17 ; panik

3.8K 534 7
                                    

"Aduh gimana dong..."

Jisoo terlihat panik kali ini. Ia melihat kota pembalut yang kosong dan menghela napas berat.

"Demi apa, masa ga ada pembalut???" lirih Jisoo panik. "Masa gue kehabisan pembalut sih?!"

Di kala Jisoo yang sedang kepanikan, Taeyong sedang bersiap untuk datang menjemputnya. Dan di saat itulah Jisoo mengingat tentang Taeyong yang sedang dalam perjalanan menuju rumahnya.

Jisoo mengambil ponselnya dan menelepon Taeyong. Ia mengigit jarinya dengan panik.

"Hallo?"

"Kamu dimana sekarang?"

"Aku? Lagi nunggu lampu merah. Kenapa?"

"Anu.. apa ya.. ehm.."

"Kenapa Jisoo?"

"Ga kenapa-napa, kok!" seru Jisoo yang semakin panik.

Terdengar suara kekehan Taeyong. "Biasanya kamu kalau panik langsung heboh, Jisoo."

"Maaf."

"Jadi, kamu kenapa? Mau minta tolong apa?"

Jisoo bingung ingin meminta tolong seperti apa, ia terlihat sangat malu dengan wajah yang mulai memerah dan telinganya yang juga ikut memerah. "Bisa tolong belikan aku pembalut, Yong?"

"Apa? Pembalut apa?"

"Pembalut apapun itu, buat bulanan, Yong."

"Pembalutmu habis?"

"Iya, hehe."

"Ya sudah, nanti aku belikan."

"Makasih ya?"

"Iya sama-sama."

Baru saja Jisoo ingin mematikan sambungan telepon. Taeyong memanggilnya.

"Jisoo?"

"Ya?" tanya Jisoo bingung.

"Kamu jangan panik. Ga apa-apa aku beliin kamu pembalut. Jadi, jangan panik."

Jisoo terdiam. Bagaimana Taeyong tahu kalau dirinya sedang panik?

"Maaf."

"Kamu istirahat dulu. Perutnya sakit ga?"

"Iya, aku istirahat kok. Engga sakit perutku. Kamu hati-hati."

"Iya, kalau sakit perutnya bilang, ya?"

"Iya, Taeyong."

Dan barulah sambungan telepon tadi terputus. Raut wajah Jisoo memerah menahan malu mendengar perkataan dari Taeyong.

Sepertinya Taeyong seorang cenayang atau pawang mistis karena mengetahui apa yang Jisoo rasakan.

Berbeda dengan Jisoo yang menahan malunya, Taeyong sudah memarkirkan mobilnya di sebuah swalayan yang tak jauh dari lampu merah tempatnya menunggu tadi.

Dengan raut wajah yang berusaha mengingat nama pembalut milik Jisoo yang sudah di beritahu olehnya, Taeyong berjalan keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam swalayan itu.

Tapi, baru juga ia meninggalkan mobilnya, Taeyong kembali lagi berjalan menuju mobilnya.

Dompetnya tertinggal.

"Oalah, ngapa pula dompet ketinggalan." Taeyong terkekeh. Ia mengambil dompetnya dan memasukkan dompet ke saku belakang celana dan menutup pintu mobil. "Jisoo.. Jisoo.. ada-ada aja nih anak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cuek ❝✔❞ ; taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang