Bagian 16 : Jujur

263 18 0
                                    

Ada yang baru nih!
Pemisah bagiannya akhirnya ganti, gak itu terus. Hehe

Anyway, so.. abaikan saja.

Happy reading!!

Enjoy. . .

.

.

.

Ana memegang pinggang Bara saat motor yang di bawanya mulai melaju meninggalkan sekolah, Bara terlihat lebih tenang dari biasanya membuat Ana tidak enak hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ana memegang pinggang Bara saat motor yang di bawanya mulai melaju meninggalkan sekolah, Bara terlihat lebih tenang dari biasanya membuat Ana tidak enak hati

"Bar" panggilnya lembut

Bara hanya berdeham menyahut panggilan Ana

"Kenapa lo ga nemuin gue disekolah belakangan ini?" Ana mendekati kepalanya ke telinga Bara agar terdengar jelas apa yang dia ucapkan.

Padahal baru dua hari itupun hanya di sekolah saja mereka tidak bertemu jika berangkat dan pulang mereka selalu bertemu seperti biasa, hanya saja Ana khawatir karna tidak seperti biasanya Bara tidak menemuinya di jam istirahat

"Kangen lo sama gue?" Ucapnya balik bertanya

"Bar, kalo gue nanya itu di jawab bukan malah balik nanya" ketus Ana

Bara diam beberapa detik, "Gapapa kok yang" sahutnya

"Jangan bohong, Bar"

"Gue cuma males aja" jawabnya

"Lo males sama gue? Males ketemu gue? Males liat muka gue?" perasaan Ana bergetar. Ana memang jarang mengungkapkan atau bahkan mengucapkan isi hatinya pada Bara tapi Ana sangat menyayanginya, bahkan tanpa Ana ungkapkan jauh di lubuk hatinya Ana tidak ingin kehilangan Bara.

"Bukan gitu, An" ucap Bara lembut

"Terus kenapa? Kasih tau alesan nya" Ana berusaha menahan tangis dengan menggigit bibir bawahnya.

Ana khawatir jika rasa sayang Bara mulai terkikis hingga akhirnya Bara memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Tidak! Ana belum siap untuk itu.

Ana memang tipikal orang yang jutek, keras dan lumayan galak bahkan dia selalu terlihat acuh tapi walaupun seperti itu jika itu bersangkutan dengan perasaannya dia bisa menjadi wanita yang gampang menangis dan lembut.

"Gue cuma lagi males kemana mana sayang" Ujarnya

"Bohong" Ana masih tak percaya

"Gue harus bilang apa biar lo percaya hem?" tanya Bara

Ana terdiam, "Tapi lo ga marah sama gue?" pertanyaan Ana membuat bara mengernyit bingung

"Marah kenapa?" tanyanya

"Karna gue bohong sama lo" ujar Ana

"Wait, lo jangan ngomong apa apa dulu" suruh nya, lalu Bara mempercepat laju motornya menuju rumah Ana.

ALBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang