1.6

765 130 41
                                    

Bae Ill Woo terheran melihat Taehyung berdiri didepannya, berpikir apa kiranya yang membuat menantunya mengunjungi dirinya di kantor.

"Abeoji, bagaimana kabarmu?" Taehyung mengulurkan tangannya membuat lelaki paruh baya itu mau tidak mau menerima sapaan tangan Taehyung.

"Baik, apa yang membawamu ke sini? Apa kau berniat memperlihatkan surat cerai mu dengan Suzy?" Taehyung meringis kecil, sedikit merasa tersinggung atas ucapan mertuanya.

"Tidak Abeoji, aku tidak akan menceraikan istriku. Aku sudah mulai mencintai.."

"Apa kau pikir aku mempercayaimu?" Bae Ill Woo dengan cepat memotong ucapan Taehyung membuat lelaki itu terdiam tidak melanjutkan ucapannya.

"Maaf.." Tn. Bae menghela napas kasar mendengar ucapan Taehyung.

"Seberapa banyak pun kau meminta maaf, itu tidak akan membuatku mudah mempercayaimu lagi Kim Taehyung. Bahkan saat ini aku merasa bodoh telah menitipkan putriku pada pria seperti mu." Taehyung mengepalkan kedua tangannya merasa gagal menjadi suami juga pria yang dipercayai oleh lelaki didepannya.

"Aku akan membuktikan bahwa aku benar mencintai Suzy." Taehyung tersenyum kecil meyakinkan Ayah mertuanya.

"Dengan membohongiku lagi?"

Taehyung menggeleng kecil, "tentu saja tidak. Aku akan berusaha membahagiakan Suzy dan membuktikan dengan menghadirkan malaikat kecil kami."

Bae Ill Woo tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar Taehyung menyinggung soal anak, apa mungkin Taehyung sudah berubah dan menerima Suzy sepenuhnya? Tanpa disadarinya Bae Ill Woo tersenyum kecil membayangkan itu.

"Abeoji, beri aku kesempatan sekali lagi. Aku mohon."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau sudah mengurus semuanya?"

"Ya, aku sudah mengerjakan semuanya. Ah ya Abeoji, sebelum hari peresmian itu bolehkah aku meminta waktu libur selama satu minggu?" Tn. Kim mengerutkan keningnya mendengar permintaan Taehyung.

"Untuk apa waktu selama itu?"

Taehyung berdehem kecil, "begini, aku belum sempat mengajak istriku berlibur dan aku ingin menghabiskan waktu satu minggu itu hanya berdua dengannya."

"Bukankah selama ini juga kalian hanya tinggal berdua?" Tn. Kim menatap curiga anak sulungnya.

"Ah itu beda.. yak Abeoji! Kau seperti tidak tahu saja. Sudah. Intinya aku ingin libur selama satu minggu mulai besok." Tn. Kim menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Yak! kau jangan seenaknya."

"Abeoji.. semua pekerjaanku sudah selesai. Apa salahnya aku meminta waktu satu minggu? Hanya satu minggu. Tidak lebih." Tn. Kim menghela napas panjang.

"Terserah mu saja, asal kau pulang membawa kabar bahagia."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kebetulan sekali, kita harus bertemu Taehyung! Sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu." Taehyung terkekeh kecil mendengar ucapan Siwon.

"Sepertinya menyenangkan bisa bertemu lagi dengan orang hebat sepertimu Siwon-ssi."

"Kau selalu berlebihan, hey sudah kukatakan panggil aku Siwon saja. Kita teman, kau ingat itu!"  Lagi-lagi Taehyung tertawa kecil.

"Ya kita dekat karena memiliki masalah yang sama."

"Huh? Menyedihkan sekali kita.. ya sudah aku tutup dulu ya, kalau kau sudah di Seoul kabari aku." Taehyung mengiyakan sebelum keduanya mengakhiri panggilan telponnya.

ConsciousnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang