Part 10 - Terkuak

29 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Pada saatnya semua rahasia pasti akan terungkap dengan sendirinya seiring berjalannya waktu"

-Ahmad Syauqi Al-Ghifari

Happy reading.

Di dalam gedung aula sekolah yang berukuran 14 x 28 meter bercat putih tulang itu, telah dipenuhi oleh para wisudawan-wisudawati, para wali murid, para dewan guru, dan beberapa panitia yang bertugas untuk menunjang kelancaran acara perpisahan tahun ini.

Mereka kini perlahan mulai berhamburan keluar, setelah prosesi wisuda telah selesai digelar satu menit yang lalu. Para wisudawan dan wisudawati yang telah resmi diwisuda itu, kini tengah sibuk berfoto ria bersama teman-teman seperjuangannya maupun bersama keluarganya. Beberapa juga ada yang sibuk menerima buket bunga dan berpelukan sambil menangis terharu sebab beberapa dari mereka ada yang tidak bisa bersama lagi.

Sedangkan Ziyah dan Rani yang sudah berfoto ria bersama dengan teman dan keluarganya, kini tengah celingukan mencari keberadaan Syauqi di tengah kerumunan orang-orang yang berlalu lalang. Cukup lama mereka berdua berdiri di depan stand foto, akhirnya Rani menyerah mencari keberadaan Syauqi.

"Ish sudahlah, Zi. Telfon aja sih Syauqinya?" saran Rani pada Ziyah sedari tadi yang tak pernah bosan.

Ziyah menghela napas pasrah, "Syauqi itu selama ini diem di pesantren, jadi dia gak megang handphone," jelas Rani.

"Ohh ... jadi selama ini dia diem di pesantren?" tanya Rani untuk memastikan ucapan Ziyah barusan.

Namun, Ziyah tak menjawab pertanyaan yang Rani lontarkan padanya. Ia masih sibuk mencari keberadaan Syauqi di tengah keramaian, dan hal itu membuat Rani kesal padanya.

"Zi, lo-"

Belum sempat Rani menyelesaikan ucapannya, Ziyah sudah pergi meninggalkan Rani terlebih dahulu untuk menghampiri sosok yang sedari tadi dicarinya. Rani yang melihat hal itu pun, langsung mengekor di belakang Ziyah dengan rasa kesal yang masih tercetak jelas di wajah ayunya yang kini telah terpoles make up yang membuat wajahnya semakin ayu.

"Ish, kamu ke mana aja sih, Qi? Aku tuh nyariin kamu dari tadi tau," omelnya saat ia sudah berada tepat di depan Syauqi.

Syauqi terdiam ia tak segera menjawab pertanyaan yang Ziyah lontarkan padanya. Baru saat Rani datang menghampiri mereka berdua sambil berdehem, ia baru menjawab pertanyaan Ziyah.

"Mm ... Ma-maaf, Zi. Tadi aku masih menemui Ibuku terlebih dahulu," jelas Syauqi dengan gugup.

Rani tertawa dengan keras membuat Ziyah dan Syauqi menatap aneh padanya. Sebab tak ada hal yang lucu tapi dia tiba-tiba tertawa.

"Kamu sehat 'kan, Ran?" tanya Ziyah sambil memegang kening Rani.

"Ya, sehat lah," jawab Rani menghentikan tawanya.

"Terus kenapa kamu tiba-tiba ketawa?"

"Oh ... itu." Rani kembali tertawa, "Karena ... Barusan tuh ada cowok yang ketahuan tengah terpana ngeliat kecantikan seorang cewek, terus tuh cowok itu salah tingkah dan akhirnya dia ngomongnya gugup. Lah gue yang liat ya ketawalah, orang ekspresi dia lucu," jelas Rani sambil tertawa.

Ziyah menautkan kedua alisnya sebab tak mengerti siapa yang dimaksud oleh Rani. Sedangkan Syauqi, yang merasa dia adalah orang yang tengah dibicarakan oleh Rani pun semakin salah tingkah. Akhirnya, dengan segera ia menampilkan wajah tanpa ekspresi apa-apa yang menjadi andalannya selama ini, untuk menyembunyikan kekagumannya pada Ziyah. Dan segera bersikap biasa saja di hadapan Rani dan Ziyah.

Perjamuan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang