[01] Pertandingan

55 5 2
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






—— Sudut pandang orang ketiga ——







Sorak surai para penonton terdengar sangat nyaring, menyemangati mereka yang tengah bertanding sepak bola. Semua orang terlihat sangat bahagia dan bersemangat. Sama dengan seorang gadis dengan rambut panjang berkulit putih yang duduk di samping Nawa.

Alea Bianca Azurra, yang sering di panggil Ea, sahabat yang selalu ada di saat Nawa butuh, dan sebaliknya. Mereka selalu saling melengkapi, dan tidak pernah berdebat dan berantem dengan jangka waktu yang lama.

Sementara Nawa, gadis itu malah fokus pada buku bacaan yang sengaja ia bawa untuk mengisi waktu selagi pertandingan di mulai. Tapi, ia tidak bisa fokus membaca, karena Ea di sebelahnya tidak berhenti meneriaki para pemain bola andalan kampus.

Mata bulat Nawa sesekali curi pandangan pada area lapangan, melihat 20 orang yang sedang berebut bola dengan tentram, dan dua orang dengan sigap menjaga gawang masing-masing, agar tidak kebablasan.

Ea menyenggol Nawa yang terlihat memperhatikan para pemain bola. Tentu saja dengan gensi yang sangat besar, Nawa pura-pura mengelap kaca matanya agar Ea tidak curiga.

"Na, Nanon ganteng banget Na," pekik Elea.

Kacamata yang selesai ia elap langsung ia kenakan kembali. Kacamata bulat selalu menjadi ciri khasnya. Banyak yang mengenalnya, karena kacamata dan kejudesannya Nawa, bukan karena terkenal kecantikan.

"Biasa aja," ketus Nawa kembali membaca buku.

Nawa melirik jam tangan yang ada di pergelangannya. "Ea, ayok pulang!" ajak Nawa.

Karena sahabatnya itu sangat meresahkan dan selalu mengajak pulang, Ea sekarang mengcosplay menjadi orang budeg, dan tidak akan memperdulikan ucapan Nawa.

Nawa terlihat kesal dan emosi. Bagaimana bisa ia tahan di tempat ramai seperti ini. Untung saja traumanya tidak kambuh. Kalau ia kambuh, Ea sendiri yang akan repot menangani Nawa yang pasti langsung menangis sejadi-jadinya.

Ea saja yang sudah lumayan lama bersahabat dengan Nawa, bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan sahabatnya itu. Soalnya, Nawa tidak pernah menceritakan detai kejadiannya. Nawa hanya menceritakan penggalan-penggalannya saja.

"Ea, gue mau kerja nih, masa ia gue bolos kerja cuma nemenin lo nonton bola," ketus Nawa.

Ea hanya menatap Nawa sendu, karena hanya Nawa yang dekat dengannya. Jika Nawa pergi, Ea akan merasa sendiri, walau di kerumunan orang banyak. Tapi, Ea tidak bisa melarang Nawa untuk pergi. Bagaimana pun, Nawa harus bekerja untuk menyambung hidupnya yang tinggal di ibu kota yang kejam.

"Jangan sedih dong, nanti si Nanon Nanon itu nyamperin lo, tenang aja," kata Nawa menyemangati Ea sebelum pergi.

Yang di semangati malah memutar bola matanya malas. Selalu itu yang ia lontarkan, tapi kenyataannya, tidak ada yang menghampirinya. Ea hanya mengangguk memberikan Nawa izin untuk pergi. Bagaimana pun, ia tidak ingin sahabatnya itu kena omel bos nya karena datang terlambat.

Dengan kecepatan agak cepat Nawa berjalan. Karena keasikan menonton bola walau tidak memperhatikan, ia sampai lupa waktunya untuk bekerja. Nawa bekerja di salah satu kedai makanan dan minuman yang tak jauh dari kampusnya. Ia akan bekerja beberapa jam setelah beres kelas, lalu pulang sebelum jam 6 sore.

Seperti biasa, ia hanya perlu jalan kaki dari kampus ke tempatnya kerja, yang hanya memakan waktu sepuluh menit. Tapi, sepertinya nasib buruk menimpa Nawa kali ini. Pasalnya, ada beberapa pria yang sedang berkumpul di depan kedainya. Nawa tahu siapa saja pria itu, pria yang selalu memaksa Nawa untuk menjadi kekasihnya.

Bukannya sombong, Nawa hanya tidak suka banyak pria berkerumun di dekatnya. Apalagi, pria yang mengejar Nawa adalah pria dengan latar belakang tidak baik. Tentu saja Nawa menolak dan selalu bersikap judes.

"Nawa," panggil pria itu.

Decakan keluar dari mulut Nawa. Decakan kesal, karena pria ini sudah lima hari berturut-turut muncul di hadapannya, membuatnya tambah kesal.

"Apa?" tanya Nawa ketus.

"Besok kita nonton, yuk!" ajak pria itu.

Sudah ke sekian ratus kali Nawa menolak, tapi pria itu tetap gigih.

"Gak, gue sibuk," sarkas Nawa yang langsung masuk kedai.

Awal mula ia bertemu dengan pria ini adalah, saat pria itu menjadi pelanggannya di kedai, dan entah bagaimana pria itu bisa menyukai Nawa.

Di dalam kedai Nawa langsung mengganti pakaiannya dengan baju karyawan. Walaupun hanya pekerja paruh waktu, tapi Nawa sudah sangat dekat dan sudah di anggap seperti karyawan tetap oleh para senior dan bos nya.

"Si Seno, lagi?" tanya Hana partner bekerjanya.

Nawa hanya mengangguk. Meskipun ia bekerja dan dekat dengan teman-temannya, tapi tidak sedekat ia dengan Alea. Mungkin, hanya Alea sahabat Nawa satu-satunya.

"Ngapain sih, tu si Seno kekeh banget mau sama lo," celetuk Madam.

Madam, adalah pemilik kedai makanan dan minuman tempat Nawa bekerja.

"Tau Ma, udah kesel gue," jawab Nawa.

Obrolan mereka harus terhenti saat anggota sepak bola yang tadi Nawa tonton masuk ke dalam kedainya untuk membeli beberapa minuman dan cemilan. Mungkin, untuk merayakan kemenangan.

Sebenarnya Nawa hanya bertugas menjadi kasir dan sesekali membantu menyiapkan minuman. Tidak untuk memberikan makanan dan minuman pada pelanggan. Karena, ia memiliki trauma akan banyak orang, dan para pria. Jika traumanya kambuh, ia akan berkeringat banyak, dan merasakan mual, bahkan sampai pingsan.

Nawa juga tidak mengerti kenapa ia bisa seperti itu. Mungkin, kejadian masa lalu yang membuat organ dalam tubuhnya merespon tidak baik. Padahal, kerumunan lebih aman dari pada tempat sepi.

Madam kali ini menyuruh Nawa untuk memberikan minuman pada meja nomer tiga. Awalnya Nawa menolak. Tapi, kedai sedang ramai sekarang, para pegawai yang lain sangat sibuk, dan ia tidak ingin mengecewakan pelanggan. Akhirnya Nawa menuruti apa kata Madam.

"Silahkan," ujar Nawa menyimpan minuman ke atas meja.

Mata Nawa tak sengaja bertatapan dengan seorang pria dengan nomer punggun 1. Pria itu, yang menarik perthatian Nawa saat di lapangan tadi. Tapi, Nawa tetap Nawa, tidak akan mudah tertarik dengan siapa pun.









¤ NANONAWA ¤

💫 NANONAWA 💫 [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang