1.0

721 142 30
                                    

"masalah sebesar apa yang membuatmu tega membiarkan Suzy berkeliaran di luar dalam keadaan mabuk?"

Taehyung mengepalkan kedua tangannya mengingat kembali ucapan Ill Woo tadi siang, perlahan Ia mundur dan berbalik meninggalkan kamar Suzy.

Apa yang sebenarnya terjadi padamu Suzy?

.
.
.

Taehyung berdehem kecil ketika melihat Suzy sedang menyiapkan sarapan untuk keduanya, lelaki itu sesekali mencuri pandang pada Suzy. Ia bisa melihat mata perempuan itu sedikit bengkak dan Taehyung yakin itu akibat Suzy menangis semalam. Namun meskipun begitu Taehyung tetap enggan bertanya masalah wanita itu.

"Kau akan ke cafe lagi hari ini?" Suzy menghentikan makannya ketika mendengar suara Taehyung, ada jeda cukup lama sebelum Suzy menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Tidak. Aku tidak akan pernah ke sana lagi." Taehyung tampak bingung dengan jawaban Suzy, namun perlahan Taehyung paham. Mungkinkah Suzy menangis karena cafenya harus tutup?

"Sudah.. semuanya akan baik-baik saja Suzy. Jangan terlalu dipikirkan, pakai saja uangku. Itu sudah menjadi milikmu, kalau kurang kau bisa mengatakannya. Selama statusmu masih menjadi istriku, segala keperluanmu adalah tanggung jawabku." Suzy terdiam, mendengar ucapan Taehyung mengingat Ia pada Siwon. Lelaki itu selalu berkata kalau Suzy adalah tanggung jawabnya dan sekarang Ia hanya orang asing bagi Siwon.

"Kau menangis?" Dengan cepat Suzy mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar.

"Tidak! Mana mungkin." Taehyung mendengus kecil.

"Kau tahu Nayeon suka sekali makan di cafemu, sayang sekali cafemu harus tutup. Nayeon pasti sedih mendengar kabar ini." Perempuan itu mengerutkan keningnya, bagaimana bisa Taehyung berpikiran Ia akan menutup cafenya.

"Kau mau kemana? Ini hari libur, tidak mungkin kan kau akan mengajakku jalan-jalan?" Suzy memperhatikan penampilan Taehyung yang sudah rapih.

Senyum Taehyung mengembang, "kau pintar Suzy. Mana mungkin aku mengajakmu, aku akan mengajak Nayeon ke Apsan-salahsatu tempat wisata di Daegu." Suzy mencibir lalu kembali melanjutkan makannya.

"Sepertinya aku akan pulang telat, selain ke Apsan aku ingin mengajak Nayeon ke tempat lain. Apa ada sesuatu yang kau beli? Mungkin saja aku akan membelikannya." Suzy menghela napas kasar, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau tak perlu pulang, bermalam saja dengan kekasihmu itu dan bawakan aku keponakan yang lucu hasil kerja kerasmu dengan Nayeon!" Taehyung tertawa keras mendengar ucapan Suzy, tampaknya suasana hati Taehyung sedang bahagia sehingga hanya menganggap ucapan Suzy sebagai candaan semata.

Mendengar tawa Taehyung membuat Suzy semakin kesal, lelaki itu seolah sedang mengejeknya. Apalagi mengingat kenyataan hubungan lelaki itu baik-baik saja dengan Nayeon, sedangkan hubungannya dengan Siwon? Sudah tidak ada harapan.

"Cepat pergi. Telingaku sakit mendengar tawamu!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung tersenyum kecil mengeratkan genggamannya pada Nayeon, seharian ini mereka sudah menghabiskan waktu di Apsan setelahnya Taehyung ingin mengajak Nayeon makan malam dan mengantar Nayeon pulang.

"Kau senang?"

"Sangat!" Nayeon mengayunkan tangannya membuat tangan Taehyung ikut berayun. Taehyung menatap Nayeon lama, memperhatikan setiap garis wajah perempuan didepannya. Terutama senyum perempuan itu, senyuman yang selalu membuat Taehyung jatuh hati lagi dan lagi.

"Hey jangan terus menatapku oppa!" Nayeon memukul pelan lengan Taehyung. Taehyung tak bergeming Ia tetap melakukan hal yang sama.

"Hanya kali ini biarkan aku melakukannya, aku ingin terus mengingat wajah cantik dan senyum manis yang membuatku jatuh cinta." Nayeon tersipu malu mendengar ucapan Taehyung dan dengan sengaja perempuan itu mendekatkan wajahnya pada Taehyung.

ConsciousnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang