tapi tak ada satupun yang berani secara terang-terangan mengungkapkanya seperti Rana. Senangnya bertambah saat Anggun ternyata mendukung secara terang-terangan hubungan mereka— Lampu hijau.
"Rotinya biar Rana aja yang ngolesin," ujar Rana saat melihat Aksa meraih roti tawar di hadapanya.
"Nggak usah," jawabnya yang malah ketus. Rana hanya mendengus sebal. Melirik Anggun, seolah paham apa maksud Rana. Anggun pun angkat bicara.
"Udahlah kak, nggak papa kali. Sekali-kali biar di layanin sama Rana," ucap Anggun menengahi. Tersadar pergerakan batita di sampingnya yang gelisah, Anggun mengarahkan tanganya ke arah popok Nano. "Bunda ke atas dulu, ganti popok Nano. Lanjutin sarapanya, trus jangan siang-siang berangkatnya ya, nanti keburu mancet," kata Anggun panjang lebar sambil menghantarnya ke tangga.
Roti yang masih di atas piring, belum tersentuh sama sekali oleh tuanya. Jangankan memakanya, menatapnya saja Aksa jengah.
"Rana makin yakin deh kalo Aksa tu anaknya singa," celetuk Rana yang sedetik kemudian mendapat tatapan dari Aksa. "Liat roti pakek selai kacang yang empuk aja, Aksa kayak mau nerkam rusa hutan."
"Lo itu rusanya," balas Aksa ketus.
"Ih takut." Rana bergaya bergidik ngeri mendengar lontaran Aksa. "Nggak papa deh Rana jadi rusa, asalkan singanya Aksa. Kalo Rana jadi rusa, nggak usah capek-capek berburu sa, Rana bakal serahin diri Rana dengan senang hati malah," ucapnya. Rana, dulu hidup Aksa sangat tenang sebelum kehadiran Rana di hidupnya, tapi sekarang semuanya berubah. Rasanya Aksa ingin menjadi psicopat saja ketika dirinya setiap kali melihat Rana. Ingit mencekik, mencincang, lalu membuangnya ke laut selatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/234396663-288-k838412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (Sudah Terbit)
Roman pour AdolescentsSelamat datang di kisah Aksa dan Rana💓💓 Aksa Dabian Zaferino. cowok berparas indah dan menawan. Seakan memiliki magnet tersendiri yang membuat semua orang tertarik padanya. Banyak yang menggambarkanya bak malaikat. Namun sayang, parasnya ini berba...