Bagian 2 : Hadiah

1K 67 0
                                    

"Bar, mau kemana?" tanya Ana kebingungan saat menyadari laju motor yang di bawa oleh Bara berlawanan arah dengan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bar, mau kemana?" tanya Ana kebingungan saat menyadari laju motor yang di bawa oleh Bara berlawanan arah dengan rumahnya.

"Kita ke rumah nyokap gue dulu, An." jawabnya.

Ana hanya menurut, lalu mengeratkan pelukannya pada Bara saat motor ninja yang di bawa nya makin kencang.

"Jangan ngebut ngebut ih! Bara." protes Ana kemudian.

"Sengaja, biar dipeluk lo." sahutnya.

"Ga lucu bego!" teriak Ana yang tak terima.

"Hah? Gue emang ganteng." timpalnya asal.

"Apaan sih lo ga jelas! Ga nyambung tau ga?!"

Bara hanya terkekeh kecil, melihat tingkah laku dan raut wajah Ana yang menurutnya menggemaskan dari balik kaca spion yang sengaja dia atur agar dapat melihat sang kekasih.

"Malaikat izrail ga nunggu lo siap dulu buat mati, yang!" ucap Ana saat Bara tak kunjung memelankan laju motornya.

"Tenang yang, sekarang nama gue di black list dulu dari daftar buku kematian." balas Bara.

"Pala lo botak, dikira malaikat pake Death Note," Kesal Ana sedikit menoyor kepala Bara yang menggunakan helm.

Bara tertawa lepas, sangat menyenangkan sekali membuat Ana marah menurutnya. Memang pacar yang tidak punya perasaan, senang sekali membuat wanitanya emosi.

"Pelan pelan ga! Gue ga jadi ikut kalo lo bawa motornya ngebut." ancamnya.

"Yaudah iya, sensi amat sih cewek gue." Bara mengalah, Akhirnya memelankan laju motor yang dia bawa.

" Lagian, lo mau ngapain ke rumah tante Ririn, ga biasanya?" tanya Ana penasaran.

"Rahasia.." jawab Bara dengan nada mengesalkan

"Dih! " kesalnya lalu diam, malas lagi bertanya pada orang menyebalkan di depannya.

Beberapa menit kemudian Ana dan Bara sampai di depan pagar rumah Arina ( Mama Bara).

Penjaga pagar langsung membukakan pagarnya, mempersilakan masuk saat melihat Bara.

"Makasih mang" ucap Bara pada pak Septo

"Iya den." jawab nya sambil menutup pagar kembali.

Mereka masuk ke rumah besar itu, tapi Ana tidak menemukan orang lain selain bu Nina, sang asisten rumah tangga yang tinggal di sana.

"Kok tante Ririn engga ada, Bar?" tanya Ana membuka suara.

"Emang engga ada, gue cuma mau ngambil sesuatu " jawabnya singkat

"Terus ngapain ngajak gue? " Ana bingung, padahal dia bisa mengambil barangnya sendiri saat sudah mengantarkan Ana pulang. Biasanya juga begitu.

"Supaya gue ada yang temenin lah, biar ga keliatan kayak jones. Lagian, lo jadi pacar ga pengertian banget sih." jawabnya.

ALBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang