Yang di sukai oleh Jisoo dari Taeyong adalah mau secuek apapun Taeyong kepadanya, Taeyong akan mendengarkan ceritanya. Apapun pertanyaan ataupun cerita yang keluar dari bibir Jisoo, Taeyong akan mendengarkannya dengan baik dan menatap matanya.
"Kamu tahu 'kan kalau Dalgom itu bulunya warna putih? Dia tuh kalau baru banget di mandiin pasti kerjaannya main di pasir lagi. Terus, nanti dia ngantuk, tidur lagi di kasur aku! Tapi, mau gimanapun dia, aku masih sayang sama majikanku itu, Yong!"
Ya, seperti sekarang.. walaupun Jisoo sedang menceritakan tentang anjingnya yang bernama Dalgom, Taeyong tetap mendengarkannya.
"Terus, dia ga mau di tinggal sendirian, Yong! Masa aku mau ke sekolah dia mau ikut!?" seru Jisoo bersemangat menceritakan tentang Dalgom.
Taeyong menganggukkan kepalanya, "Terus?"
"Yaa~ dia ga bisa ikut, Yong. Dia 'kan ga ada seragam sekolah, belum di beliin sama Mama." Jisoo tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya dengan lucu.
Taeyong menatap Jisoo dan ia senang melihat Jisoo tersenyum lebar ke arahnya. Karena sebelumnya, Jisoo meneleponnya dalam keadaan panik dan menangis sambil menggendong Dalgom dengan erat.
Dan Taeyong ingat betul dengan kejadian itu, sekitar tiga minggu yang lalu.
Ponsel Taeyong berdering, padahal ia baru saja hendak tidur. Melihat layar ponselnya bertuliskan nama Jisoo, akhirnya Taeyong dengan cepat mengangkat telepon itu.
"Hallo?"
"Taeyong.. Dalgom.. Dalgom.. Dalgom..."
Taeyong terdiam, ia mendengar suara isak tangis dari suara Jisoo. "Aku ke sana, kita ke dokter hewan biasa. Ke tempat Kak Anna."
"Iya, Yong.. Dalgom..."
Taeyong tak memutuskan sambungan telepon. Ia masih bisa mendengar suara tangisan dari Jisoo yang terus-menerus memanggil nama Dalgom. Taeyong mengambil jaketnya dan kunci mobil. Dan ia dengan cepat menyetir menuju rumah Jisoo.
Hanya butuh beberapa menit saja dengan keadaan jalan yang sepi, Taeyong tiba di rumah Jisoo. Ia keluar dari mobil dan terlihatlah Jisoo yang masih menangis serta menggendong Dalgom.
"Taeyong.. Dalgom ga mau makan.. dia juga lemas banget." Jisoo menatap Taeyong sedih. Jisoo memeluk Dalgom dengan erat. "Taeyong, aku ga mau kehilangan Dalgom."
Taeyong memeluk Jisoo dan mengelus rambutnya, "Kita bawa ke dokter hewan, ya? Kita ke tempat Kak Anna, sekarang."
Jisoo menganggukkan kepalanya. Taeyong melepaskan pelukan dan jaketnya. Ia menaruh jaketnya di tubuh Jisoo dan menggenggam tangan Jisoo erat.
Di sepanjang perjalanan Jisoo tak henti-hentinya menangis dan Taeyong yang henti-hentinya mengelus rambut Jisoo untuk menenangkannya.
Untung saja dokter langganan mereka masih buka di tengah malam ini. Dan Taeyong menyetirkan mobilnya masuk ke dalam klinik itu.
Taeyong dan Jisoo turun dari mobil. Dokter hewan yang Taeyong kenal itu bernama Anna, ia adalah teman akrab Kakaknya Taeyong. Anna terkejut melihat Jisoo yang menangis dan memeluk Dalgom dengan erat.
"Jisoo, kenapa nangis?" tanya Anna yang terkejut. "Dalgom kenapa?"
"Kak Anna, Dalgom ga napsu makan dan dia lemas. Kayaknya dia juga demam," jelas Jisoo.
Anna menghela napas dan tersenyum, "Ayo sini ke ruangan Kakak, kita periksa bareng-bareng Dalgomnya."
Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan. Anna memeriksa Dalgom yang sangat lemah dan Jisoo menatap cemas Dalgom. Taeyong hanya diam, walaupun ia merangkul Jisoo untuk menenangkannya.
Anna tersenyum dan mendekati Jisoo. "Dalgomnya demam. Kakak sudah kasih vitamin buat dianya. Kamu jangan nangis lagi, ya?"
"Obatnya gimana, Kak?" tanya Taeyong.
Anna menganggukkan kepalanya, "Obatnya nanti langsung ambil ke depan aja. Dalgomnya sudah ketiduran juga, Taeyong."
Taeyong menganggukkan kepalanya, "Makasih banyak, Kak."
"Dalgom demam aja, Kak?" tanya Jisoo.
"Iya, dia demam, Jisoo," jawab Anna lembut. Ia memegang rambut Jisoo dan berkata, "beberapa hari ke depan dia sudah balik sehat lagi, kok."
Jisoo menganggukkan kepalanya dan berkata, "Makasih banyak, Kak."
"Iya, sama-sama," kata Anna. "Pulang, ya? Sudah tengah malam, besok kalian masuk sekolah."
"Iya, Kak."
Walaupun Dalgom sudah tertidur dan mereka pulang menuju rumah, Jisoo masih menangis. Dan Taeyong juga harus memastikan Jisoo dalam keadaan baik-baik saja. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja dan Jisoo tidur walaupun dengan mata yang membengkak, Taeyong baru pulang ke rumah.
Kejadian itu terjadi ketika kedua orang tua Jisoo pergi keluar kota dan kedua kakak Jisoo yang kembali ke rumahnya masing-masing.
Setahu Taeyong, Jisoo tidak pernah menangis. Ia bahkan seseorang yang tidak bisa menangis dengan mudahnya. Dan ternyata tangisan yang di keluarkan oleh Jisoo di perlihatkannya kepada Taeyong.
Dan Taeyong berinisiatif kalau ia tidak akan membuat Jisoo menangis sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
cuek ❝✔❞ ; taesoo
Krótkie OpowiadaniaGimana rasanya punya pacar cueknya kebangetan? Coba tanya Kim Jisoo. 1st book ; CUEK 2nd book ; HAPPY START ; 8 November 2020 TAMAT ; 2 Januari 2021 #15 in jisoo #19 in jisyong #9 in jisyong #8 in jisyong #5 in jisyong #2 in jisyong #22 in taesoo #1...