Part 13

10.2K 857 9
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Part 13

“Kenyataan telak yang diterima, membuatnya tersadar. Bahwa kini, ia tak di harapkan apa-apa lagi, selain sebagai status istri.”

•Assalamu'alaikum Cinta•
•by Animulyani21•

|Happy Reading|

<Typo Bertebaran>

∆∆∆

“Sayang, kapan kita menikah? Perut aku semakin hari semakin membesar saja,” ucapnya seraya bergelayut manja di sisi Rangga.

Laki-laki itu menghela nafasnya. “Vlora, bisa diam tidak? Aku sedang mengecek beberapa data pasien.”

Vlora mengubah raut wajahnya menjadi sedih. Seakan-akan ia telah di bentak laki-laki tersebut.

“Rangga jahat!” serunya, lantas melepas tangannya dari bahu Rangga. Dan mengambil tas selempangnya, lalu keluar dari ruangan.

Laki-laki itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, kalau seperti ini terus. ia jadi teringat sang istri yang mempunyai sifat beda seratus delapan derajat dengan Vlora.

Senyum penuh kelembutan selalu menyambutnya kala ia pulang. Dan tangisan itu … mengapa selalu mengusik hatinya?

Sebenarnya, apa yang terjadi padanya?

©©©

“Selamat Bu Azizah, usia kandungan anda menginjak satu bulan. Jangan terlalu lelah dan banyak pikiran ya Bu. Selalu komsumsi makanan yang bergizi, atau perlu minum susu Ibu hamil,” ucap sang Dokter muda dengan balutan jilbab di depannya.

Azizah tersenyum senang, ini menjadi kabar bahagia untuk dirinya. Sang suami pasti akan senang dan bahagia kala mendengar kejutan ini darinya.

“Ini resep obatnya, jangan lupa di tebus. Oiya, Ibu bukannya istri Dokter Rangga?”

Azizah mengangguk, dengan senyum indah terpatri di wajahnya. Ia lantas menjawab. “Iya Dok.”

Dokter muda itu tersenyum senang, “Wahh, beruntung sekali Dokter Rangga mempunyai istri seperti Ibu. Pasti Dokter Rangga cinta banget sama Ibu.”

Azizah tersenyum masam, cinta katanya? Bahkan rasa benci yang selalu sang suami berikan untukknya.

“Yasudah, saya pamit dulu Dok.” Sang Dokter tersenyum menenangkan, lantas Azizah berdiri dari duduknya lalu keluar ruangan.

Setelah benar-benar keluar dari ruangan, Azizah mengusap perut ratanya seraya berkata. “Umi akan bertahan untuk kamu Nak, walau Abi kamu selalu membenci Umi, itu tidak mengurangi rasa cinta Umi terhadapnya.”

Ia tersenyum lebar, setelah memasukkan hasil tes nya kedalam tas selempang. Tungkai kakinya berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit. Namun, saat di perbelokkan menuju pintu utama. Ia dikejutkan dengan kedatangan sahabatnya.

“Loh Dira?”

Adira yang tadi menunduk membenarkan gendongannya pada sang putri, mendongak menatap Azizah.

“Loh Zia?”

Azizah terkekeh, “Assalamu’alaikum,” ucapnya.

“Wa’alaikumsalam, kata Mas Steven kamu izin gak masuk kerja. Dan ternyata malah di Rumah Sakit.”

Assalamu'alaikum Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang