Ketika Cakra bertemu Cio.
"Pak polisi pak polisi culik aku dong~"
"Jangan ikut demo dulu, lagi chaos"
"Jangan jauh-jauh, disini aja!"
"APA SIH? RIWEH AMAT LO!"
Start : 27 Oktober 2020
End : -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Cakra meliburkan diri, karena demam. Tertular dari Elang. Sementara yang menularkan penyakit sudah sehat, dan kembali menjalankan aktifitasnya seperti biasa.
Cio berjalan menghampiri Cakra dengan sebaskom air hangat serta handuk kecil ditangannya, untuk mengompres polisi muda itu.
Tangannya terulur, menempel pada dahi dan leher pemuda itu, mengecek suhunya.
"Masih anget. Dikamar aja, Cak. Rebahan, Ini sakit malah nonton bola sambil makan kuaci, gimana ceritanya" ucap Cio, sembari menempelkan handuk hangat pada dahi Cakra, dan ditahan disana, karena Cakra tidak mau rebahan.
"Cuma demam" balas Cakra mengunyah kuacinya yang baru saja di kupas.
"Tapi tetap penyakit!" ucap Cio, setengah kesal.
Tak lama Darya muncul dari luar rumah, menyerahkan bye-bye fever yang baru saja dibelinya.
Cio menerimanya, mengganti handuk kecil tadi dengan plester kompres demam pada dahi Cakra.
Darya menepis tangan Cakra yang berusaha melepas plester yang baru saja Cio tempelkan.
"Jangan dilepas!"
Cakra merengek, minta dilepas. Membuat Darya dan Cio berbidik ngeri melihat aksi merengek pemuda itu.
"Malu sama badan, hei" ucap Darya menepuk dahi Cakra pelan.
"Sumpah gak suka. Apa ini lengket-lengket gini, dahi gue jadi gatel" keluh Cakra, kembali berusaha melepas plester di dahinya, namun gagal karena tangannya ditarik Cio, lalu di dekap di depan dada pemuda kecil itu.
"Orang sakit, diam!" ucapnya.
Darya mengangguk mensetujui ucapan Cio, melipat kedua tangannya di dada.
Cakra akhirnya diam. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Cio, karena tangannya masih di dekap pemuda kecil itu.
Lama-kelamaan, matanya memberat, efek obat yang diminumnya, membuat ia mengantuk.
Tak lama Cakra jatuh tertidur di bahu Cio, membuat Cio yang merasa beban bahunya bertambah, meminta Darya untuk mengambilkan bantal dan selimut.
Ia dan Darya mana bisa mengangkat Cakra ke kamar, jadi lebih baik di tidurkan pada karpet bulu di depan televisi ini saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.