18

1.6K 209 83
                                    

"Yunho."

Yunho membuka kedua matanya, terlihat hamparan rumput luas mengelilinginya dengan sebuah pohon besar berada ditengahnya. Hembusan angin membuat beberapa helai rambutnya melayang-layang.

"Dimana ini?", ucapnya bingung.

Yunho tersentak ketika ada sebuah tangan kecil menarik ujung bajunya. Saat menoleh ia melihat seorang anak laki-laki berumur sekitar lima tahun sedang menatapnya lekat. Yunho menajamkan penglihatannya ketika merasa familiar dengan wajah anak tersebut.

Seakan wajah itu sangat yunho rindukan.

Lamunannya buyar ketika anak itu memberikan setangkai mawar putih padanya. Dengan senang hati yunho menerima setangkai mawar tersebut lalu menghirup harumnya yang menenangkan.

"Terima kasih. Siapa namamu jagoan kecil?", tanyanya lembut.

Anak itu menyentuhkan jari telunjuknya pada dagu, membuat pose sedang berpikir yang dapat membuat yunho terkekeh karena gemas.

"Aku ga tau. Apa kamu mau memberiku nama?", ucapnya penuh harap agar yunho mau memberikannya sebuah nama.

"Ah, bolehkah?"

Anak itu mengangguk semangat hingga tubuhnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh kalau saja yunho tidak segera menangkap tangan kecil itu.

"Hampir saja kamu terjatuh. Kamu ceroboh sekali, mirip seperti- ng? Siapa ya?", yunho mengernyitkan dahinya ketika baru saja ia merasa anak ini mirip dengan seseorang, namun yunho tidak dapat mengingat siapa orang itu.

"Hehe maaf. Aku sedikit ceroboh seperti ayahku."

"Begitukah? Kalau begitu kamu harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang agar ga menjadi pria dewasa yang ceroboh di kemudian hari."

Anak itu memasang pose hormat pada yunho. "Ay, aye, captain!"

Yunho mengusak kepala anak itu. Entah kenapa ia merasa terikat dengannya dan ingin terus berada di samping anak ini.

"Minho."

Anak itu menatap yunho bingung.

"Bagaimana jika namamu minho?", ia mensejajarkan tingginya dengan anak itu sembari memberikan senyuman manis padanya. "Karena kamu anak yang baik, nama itu cocok untukmu."

Anak itu tersenyum ceria. "Berarti sekarang namaku minho. Kamu boleh memanggilku minho."

Yunho tertawa melihat tingkah menggemaskan minho. Perasaannya juga bahagia setelah memberikan anak ini nama. Seperti memberi nama pada anak sendiri.

Minho menarik tangan yunho agar pria dewasa itu berjalan mengikutinya. "Ayo ikut aku. Kita akan mencari jalan pulang."

Yunho tidak mengerti dengan apa yang minho katakan, namun kakinya tetap melangkah seiring dengan tangan kecil itu yang terus menariknya.

Mereka berjalan melewati hamparan rumput yang luas. Perlahan rumput hijau ini berubah menjadi hamparan bunga-bunga kecil yang dapat membuat mata yunho terkagum karena keindahannya.

"Wah, dimana ini?"

Minho menghentikan langkahnya kemudian anak itu duduk pada hamparan bunga yang ada. Memetik satu persatu bunga itu dan merangkainya menjadi sebuah mahkota.

"Kamu tidak ingin membuat mahkota juga?", tanyanya pada yunho yang masih setia berdiri memandangi kerja keras minho disana.

Yunho tersenyum lalu ikut duduk di sebelah minho, melakukan hal yang sama seperti apa yang anak itu lakukan. Mereka tertawa ketika melihat hasilnya tidak terlalu bagus, lalu mengulangi lagi pembuatan mahkota bunga tersebut.

Mistake [Minyun/Yungi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang