Gadis itu berjalan dengan terburu buru, terlihat raut wajahnya yang kesal akan sesuatu.Dia menguncir rambutnya yang panjang sebelum membuka pintu gudang di sekolahnya.
Brak
Suara keras dari pintu itu membuat orang orang didalam sana menengok, menatap Athanasia yang sibuk mencari seseorang diantara mereka.
"Bara dimana?" Katanya Dingin.
Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan yang Ana ajukan.
Athanasia menatap segerombolan anak laki-laki tersebut beberapa diantaranya terdapat memar diwajahnya, luka ringan dan darah berdarah segar akibat pukulan benda tumpul.
Ana menghela nafas mencoba meredakan emosinya. Dia mengusap keringat yang mengalir di keningnya dengan kesal.
"Bilang sama Bara, kalo istirahat kedua dia ga muncul di depan muka gue, jangan muncul lagi selamanya." ucap Ana seraya berlalu pergi meninggalkan tempat itu dengan kesal.
"Aman bro." salah satu orang di sana menginterupsi.
"Gila! Ana nyeremin banget kalo marah." kata Danu sambil mengusap kedua telapak tangannya sendiri yang tiba-tiba dingin.
"Bara aja ciut nyalinya sampe ngumpet." Sagara meledak.
"Gue bukan ciut, tapi belum siap aja dengerin omelan dia, nanti yang ada luka gue jadi linu lagi." elak Bara yang tiba tiba muncul dari balik tumpukan meja di ujung ruangan.
"Alah!" Ucap semua nya kompak.
"Sana pergi, lo mau bini lo ngamuk disini lagi." usir sagara.
"Horor anjim kalo dia ngamuk, ga ikutan gue! Takut kena." ucap Kevin asal.
"Santai, gue siapin jiwa dan raga dulu." candanya.
"Yaelah kaya mau ospek aja lo." Danu tertawa melihat Bara seakan memposisikan dirinya untuk bertapa.
"Berhadapan sama si Ana itu adalah melatih mental yang sesungguhnya." ucapnya so serius.
"Cewek lo itu woy!"
"Untung cewek lo ya, Bar?" nada bicara Kevin seperti meledek.
"Untung gue sayang." ucap Bara penuh penekanan dan percaya diri.
"Bucin. Bubar! " teriak Danu dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARAN
Teen FictionMenjadi pacar seorang pembuat onar disekolah adalah sesuatu yang tidak mudah. Athanasia Diana Putri Gadis yang selalu menemani Bara walaupun dia dibuat marah dan kesal, karna bagaimanapun Bara tetap orang yang disayangnya. Dan lagi dia hanya tau...