Ana keluar dari kamar mandi dan mendapati Bara yang masih menunggunya di depan pintu. Lalu mereka jalan beriringan menuju ke tempat teman temannya berada.
Mungkin Bara berlebihan, tapi dia memang seperti itu jika sedang khawatir. Walaupun dia sendiri tau jika anggota Golden tidak akan berani dan tidak akan terang terangan menampakan dirinya di daerah Bara karna ulah ketuanya itu.
"Lo kenapa sih akhir akhir ini?" Ana membuka suara.
Bara menoleh "Apanya?"
"Ya lo kenapa? ga bisa banget jauh dari gue"
"Dih, siapa juga yang kaya gitu" sewotnya
"Ya lo lah bego" balas Ana tak kalah sewot, "Lo ngintilin gue mulu, bahkan sampe ke kamar mandi."
"Takut aja gue kalo nanti lo di culik om om" ujarnya
"Idih. Ga masuk akal banget" Ana kesal, tidak ada hasilnya bertanya pada Bara. Harusnya dia sadar, dari awal pun jika bertanya pada Bara ya begini hasilnya. Bego banget Ana ini, ga mikir panjang.
Drett.. Drettt..
Hp Bara berdering, "Bentar." ujarnya, dia langsung mengangkat telpon itu dan menjauh dari Ana.
Ana lagi lagi dibuat bingung. Jika trio kwek kwek yang menelepon, Bara tidak akan menghindari nya. Lalu siapa? Atau jangan jangan Bara yang selingkuh dibelakang Ana. Ana menjadi khawatir.
Ana benar benar tidak bisa mendengar percakapan itu, Bara bahkan hampir tidak berbicara pada penelpon, jarak mereka tidak terlalu jauh makanya Ana bisa tahu. Niat nya untuk menguping gagal sudah.
Bara menghampiri Ana dengan raut wajah yang sulit diartikan, dia seperti sedang memikirkan sesuatu.
Ditengah tengah jalan mereka di hadang oleh dua gadis, sepertinya Adik kelas. Satu orang terlihat gugup dan yang satunya terlihat antusias menanti.
"Kenapa?" tanya Bara dingin dengan raut wajah yang datar.
Gadis yang terlihat gugup itu berdiri tepat di hadapan Bara. Ah sepertinya Ana tau, gadis gugup ini ingin menembak kekasihnya.
Sudah tidak wajar sih, dari awal masuk sekolah pun wajah Bara sangat menarik perhatian gadis gadis di sekolahnya. Bahkan sampai saat Ana dan Bara Mempublikasikan hubungan mereka, tidak sedikit orang yang masih mendekati Bara dan menyatakan ketertarikannya, berharap Bisa menjadi yang kedua.
"A--aku, su--suka sama kak B-bara" ucapnya terbata-bata "mau g--gak ja--jadi pacar aku?" anak itu tertunduk malu.
Ana sedikit menjauh memberikan ruang diantara mereka, mungkin Ana terlihat santai tapi tetap saja hatinya panas menggebu gebu, walaupun dia tau Bara tidak akan menerima gadis itu.
"Hemm..," Bara so berpikir keras.
"Gimana yang?" tanya Bara yang langsung menatap Ana. Meminta jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARAN
Teen FictionMenjadi pacar seorang pembuat onar disekolah adalah sesuatu yang tidak mudah. Athanasia Diana Putri Gadis yang selalu menemani Bara walaupun dia dibuat marah dan kesal, karna bagaimanapun Bara tetap orang yang disayangnya. Dan lagi dia hanya tau...