Hari ini hari kamis. Ajja, Raka, dan keluarga Seva telah berkumpul di dalam ruangan sambil menunggu proses melahirkan.
Sudah dari malam Ajja berada disini dan sekarang sudah siang. Ajja sangat ingin melihat anaknya yang cantik seperti dirinya bukan seperti Seva, tapi Ajja tidak cantik, entahlah Ajja pun belum tahu jenis kelamin dari anaknya.
Dokter dan suster pun telah berada dihadapannya, tandanya proses melahirkan akan diselenggarakan sekarang. Dokter menyarankan untuk caesar.
•
Sudah berjam-jam Raka dan kedua orang tua Seva menunggu di luar ruangan. Mereka berdoa agar proses berjalan lancar.Di sisi lain, Ajja memegang tangan Seva untuk menenangkannya.
Ajja tidak melihat bagaimana itu terjadi, hingga suara tangisan bayi menggema dalam ruangan.
Ajja melepas pegangan tangannya dan berlalu untuk melihat bayi nya tanpa memperdulikan Seva lagi.
Bayi itu berada ditangan sang suster untuk di bersihkan terlebih dahulu. Ajja ingin melihatnya tetapi suster-suster ini selalu menghalanginya. Ketika selesai, suster itu memberikan bayi nya kepada Ajja.
Ajja bingung bagaimana cara memegang bayi yang benar.
Ketika ia ingin membuka suara, suster itu terlebih dulu berkata, "selamat, bayi nya laki-laki,"
Ajja tidak bisa menyembunyikan kesenangan nya, alisnya terangkat, mulutnya terbuka lebar, matanya membesar. Ia tidak sabar ingin menyekolahkan anak ini.
"Mau liat anakku," ucap Seva. Seketika Ajja sadar lalu membawanya menuju Seva.
"Anak ganteng mama," bisik Seva tepat ditelinga si bayi.
"Apaan mama mama segala," batin Ajja.
"Mau dinamai siapa?" tanya Seva.
Sejauh ini, mereka belum membuat nama untuk bayi nya. Sekarang mereka bingung.
"Serahin ke orang tua kita aja deh," ucap Ajja yang mendapat persetujuan Seva.
•Ketiga orang tua itu tampak senang. Bayi itu di kerubuti oleh mereka. Ajja sibuk mengabari Zyodan dan Seva mengabari pacarnya.
"Namanya siapa kira-kira, Tan?" tanya Ajja.
"Nama panjang Ajja apa?" tanya Resti kembali.
"Alzavran Rayandra Putra," jawabnya.
"Oke, namanya..." (gak cukup, lanjut part2 :v)
•Kini Ajja sudah sampai di sekolahan Zyodan untuk menjemputnya. Zyodan hari ini pulang sore karena adanya pelajaran tambahan. Zyodan memasuki mobil Ajja yang disambut dengan senyuman.
"Gimana?" tanya Zyodan.
"Lancar, dia laki-laki, Zy,"
"Serius? Mirip lo dong?"
"Terbalik, anak cowo tuh miripnya ke ibu nya," jelas Ajja.
"Tapi kelakuannya kayak bapaknya,"
Ajja tertawa. Mungkin benar kata Zyodan. Tapi gak papa, mengingat dirinya ini anak baik-baik, pintar, dan selalu nurut apa kata orang tua.
"Namanya siapa, Ja?" tanya Zyodan.
Ajja berpikir, haruskah ia memberi tahunya sekarang?
"Kasih tau gak ya?"
"Yaudah gak usah ntar gue juga tau sendiri,"
Ajja melirik Zyodan yang sudah memasang wajah datarnya menatap luar jendela. "Kok ngambek?" tanya Ajja.
"Siapa yang ngambek?"
"Situ,"
"Enggak,"
"Namanya Zyezavsa Putra," ucap Ajja.
Zyodan menoleh. "Susah bener,"
"Panggilannya Yeza, besok libur?" tanya Ajja.
Zyodan menggeleng, besok jumat, libur sekolah hanya di hari sabtu dan minggu saja.
"Besok izin aja, ikut gue ngurusin surat surat buat perceraian,"
"Gak! Gila ya, tadi aja gue udah di tanyain plus tugas numpuk!"
"Oke oke, besok gue jemput lagi aja."
Zyodan mengangguk.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at First Sight (BXB) END✓
Novela Juvenil"Gue tipe orang yang blak-blakan. Gue tertarik sama lo, gue minta Julio buat deketin gue sama lo, bukan hanya sekedar teman atau sahabat tetapi sebagai kekasih, jujur gue baru pertama kalinya punya perasaan aneh sama sesama jenis. Kalo lo gak kebera...