Ketika Cakra bertemu Cio.
"Pak polisi pak polisi culik aku dong~"
"Jangan ikut demo dulu, lagi chaos"
"Jangan jauh-jauh, disini aja!"
"APA SIH? RIWEH AMAT LO!"
Start : 27 Oktober 2020
End : -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jayden menunduk, merasa canggung dengan situasi saat ini. Jo tak henti-hentinya menatap dirinya.
Semenjak ia memasuki cafe dan duduk di depannya, polisi muda itu tak juga mengeluarkan suaranya, pemuda itu hanya menatap Jayden, sembari sesekali menyesap kopi panasnya.
Jo mengangguk pelan, mendengarkan Jayden dengan seksama.
"Kamu masih belum dapat jawabannya? saya bisa nunggu lebih lama lagi kok, kalo kamu masih belum siap"
Jayden terdiam. Tiba-tiba tenggorokannya tercekat, mendengar penuturan Jo. Di tatapnya dua lensa hitam itu, mencari kebohongan disana.
Tapi, nihil. Yang ia dapat, hanyalah tatapan hangat dan tulus, padanya.
"Aku tu, ngerasa ini terlalu cepat. Imean kita baru ketemu dan kenal beberapa minggu—"
"Sudah sebulan, Ay" potong Jo
Jayden merotasikan matanya, kembali melanjutkan ucapannya.
"Ya. Kurang lebih, udah sebulan, tapi tetap aja, aku gak mau cepat. Aku mau kayak gini aja, boleh ya?"
Jo terlihat mengangkat sebelah alisnya, namu setelahnya, polisi muda itu, mengangguk. Lalu, kembali menyesap kopinya.
"Take your time, Ay"
Jayden menghela nafas lega, walau masih ada sedikit rasa sesak. Setidaknya, ia sudah mengutarakan maksudnya, dan Jo dapat menerima itu.
"Ay?"
Jayden mendongak, mendengar namanya dipanggil.
Oh ya. Mengenai panggilan 'Ay', itu dari Jo. Polisi muda itu membuang huruf J, yang harusnya 'Jay' jadi 'Ay'. Saat ditanya alasan. Jo hanya menjawab, panggilan itu manis. Dan Jayden tak ambil pusing, terserah Jonathan saja.
"Mungkin, nanti malam saya gak bisa vidcall kamu. Ada kerjaan, jadi gak bisa megang hp"
Ritual, panggilan video setiap malam, sampai tertidur, sepertinya sudah menjadi rutinitas keduanya. Mereka menjadi semakin dekat, buktinya Jayden, sudah menggunakan pronoun aku untuk dirinya, pada Jo.
Kening Jayden sedikit berkerut tak suka. "Ya gapapa. Itu juga gak ke harusan kok, gak usah laporan gitu"
Jo tersenyum geli, melihat reaksi Jayden.
"Kamu lucu banget. Bilangnya gapapa, tapi mukanya ditekuk gitu" ucapnya menarik pipi berisi Jayden.
Jayden menepis tangan Jo yang berada dipipinya.
"Jangan cubit-cubit. Sakit tau!"
Jo tergelak, "Hahaha... maaf deh, galak bener"
Jayden mencibir, mengusap pipinya. Menatap Jo, yang juga tengah menatapnya geli.