Part 3 - Hukuman

43 5 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Semua orang bisa berbuat sesuatu, namun tak semua orang bisa bertanggung jawab dengan perbuatannya"

—Kartika Fauziyah Mulki

Happy reading.

Saat ini, semesta rupanya tak berpihak kepada Ziyah dan Rani. Mereka yang hendak membolos pun akhirnya tidak jadi, sebab sopirnya Rani yang tak mendukung aksi bolos mereka. Sehingga membuat mereka mau tidak mau harus menerima hukuman, dan nahasnya lagi, mereka berdua harus menerima dua hukuman sekaligus dari guru BK. Pertama karena mereka telat dan yang kedua karena mereka ketahuan hendak membolos.

Ziyah yang terkenal anak rajin dan tidak pernah melanggar peraturan sekolah pun, hanya bisa pasrah saat menerima dua hukuman sekaligus. Sedangkan Rani si jagoan bolos tapi selalu lolos dari pantauan guru BK, tak terima saat diberi hukuman. Sedari tadi sudah mengomel tak jelas. Ziyah yang mendengarnya hanya bisa mendengus kesal, sebab dengan Rani seperti itu tak akan membuat pekerjaan mereka semakin ringan.

"Sudahlah Ran, terima aja napa sih. Toh kita juga salah di sini," ucap Ziyah sambil mengambil alat-alat yang akan digunakan untuk membersihkan kamar mandi.

"Kalo hukumannya gak seberat ini, gue masih bisa terima Zi. Ya kali gue yang gak pernah bersihin kamar mandi di rumah, disuruh bersihin kamar mandi di sekolah ini, terus masih disuruh nulis istighfar 100 kali lagi. Lu tau sendiri 'kan Zi, kalo gue tuh gak bisa nulis arab, sekalinya nulis arab gue lama banget," keluh Rani.

"Arggghhh! Mimpi apa coba gue semalem," ucap Rani frustasi.

"Dah lah, ayo buruan! Jangan banyak ngeluh, biar hukuman kita cepet selesai dan kita bisa cepet masuk kelas," ucap Ziyah sambil berjalan lebih dulu meninggalkan Rani.

"Woyy! Tungguin gue Zi!" teriak Rani

"Zi!" teriaknya lagi, namun Ziyah tetap tak menghiraukan teriakan dari Rani.

***

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, mereka berdua akhirnya selesai membersihkan beberapa kamar mandi yang ada di sekolahnya. Walaupun, saat di kamar mandi tak jarang mereka saling berselisih. Sebab Rani yang tak mau jika disuruh membersihkan kamar mandi yang sangat kotor dan bau. Alhasil, Ziyahlah yang harus mengalah. Karena jika Ziyah tak mau mengalah, maka akan semakin lama mereka menyelasaikan hukuman itu.

Setelah mereka selesai mengembalikan alat-alat kebersihan di gudang, dan mereka sudah mencuci tangan. Mereka berdua langsung pergi ke kantin, untuk menghilangkan dahaga dan juga untuk melanjutkan hukuman terakhir mereka, yaitu menulis istighfar 100 kali. Namun, saat mereka telah sampai di kantin dan mereka duduk berdampingan. Tiba-tiba Rani mual-mual sambil menyuruh Ziyah menjauh darinya.

"Gila! Jauh-jauh lo dari gue Zi!" perintah Rani pada Ziyah sambil mendorong tubuhnya.

"Apaan sih Ran, ganggu orang lagi minum aja kamu ini," ucap Ziyah tak suka.

"Sumpah baju lo bau banget tau Zi! sampai gue mual!" jelas Rani.

"Masa sih?" tanya Ziyah tak percaya, sambil mencium bajunya sendiri. Lalu Ziyah menutup hidungnya dengan menahan mual yang ada di perutnya.

"Gimana? Bau 'kan?" tanya Rani dengan menahan tawa saat melihat air muka Ziyah berubah.

"Mending lo cepet ganti baju sono!"

"Aku pinjem bajumu ya Ran, Soalnya bajuku yang di loker kemarin kubawa pulang."

"Ya udah, nih kuncinya," ucap Rani sambil memberikan kunci lokernya pada Ziyah.

Perjamuan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang