akhir

7.9K 451 12
                                    

"Ahh.. Hhh.. Emhh.."

"Hahh.. Hahh.. Aaahh.. Shh.."

Sudah hampir dua jam lebih, sampai saat ini Ajja terus menggerakkan punggungnya. Berbagai gaya telah mereka gunakan. Kali ini mereka sama-sama menikmati permainannya, kadang Ajja yang memegang kendali, kadang juga Zyodan. Tapi, tetap saja posisi Zyodan sebagai yang di tusuk. Padahal Zyodan sudah pernah memberinya kode bahwa Zyodan juga ingin merasakan seperti Ajja, namun Ajja pura-pura tidak peka. Bagaimanapun, Ajja haruslah yang lebih berkuasa dibanding Zyodan.

Tiba-tiba handphone Ajja bergetar. Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Ajja hanya melihatnya saja tanpa ingin mengangkat, pinggulnya terus bergerak maju mundur. Zyodan yang baru saja menyadari nya pun berusaha untuk menghentikan Ajja. "Ja, angkat dulu siapa tau penting." ucap Zyodan namun Ajja tak menghiraukannya.


Selesai bermain, Ajja mengecek handphone nya yang sudah banjir dengan notifikasi dari Mba Imas.

Ajja membuka pesan yang dikirim oleh Mba Imas.

Mas Ajja, kalau bisa ke rumah Mba Seva sekarang tolong kesana secepatnya ya Mas.

Mba Imas kaget Mas, tiba-tiba Yeza nelpon Mba Imas pake telepon rumah sambil nangis minta tolong.

Mba Imas sekarang lagi di kampung Mas, Mba Imas dipecat sama Mba Seva karena udah ajak Yeza ketemu sama Mas Zyo.

Sekarang Mas, Mba Imas udah gak tau lagi harus gimana.

Seketika Ajja memakai pakaiannya dengan terburu-buru. Ajja juga mengajak Zyodan bersamanya. Zyodan masih bingung apa yang sebenarnya terjadi, Zyodan hanya mengikuti Ajja saja.

Sesampainya di depan Rumah Seva. Ajja memanjat tembok yang lumayan tinggi untuk memasukinya. Lalu Ajja menggedor kuat pintu itu seketika suara "Daddy!" beserta tangisan terdengar begitu jelas di telinga Ajja. Itu Yeza sedang berada dibalik pintu berusaha untuk membuka kuncinya.

"Yeza! Puter kuncinya ke kanan," instruksi Ajja.

"Aaaa! Mama, sakit!" teriak Yeza dari dalam. Suaranya makin menjauh. Ajja berusaha mendobrak pintunya namun sia-sia. Di saat itu, Zyodan datang membawa sebuah Palu untuk memecahkan kacanya. Berhasil! Segera Zyodan masuk terlebih dahulu tanpa melihat keadaan lalu membuka pintunya untuk Ajja. Ia sangat mengkhawatirkan Yeza.

Keadaan di dalam rumah Seva begitu menegangkan saat Ajja mengambil paksa Yeza yang berada di tangan Seva. Ajja pun sempat ingin di pukul menggunakan bangku namun dengan cepat Zyodan mencegahnya.

Ajja segera membawa keluar Yeza dan memasuki mobilnya diikuti dengan Zyodan. Ajja pun menjalankan mobilnya.

Ajja melihat ke arah Zyodan yang berada di tempat duduk belakang. Tangannya penuh dengan luka dan mengeluarkan darah akibat serpihan kaca. Zyodan memijat pelipisnya yang dirasa sakit. Ajja pun segera membawanya ke rumah sakit.


Saat ini, Ajja berada di samping Zyodan yang sedang di obati oleh dokter. Karena lukanya, Zyodan mendapat beberapa jahitan ditangannya.

"Istirahat aja dulu, nanti kalo udah sedikit reda sakitnya boleh pulang, jangan lupa tebus obatnya ya." ucap sang dokter. Ajja mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

Ajja mencium kening Zyodan.

Ajja menoleh ke bangsal di sebelah Zyodan yang sudah terdapat Yeza yang telah tertidur pulas. Yeza dan Ajja juga sempat di periksa, untungnya tidak apa-apa namun pundak Ajja sedikit memar.

"Yuk, Ja, pulang, pengen tidur dikamar sama Yeza." ucap Zyodan. Ajja mengangguk dan membantu Zyodan untuk bangkit. Ajja menggendong Yeza lalu pergi keluar ruangan.

Keesokan harinya.
Seharusnya Ajja sudah ada di kantor namun karena keadaan Zyodan, Ajja pun izin pada Raka untuk tidak pergi ke kantor.

Ajja akan mengurusi Zyodan dan Yeza sampai Zyodan pulih dan Mba Imas datang ke apartemen nya.

Keadaan Zyodan menurut Ajja semakin parah, tangannya terlihat bengkak dan badannya hangat. Gimana tidak? Sehabis bertempur di kasur, Zyodan pun kembali bertempur di rumah Seva. Wajar jika Zyodan drop parah.

Mengurus Zyodan sakit harus ekstra sabar menurut Ajja. Karena Zyodan ketika sedang sakit ya seperti ini, susah untuk makan ditambah Zyodan yang tidak suka meminum obat. Katanya, obat yang ampuh cuma saat Ajja memanjakannya.

"Makasih sayang, udah nyelamatin Yeza. Cepet sembuh ya biar kita bisa rawat Yeza sama-sama, nanti aku cari rumah di deket rumah papa biar deketan, oke?" ucap Ajja.

Zyodan tersenyum dan mengangguk. "Yeza sama kita kan sekarang?" tanya Zyodan.

"Iya sayang, tuh anaknya lagi nonton youtube sambil nyanyi." kata Ajja. Memang benar, Yeza sedang bernyanyi sendiri di ruang keluarga, entah bahasa apa yang ia keluarkan.

Misi Ajja kali ini adalah merawat Zyodan hingga pulih dan mencari rumah untuk ditinggali lalu pindah dan hidup bahagia bersama orang yang dicintainya.

-------
Yay!

Love at First Sight (BXB) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang