7

2.6K 308 321
                                    

Yunho terbangun di kamarnya, dengan posisi ia yang bersadar semalaman pada tubuh mingi. Buru-buru yunho bangun dari dekapan mingi dan menampar pipi mingi, bermaksud membangunkan bukan ngajak gelud.

"Oi, bangun."

"Hmm." Mingi merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Rasanya seperti habis mengangkat beban yang berat hehe.

Yunho menarik lengan mingi agar duduk lebih tegap, "Ayo bangun sudah pagi, mamah pasti nungguin di bawah."

Baru saja yunho ingin beranjak pergi tetapi lengannya langsung ditarik kembali oleh mingi yang membuat tubuh yunho otomatis terjatuh di atas mingi.

"Ck apaan sih?!", ucap yunho kesal karena mingi seenaknya menarik lengannya.

Mingi tersenyum yang membuat kedua matanya hanya terlihat segaris, "Morning kiss."

"Morning kiss bapakmu." Yunho menampar bibir mingi lalu bernajak bangun dari posisinya yang mendindih tubuh mingi.

Yunho memberikan sepasang baju dan handuk bersih, menyuruh mingi untuk segera mandi. Ia segera pergi keluar dari kamar. Yunho berdiri di depan pintu kamarnya, wajahnya memerah sempurna.

Yunho menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "Ish gila." Gumam yunho pelan ketika mengingat jaraknya dengan mingi yang sangat dekat dan saat ia mengingat tangannya yang menyentuh dada bidang mingi.

Yunho menangkup kedua pipinya yang terasa panas, "Rezeki pagi."

"Abis iya iya, ya lo berdua?"

"Bangs—" Yunho hampir saja mengumpat karena ulah wooyoung. Kenapa juga wooyoung sangat sering datang mendadak?

"Lo bikin kaget aja sih!"

"Lagian lo ngapain berdiri di depan pintu kamar sambil gumam sendirian kayak orang gila—"

"— Oh? Wajah lo kenapa? Ko merah banget?" Goda wooyoung ketika melihat seluruh wajah yunho – bahkan sampai leher putihnya – memerah sempurna.

Yunho berdecak kemudian berjalan melalui wooyoung begitu saja tanpa berniat menjawab pertanyaannya. Sementara wooyoung hanya terkekeh pelan katika melihat tingkah kakak tirinya itu.

Perlahan tawa wooyoung memudar seiring dengan menghilangnya punggung yunho dari indera penglihatannya. Wooyoung tersenyum getir melihat yunho yang berjalan pergi darinya. Apa yunho tidak bisa berjalan ke arahnya?

"Lo suka banget sama yunho, ya?"

Wooyoung sedikit tersentak ketika mingi sudah berdiri tepat di depan pintu kamar yunho, kapan dia keluar? Wooyoung tidak merasakan kehadirannya, jangan-jangan yang di hadapannya hantu?

"Oi, bengong. Kesambet lo nanti repot urusannya, apalagi kalau viral."

Yunho mengerlingkan matanya, "Mana ada setan pagi-pagi, kecuali lo setannya." Buru-buru wooyoung langsung pergi meninggalkan mingi sendirian di depan pintu kamar yunho.

Mingi menatap wooyoung, "Jangan sakitin san, dia anak baik." Seketika langkah wooyoung terhenti ketika mendengar ucapan mingi.

Wooyoung mengeratkan genggamannya, berbalik menghadap mingi lalu menatapnya serius. "Gua ga bisa mencintai san, tapi gua ga akan pernah menyakiti dia, gua janji."

Mingi menghela nafasnya dan mengangguk. Wooyoung tersenyum lalu benar-benar pergi meninggalkan mingi.

Mingi menyenderkan kepalanya pada pinggiran pintu kamar, memejamkan matanya karena merasakan kepalanya yang berdenyut. "Gua harap takdir kita ga bersinggungan."

"Udah bangun? Sini sarapan dulu." Ajak nyonya jung ketika melihat mingi yang baru datang.

Mistake [Minyun/Yungi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang