Part 15

13K 905 11
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Part 15

“Menyerah tidak selamanya kalah. Namun, adakalanya menyerah bisa diartikan lelah.”

•Assalamu'alaikum Cinta•
•by Animulyani21•

|Happy Reading|

<Typo Bertebaran>

∆∆∆

Sebagai seorang istri, ia mempunyai harga diri dan juga hati. Lalu, kalau kesakitan yang setiap hari ia terima. Lantas mengapa ia masih bertahan?

Memang, setiap kebahagian harus butuh kesakitan terlebih dulu. Namun, mengapa semakin lama, ia semakin tak kuasa menahannya.

“Mas Rangga,” ucapnya sendu seraya berjalan menghampiri Rangga yang menatap datar istrinya yang baru saja datang dari arah pintu utama.

“Masih ingat, kalau di rumah punya suami. Kemana aja? Selingkuh?”

Azizah memejamkan mata, mengontrol rasa sesak dalam dada. Ia membuka matanya, seraya tersenyum manis menatap suaminya.

“Mas Rangga tidak bekerja?” Rangga menaikkan alisnya, ia berdiri dari duduknya, meletakkan ponsel yang sedari tadi ia gengam.

“Bukan urusanmu,” jawabanya dingin.

Azizah hanya mampu tersenyum lagi, biarkan semua berjalan sesuai takdir  tuhan, toh kalau ia marah-marah terhadap suaminya, itu juga tidak akan bisa mengubah keadaan yang ada.

“Setelah ini, saya akan pergi bersama Vlora.” Azizah menoleh pada suaminya cepat.

Tidak bisa di pungkiri, rasa sakit itu seketika menghujam hatinya. Azizah ingin berteriak pada suaminya. Sebenarnya, dimana letak hatinya? Mengapa sang suami begitu tega memperlakukannya seperti ini?

“Pulang jam berapa Mas? Nanti aku masakin buat Mas.” Lihatlah, kalimat itulah yang malah keluar dari mulutnya. Betapa ia bodoh sekali sebagai istri. Jelas-jelas sang suami tak memiliki rasa di hati. Namun, tetap saja bertahan dengan ketidakpastian.

Rangga mendengus menatap istrinya, “Tidak usah terlihat peduli Azizah!”

Azizah Nampak tersenyum membalas kemarahan suaminya, ia memberanikan diri mendekat. Walau rasa takut ada dalam dirinya.

Setelah sampai di depan sang suami, Azizah mendekatkan tubuh mereka. Ia berjinjit untuk mengecup pipi Rangga. “Aku hanya ingin berbakti padamu Mas, karena kamu adalah suamiku.”

Rangga menegang, entah kenapa tubuhnya menjadi panas dingin saat benda kenyal itu mendarat sempurna di pipi kirinya. Bahkan, ia hanya bisa menatap netra istrinya.

“Biarkan aku menjadi istri sesunguhnya dalam satu hari ini Mas, hanya satu hari.” pintanya penuh harap.

Rangga mengerjapkan matanya, mengontrol perasaan asing yang masuk kedalam hatinya. “Terserah!” setelah mengatakan itu, ia membalikkan tubuhnya. Lantas meninggalkan Azizah yang diam-diam menyeka bulir air mata.

“Tidak apa-apa sayang, Abi kamu cuma sedang marah. Umi tidak apa-apa,” katanya seraya mengelus perutnya yang sedikit menonjol.

©©©

Reano tergesa membuka ruang kerja sahabatnya, hingga membuat sang empu terkejut dengan kedatangannya. “Loh Rean?”

Reano duduk di depan Steven. Wajahnya menyiratkan keseriusan yang mendalam. “Gue minta alamat rumah Lia.”

Assalamu'alaikum Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang