[05] Ketakutan

19 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





—— Sudut pandang orang ketiga ——







"Huft, capek banget," keluh Nawa yang baru selesai membersihkan diri.

Hari ini ia cukup terlambat pulang ke kostan, selain kerja paruh waktu, Nawa juga baru pulang dari perpustakaan kota, karena harus mencari beberapa buku, untuk mengerjakan tugas. Tentu saja dengan Ea.

Nawa menggosokkan handuk kecil untuk mengeringkan rambut basahnya. Baru saja ia menyandarkan punggung di sandaran ranjang dan ingin rileks dengan melihat beberapa video idolanya, tiba-tiba suara rusuh terdengar di luar kamar Nawa.

"WOYYY!!! KALAU LO GAK BISA AYAR UTANG, JANGAN BERANI MINJEM!"

Suara berat seorang pria membuat Nawa tersentak dan mempause video yang ia tonton. Kedua tangannya dengan refleks bergetar, dan ia mulai panik.

"Plis, kasih waktu, gue minjem jangkanya lima bulan, ini baru tiga bulan." Terdengar suara wanita yang tidak asing di telinga Nawa.

Ya, itu adalah suara Rena, yang menempati kamar di sebelah Nawa.

"GAK MAU TAHU! POKONYA, LU HARUS BAYAR SEKARANG, KALAU ENGGAK, GUE MINTA TEMEN-TEMEN LO BUAT BAYAR UTANG LO!" tegas pria itu.

Tubuh Nawa langsung bergetar dan berkeringat. Tiba-tiba, ia mendengar suara-suara yang sudha menyebabkan ia seperti ini.

"Haha, pahlawannya udah gak ada."

"Lo pikir kita bakal kasihan?

"Udah, telanjangin aja dia!"

"Sumpah, lo jelek banget!"

"Jangan ada yang deketin dia, cewek-cewek jangan mau temenan sama dia."

"Dia bau babi."

"Kenapa lu hidup sih?"

Nawa menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya erat. Ini hal yang akan kambuh, jika ia di keramaian, dan mendengar kebisingan.

Di luar terdengar masih saling debat dan adu argumen, sampai salah satu pria itu nyeletuk, kalau ia akan memaksa tetngga kostan Rena untuk keluar dan membayar utang Rena.

Nawa langsung panik, ia takut kalau pria itu menerobos masuk dan melakukan hal yang tidak-tidak pada Nawa. Tangan Nawa dengan cekatan membawa ponselnya dan menelepon Ea.

💫 NANONAWA 💫 [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang