[00] Prolog

118 5 5
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










—— Sudut pandang orang pertama ——









Dentingan jam dinding menemaniku di malam yang cukup dingin ini. Hanya jam dinding yang selalu menemani dan menghiburku. Ku lirik handphone yang tergeletak di meja dekat ranjang. Terlihat ada beberapa notifikasi dari Sahabatku, Alea.

Bukannya aku sombong tidak membacanya. Hanya saja, aku sedang tidak ingin melakukan apa pun hari ini. Langit-langit atap menjadi objek pandangku sekarang. Yang sengaja ku dekor dengan bintang tempelan, agar malamku tidak terlalu kesepian.

Di umur 20 tahun ini, aku benar-benar menemukan jati diriku. Jati diri yang sebenarnya, bukan jati diri di balik topeng. Ya, selama ini, aku menggunakan topeng untuk menutupi semua ketakutan dan kesedihanku. Hanya saja, di umur sekarang aku paham. Bahwa ketakutan dan kesedihanku tidak perlu di tutupi lagi.

Handphone ku berbunyi sangat nyaring, membuatku menengok ke arah sumber suara. Sudah kuduga, Alea akan meneleponku.

"Kenapa?" tanyaku.

Gaya bicaraku yang terdengar cuek, bukan hanya kepada Alea, tapi kepada semua orang.

"NAAAAA... BESOK ANTER GUE NONTON NANON DI LAPANGAN, YA... AYOLAH, NAWALA NESYA ANESTA YANG PALING CANTIK DAN PALING BAIK..."

Tentu, kata-kata itu yang akan ia ucapkan ketika ada keinginan. Jika tidak, pasti ia akan mencaci maki.

Aku mendengus sebal. "Perasaan main bola mulu, deh," ketusku.

"YA DIA KAN PEMAIN BOLA DODOL, MASA DIA MAIN LENONG," pekik Ea.

Handpone yang ada tepat di telingaku, aku jauhkan sedikit, karena suara cempreng Ea bisa membuat gendang telingaku pecah.

"Gak mau, gue sibuk," kataku.

"AWAS AJA LU, GAK GUE KASIH HOTSPOT KALAU MAU DOWNLOAD RUN BTS," ancamnya.

Sial. Selalu saja itu ancamannya. Ya mana bisa aku nolak, kalau itu ancamannya. Maklum, anak kost dan anak rantau sepertiku selalu ingin geratisan.

"FIX! KITA BESOK NONTON PERTANDINGAN NANON. GAK PAKE TITIK KOMA. GUE JEMPUT LO SEPERTI BIASA, DADAH NAWA JELEK."

Kan, sudah ku bilang, jika tidak ada keinginan, ia akan berubah menjadi siluman ular.

Sebenarnya, aku tidak tertarik dengan menonton acara seperti itu. Aku lebih memilih diam di kostan, dan tidur. Apalagi menonton bola, mengingat aku memiliki trauma terharap bola.

Segala jenis bola aku takut. Memang agak berlebihan. Tapi, saat aku masih di sekolah dasar, ada seorang pria yang dengan sengaja melempar bola ke kepalaku. Bukan hanya sekali dua kali, tapi puluhan kali. Dan pria itu, yang dulunya aku kagumi.

Karena keseringan menjadi bahan bully, aku menjadi orang yang tertutup dan menyendiri. Kejadian itu membuatku mendapatkan rasa takut yang sangat banyak. Takut dengan bola, takut kegelapan, takut dengan orang asing, menjadi tidak percaya para semua orang, dan takut dengan pria.

Takut dengan pria bukan berarti aku tidak suka pria. Hanya saja, aku belum menemukan seseorang yang tepat untukku. Dulu, ada seorang pria yang selalu ada untukku, dan sudah berjanji padaku tidak akan pernah jauh dan meninggalkanku. Tapi, ternyata ia berbohong.

Buktinya, ia tidak pernah terlihat sampai sekarang, dan mungkin dia sudah lupa denganku. Ada satu yang selalu aku ingat dari dia. Dia selalu menyebutku dengan panggilan Nala. Entah apa penyebabnya, tapi itu membuatku rindu dengan sebutan itu. Dan yang aku sesali, aku lupa dengan namanya.







¤ NANONAWA ¤

💫 NANONAWA 💫 [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang