20

1.3K 169 59
                                    

Masih di dalam bar yang sama dengan kedua orang yang sama. Mingi kini sedang duduk di ruang VIP bersama seorang pria bernama Doyoung yang dengan tak tahu malu langsung menyeretnya kemari.

"Mau pesan apa? Vodka lagi?", tanya pria manis itu sembari melambaikan tangannya kepada waiters yang menunggu didepan pintu.

"Apa menurut lo gua masih ada niat untuk minum?"

Doyoung melihat wajah Mingi, menyentuhkan tangannya kedagu seakan sedang berpikir keras.

"Engga. Tapi kamu harus menemaniku di sini."

"Kenapa harus?"

"Bukankah kamu mau mendengar lebih jauh tentang Mingyu?"

Jari-jari yang semula mengetuk pinggir sofa kini terhenti. Atensinya sepenuhnya beralih pada pria yang kini sedang tersenyum manis penuh makna kearahnya.

"Aku tahu segalanya tentang Mingyu, loh. Apa kamu ga penasaran?"

Doyoung bergerak mendekat kearah Mingi. Memposisikan dirinya berdiri di hadapan pria bermata elang tersebut. Menaikkan kedua kakinya keatas sofa dengan kaki kanan berada diantara selangkangan Mingi dan kedua tangan yang melingkar pada leher sang dominan.

Terlihat menggoda dengan wajah manis itu, namun Mingi tak tertarik jika itu bukan Yunho.

"Kamu ga menarik jadi menyingkirlah."

Mingi mendorong tubuh Doyoung hingga pria manis itu terhuyung kebelakang.

"Ck, kasar sekali."

Tidak peduli dengan ucapan Doyoung, Mingi segera bangkit dan pergi meninggalkan pria manis itu yang sedang terduduk diatas meja.

Seringaian terpatri indah pada bibir tipisnya. "Hm. Biarkan kali ini dia pergi, toh sebentar lagi kita akan bertemu."

Di dalam ruang serba putih dan biru itu, dua anak adam sedang asik berbincang diatas kasur. Yunho yang bersandar pada kepala ranjang rumah sakit dan Mingyu yang duduk dipinggirnya.

Setelah kepergian Mingi, Yunho kemudian mengajak Mingyu untuk sedikit berbincang menanyakan hal apa saja yang ia lupakan. Dengan senang hati Mingyu menjawab setiap pertanyaannya, walaupun sedikit ditambahkan bumbu pemanis.

"Dulu kita adalah sepasang kekasih namun kamu pergi ke luar negeri untuk sekolah dan saat kembali ke sini sudah mendapati aku yang bertunangan dengan Mingi?", tanya Yunho yang dibalas anggukan oleh Mingyu.

Pria berkulit tan itu tersenyum tipis, maniknya seakan menunjukkan kesedihan yang membuat hati Yunho teriris. Apakah cerita Mingyu dapat dipercaya? Jika memang benar, itu berarti ia adalah pria yang sangat bodoh karena menyia-nyiakan lelaki sebaik Mingyu dan memilih pria kasar seperti Mingi.

Ini hanya asumsi sesaat setelah bertemu kedua pria tersebut. Melihat tingkah Mingi yang emosional ia jadi menyimpulkan bahwa pria itu sangat tempramen. Apakah Mingi pernah berbuat kasar padanya?

"Yunho?", panggil Mingyu yang memecah lamunannya.

"Ya?"

"Aku rasa sudah waktunya untuk pulang, jam besuk sebentar lagi habis."

"Oh, begitu. Terima kasih karena sudah mampir."

Mingyu mengusak surai hitam milik Yunho. "Sama-sama. Kamu bisa bertanya apapun padaku atau jika butuh tempat bercerita silahkan hubungi aku kapanpun." Ia menaruh secarik kertas diatas nakas meja yang berisikan beberapa angka di dalamnya.

Mistake [Minyun/Yungi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang