0.3

776 130 23
                                    

Suzy tampak bahagia ketika mendapati kakaknya di apartemen miliknya, sudah lama sekali Ia tidak bertemu dengan kakaknya-Bae Namjoon. Namjoon memang memiliki rumah di Seoul, namun tiga tahun lalu lelaki itu memutuskan untuk menetap di Thailand mengurus bisnisnya di sana.

Bae Namjoon, disaat umurnya menginjak tujuh belas tahun lelaki itu memutuskan untuk pergi ke Thailand mengikuti temannya namun tidak sampai menetap disana, satu bulan sekali lelaki itu akan menyempatkan pulang menemui Suzy. Suzy harus mengakui kerja keras kakaknya yang bisa sukses tanpa bantuan sepeser pun dari kedua orangtuanya. Perempuan itu masih ingat, satu bulan setelah perceraian kedua orangtuanya Namjoon memutuskan untuk keluar dari rumah Ayahnya tanpa Suzy tahu alasannya kenapa.

Saat itu Suzy bersikeras untuk ikut bersama Namjoon meski pun Namjoon berkali-kali menolaknya bahkan kakaknya mengancam tidak akan menganggap Suzy adik jika Ia masih bersikeras ingin mengikutinya. Namun Suzy tetaplah Suzy, anak yang paling keras kepala yang pernah Namjoon temui dan dengan terpaksa Namjoon pun diam-diam pergi membawa Suzy dari rumah Ayahnya.

Satu bulan berlalu, Namjoon mulai menyadari bahwa kehidupan di luar tidak sebaik yang Ia bayangkan. Jangankan untuk membayar uang sewa tempat tinggal, untuk makan sehari-hari pun sulit walau pun Ia sudah bekerja seharian sampai punggungnya terasa remuk. Lelaki itu sangat menyesal membawa Suzy ikut bersamanya, tubuh berisi Adiknya mulai menyusut. Tidak jarang Adiknya hanya minum air kran seharian. Namun jauh di hati kecilnya Ia teramat sangat kecewa, kecewa terhadap Ayah dan Ibunya. Tidak ada satu pun dari mereka yang mencari keberadaannya dan Suzy.

Keesokan harinya Namjoon bertemu dengan lelaki yang memiliki umur beberapa tahun diatasnya, Shin Dong Hook namanya. Lelaki itu menawari Namjoon untuk bekerjasama membangun bisnis di Thailand. Tanpa pikir panjang Namjoon menerima tawaran itu dan dengan terpaksa mengantarkan Suzy kembali ke rumah Ayahnya.

"kau masih berhubungan dengan Choi Siwon?" Suzy hanya bisa memperlihatkan gigi putihnya sebagai jawaban atas pertanyaan kakaknya. Membuat Namjoon mendengus kecil.

"oppa sudah mengatakannya sejak dulu bahwa Ia tidak baik untukmu." Suzy hanya diam mendengar ucapan kakaknya, sampai sekarang Ia tidak pernah tahu kenapa Namjoon begitu tidak menyukai Siwon.

"tidak baik bagaimana oppa? Siwon oppa sangaaat baik. Oppa tahu selama enam tahun ini Siwon oppa lah yang selalu membantuku, aku penasaran kenapa sejak dulu oppa tidak menyukainya?" Suzy membuang muka, tidak terima dengan ucapan Namjoon.

"kau tidak tahu masala.."

"maka dari itu beritahu aku apa masalahnya! Oppa tahu aku sangat mencintai Siwon oppa, oppa juga tahu Siwon oppa sangat berarti bagiku. Tapi kenapa oppa selalu memintaku untuk menjauhinya? Beritahu aku satu alasan kenapa aku harus membenci lelaki baik itu." Suzy berbalik menatap Namjoon lurus.

Namjoon membuang napasnya pelan, "Ya Tuhan aku baru saja kembali dan kenapa pembicaraan kita seserius ini." Namjoon mendekati adiknya, mengalungkan tangan kirinya di leher Suzy. Membuat perempuan itu merasa tercekik.

"lepaskan oppa!!" Suzy memukul Namjoon dengan kedua tangannya, namun bukan melepaskan Namjoon malah semakin mengeratkan pelukannya membuat keduanya tertawa lepas.

"kau mau ikut ke Daegu?" Namjoon mencoba mengalihkan pembicaraan.

Suzy yang mendengar ucapan Namjoon mengerutkan keningnya, "kau ingin menemui Ayahmu?" Namjoon men-jitak kepala Suzy ketika  mendengar pertanyaan perempuan itu.

"dia juga Ayahmu Suzy!" Suzy mengangkat sebelah bahunya tak acuh.

"ah jangan-jangan kau ingin menemui adikmu ya.." Suzy tertawa cukup keras bermaksud men-jaili kakaknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

ConsciousnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang