1.4

727 128 34
                                    

"Do'akan kami ya eomma, semoga malaikat kecil kami segera hadir." Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada Suzy membuat Ny. Bae tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Suamiku akan senang melihat ini," mata wanita paruh baya itu terlihat berkaca.

"Ah iya dimana Abeoji? Aku ingin bertemu dengannya. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

.
.
.

"Aku tidak butuh penjelasan mu, aku juga tidak butuh permintaan maaf mu kurasa semuanya sudah jelas. Aku tidak akan memaksamu untuk mencintai putriku Taehyung, kalau kau tidak berniat membahagiakannya lebih baik kau urus surat perceraian nya dari sekarang."

Ucapan Bae Ill Woo kemarin malam masih terus berputar di kelapa Taehyung. Taehyung kira lelaki itu akan marah, namun dugaannya salah. Bae Ill Woo terlihat tenang saat Taehyung membuka pembicaraan mengenai foto dirinya dengan Nayeon dan dengan mudah meminta Ia untuk membuat surat cerai dengan Suzy. Bukan itu yang Taehyung mau, lebih baik Ia di pukul sampai berdarah dari pada harus mendengar ucapan Ayah mertuanya yang meminta Ia untuk menceraikan Suzy. Taehyung tidak mau. Ia sudah terlanjur mengambil jalannya bersama Suzy.

Suzy mendekati Taehyung yang sedang bersandar di atas kasur dengan tangan memegang buku, namun tatapan lelaki itu terlihat kosong seperti sedang memikirkan masalah berat.

"Apa ada masalah?" Suzy bertanya membuat Taehyung tersadar dari lamunannya.

"Hanya masalah kecil," jawab Taehyung dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Syukurlah." Tangan Suzy mengambil buku ditangan Taehyung. "Lebih baik tidur, aku tahu sejak tadi kau hanya menatap kosong buku ini." Taehyung menghela napas kecil dan tanpa membantah Ia menuruti ucapan istrinya. Entah kenapa hari ini terasa berat bagi Taehyung, mungkin karena ucapan Bae Ill Woo yang terus mengusiknya.

"Mendekatlah, aku ingin memeluk istriku." Suzy yang hendak memejamkan matanya kembali menatap Taehyung.

"Aa..pa?" Taehyung terkekeh kecil lalu mendekatkan diri pada Suzy membuat Ia dengan mudah memeluk wanita itu.

"Suzy-aa.. apa kau masih menyesal menikah denganku?" Suzy terdiam cukup lama sebelum menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Bagaimana denganmu?"

"Aku yang bertanya lebih dulu sayang." Taehyung tak mau kalah membuat Suzy menggigit bibir bawahnya, ragu untuk menjawab.

"Aku tidak tahu, tapi kurasa tidak ada salahnya untuk mempercayaimu." Lagi. Taehyung tersenyum kecil mendengarnya, perlahan lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya pada Suzy membuat wanita itu tenggelam dalam dada bidang suaminya. Mendengar Suzy berkata demikian membuat hati Taehyung menghangat, beban dihatinya seakan hilang. Aku akan berusaha membahagiakanmu Suzy dan aku akan berusaha mencintaimu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
$$$

Taehyung mengerutkan keningnya mendapati Suzy sudah rapih dan duduk di depannya untuk sarapan, "mau kemana?"

"Jalan-jalan, kau kan tidak pernah mengajakku berkeliling Daegu." Taehyung yang sedang makan terbatuk mendengar ucapan Suzy, apa wanita itu sedang menyindirnya?

"Kau mau kita berbulan madu?"

"Yak, bukan itu maksudku. Untuk apa bulan madu jika di rumah saja kita berusaha membuat anak!" Taehyung tidak bisa menyembunyikan senyumannya mendengar ucapan Suzy.

"Kau benar-benar ingin memiliki anak dariku?"

"Apa ucapanmu di depan eomma kemarin hanya omong kosong?" Suzy berucap pelan namun masih bisa didengar jelas oleh Taehyung, ada sedikit rasa kecewa yang wanita itu rasakan. Bagaimana bisa Taehyung hanya asal bicara mengenai keinginannya untuk memiliki anak kemarin?.

ConsciousnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang