9

1.7K 260 141
                                    

Ting... Tong....

"Sebentar", teriak san dari dalam apartemennya. Lagi pula siapa sih yang datang tengah malam begini?

Cklek

"Siapa ya?- Huh? Wooyoung?!" Kaget san begitu mendapati wooyoung yang terduduk di depan apartemennya.

Buru-buru san mengangkat tubuh wooyoung dan menyeretnya masuk, bau alkohol menyeruak dari seluruh badan wooyoung, dapat dipastikan lelaki ini mabuk berat, untung saja ia tidak mengalami kecelakaan saat mengemudi.

San membanting tubuh wooyoung pada kasurnya. Tenaganya serasa terkuras habis karena harus menyeret tubuh wooyoung dari depan pintu apartemennya hingga ke dalam kamar. San pergi ke dapur untuk mengambil air putih dan membuatkan sup pereda mabuk untuk wooyoung.

San sedang menyiapkan bahan-bahan masakannya sebelum ia merasa terkejut dengan dua lengan yang melingkari perutnya secara mendadak yang jelas pelakunya adalah jung wooyoung.

San menghela nafasnya lelah, ia tahu pasti terjadi sesuatu dirumahnya, tidak, lebih tepatnya terjadi sesuatu dengan yunho karena hanya yunho-lah orang yang dapat membuat wooyoung menjadi seperti ini.

San berusaha menyingkirkan tangan wooyoung dari perutnya, "Lepas, gua mau masak."

Wooyoung yang tadinya menyandarkan kepala pada ceruk leher san, ketika mendengar san tidak mengucapkan kata 'aku' seperti biasanya langsung membuat dahinya mengernyit bingung.

"Kenapa gaya bicara kamu berubah?"

Hati san terasa nyeri ketika mendengar setiap ucapan yang keluar dari bibir wooyoung. San tahu harusnya ia tidak mengharapkan cinta dari wooyoung, san tahu ialah yang salah dari awal karena memberi penawaran gila seperti ini kepada wooyoung hanya karena dulu wooyoung adalah sahabatnya.

Sekarang san lelah. Lelah karena wooyoung memperlakukannya secara lembut, tetapi yang ada di pikirannya bukanlah dia. Lelah ketika wooyoung menyentuhnya tetapi yang terpancar di mata wooyoung bukanlah cinta. Lelah karena hati dan fisiknya sudah lama terluka.

Sudah cukup, san harus mengakhirinya sebelum perasaannya pada wooyoung semakin dalam. "Lepas, young. Lebih baik lo pulang aja, gua lagi ingin sendirian." San melepas tangan wooyoung dari perutnya, lalu mendorong tubuh itu menjauh.

Tubuh wooyoung menghantam pinggir meja makan lalu terjatuh ke lantai karena ia masih mabuk dan tidak dapat menjaga keseimbangannya. Tapi karena perlakuan san barusan, kesadaran wooyoung langsung kembali sebagaian walaupun kepalanya masih sangat pusing.

"San?" Panggil wooyoung sembari menatap manik san yang sedikit berkaca-kaca.

San mengusap kasar kedua matanya, "Pulang sekarang juga." Ucapnya final lalu pergi meninggalkan wooyoung, berniat memasuki kamarnya.

Sebelum benar-benar menutup pintu kamarnya, tangan wooyoung lebih dulu menghentikan pergerakan pintu tersebut. San menatap tajam ke arah wooyoung, berusaha menekan pintu itu sampai tertutup. Namun sayang, tenaganya tidak sebanding dengan wooyoung yang menyebabkan pintu itu terbuka lebar setelah wooyoung menghentaknya dengan keras.

San berjalan mundur ketika melihat wooyoung memasuki kamarnya dengan sorot mata yang sulit dijelaskan. "Kenapa?", gumamnya.

San terus berjalan mundur hingga tubuhnya menghantam lemari yang ada di belakangnya, ia menatap wooyoung yang semakin mendekat ke arahnnya.

San meneguk salivanya kasar, matanya menelusuri sekeliling kamarnya, berusaha mencarai benda yang dapat membantunya melindungi diri dari wooyoung. Terlihat sebuah penggaris besi di atas nakasnya, buru-buru san mengambil penggaris itu dan menodongkannya ke arah wooyoung.

Mistake [Minyun/Yungi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang