12 ; mirror

3.9K 608 33
                                    

Mari kita kembali ke masa lalu dimana Taeyong yang tiba-tiba menyatakan perasaannya kepada Jisoo di kantin.

Sebenarnya, mereka berdua itu sudah lama kenal. Dari kecil satu sekolah mulu hingga akhirnya mereka bisa satu kelas di SMA.

Yang dulunya hanya tahu nama sampai akhirnya saling membutuhkan satu sama lain.

Jisoo yang akrab sekali dengan Bona akhirnya mau tak mau juga harus mengakrabkan diri dengan Johnny dan Taeyong.

Ya, Johnny sudah menjadi kekasih Bona sejak mereka SMP. Sebenarnya, Jisoo tak masalah mengakrabkan diri dengan Johnny. Tapi, ia lumayan takut dengan Taeyong.

Kenapa Jisoo takut dengan Taeyong? Taeyong itu benar-benar dingin dan ia tidak akan segan-segan untuk menjawab seadanya. Bukan berpura-pura menjadi seseorang yang dingin, tapi watak Taeyong memang seperti itu.

Untuk kali ini, yang berbeda dari biasanya adalah Taeyong dan Jisoo yang duduk berhadapan tanpa adanya Bona dan Johnny.

Mereka berdua duduk tepat di tengah-tengah kantin dengan kesibukan masing-masing.

Taeyong yang sibuk dengan kertas-kertas OSIS sedangkan Jisoo yang hanya menemaninya saja.

"Yong, lo ga capek?" tanya Jisoo.

Sebenarnya, Jisoo tak terlalu senang dengan suasana hening. Ia yang bawel tentu saja berlawanan dengan Taeyong yang menyukai ketenangan.

"Ga," jawab Taeyong tanpa berniat menatap Jisoo.

Jisoo menghela napas dan mengacak rambutnya kesal. Ia menatap Taeyong dengan kedua tangan yang memangku dagunya.

Jujur saja, Jisoo sudah terpesona dengan Taeyong sejak dulu. Benar, tak ada seorangpun yang tak terjatuh dari pesona milik Taeyong. Semua orang menyukai Taeyong.

"Jisoo," panggil Taeyong sambil menatap Jisoo dan menaruh kertas-kertas.

Jisoo ikut menatap Taeyong dan menganggukkan kepalanya, "Kenapa?"

"Jadian, yuk?" tanya Taeyong.

Jisoo terdiam, ia mengangkat dagunya dan wajahnya mendadak memerah mendengarkan pertanyaan dari Taeyong. Taeyong hanya diam, tapi ia tersenyum ke arah Jisoo.

Jisoo semakin tak percaya dengan ucapan Taeyong, karena raut wajah Taeyong tak memperlihatkan kalau ia sedang serius.

"Lo lagi kemasukan setan apa gimana?" tanya Jisoo.

Taeyong menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Engga, kasihan setan di fitnah sama lo."

"Bukan gitu, Yong. Maksud gue, kok lo aneh? Dan gue bingung, kenapa lo senyum ke gue?" Jisoo semakin bingung dengan tingkah Taeyong. "Lagipula, lo nge-prank gue, 'kan?"

Taeyong menghela napas, "Jadi, lo ga nyangka gue bakalan gini?"

"IYA! IYA KALI SEORANG LEE TAEYONG KAYAK GITU!" pekik Jisoo semakin tak percaya. "Iya kali mendadak?"

Taeyong tertawa mendengar pekikan Jisoo. Wajah Jisoo sudah semakin memerah bersamaan dengan telinganya yang mendadak memerah juga.

"Apa alasan lo nanya gitu ke gue sih, Yong?" tanya Jisoo.

Taeyong mengerutkan dahinya dan menjawab, "Emang ngajak orang jadian harus ada alasan?"

"ADA LAH!" pekik Jisoo lagi. "Maaf." Jisoo menundukan kepalanya, karena ia merasa tak sopan karena terus-menerus memekik di hadapan Taeyong. "Maaf, jadinya ga sopan."

"Engga apa-apa, wajar lo kaget," kata Taeyong.

Taeyong bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Jisoo. Seisi kantin memperhatikan mereka berdua tanpa ingin mengganggu apa yang terjadi di antara Jisoo dan Taeyong saat ini.

"Lo mau tahu, 'kan?" tanya Taeyong. "Ya karena ini..."

Taeyong berjongkok dan memegang erat kedua tangan Jisoo tanpa berniat melepaskanya. Dan Jisoo menyaksikan perlakuan Taeyong tanpa berniat untuk bertanya lagi.

Taeyong tersenyum dan ia mulai mengelus rambut Jisoo. "'Cause I don't wanna lose you now, I'm lookin' right at the other half of me." Taeyong menatap mata Jisoo dengan serius dan ia kembali tersenyum. "Seperti lagunya Justin Timberlake, it's like you're my mirror."

Jisoo benar-benar blank karena ini dan tolong pegang Jisoo karena ia sebentar lagi akan pingsan.

cuek ❝✔❞ ; taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang